WACANA PEREMPUAN MISKIN DI PERKOTAAN PADA MATERI STAND-UP COMEDY MPOK CITRA

(ANALISIS WACANA KRITIS SARA MILS) 

POOR WOMEN'S DISCOURSE IN URBAN AREAS IN MPOK CITRA'S STAND-UP COMEDY MATERIALS

(CRITICAL DISCOURSE ANALYSIS OF SARA MILS) 

Studi ini menganalisis wacana perempuan miskin di perkotaan yang direpresentasikan dalam materi stand-up comedy Mpok Citra menggunakan pendekatan Analisis Wacana Kritis Sara Mills. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana realitas sosial dan pengalaman perempuan miskin di perkotaan direpresentasikan melalui humor dan kritik sosial. Data diperoleh dari dokumentasi video stand-up Mpok Citra yang beredar di Youtube, yang dianalisis secara kualitatif dengan fokus pada posisi subjek, objek, dan pembaca dalam wacana yang disampaikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa materi Mpok Citra tidak hanya menghibur, tetapi juga menyampaikan pesan kuat mengenai ketidaksetaraan gender, akses terbatas terhadap pendidikan dan pekerjaan, serta eksploitasi di tempat kerja. Komedi digunakan sebagai alat untuk membuka diskusi mengenai isu sosial yang sering diabaikan, menunjukkan bahwa stand-up comedy memiliki potensi sebagai media advokasi sosial. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pemahaman tentang wacana sosial dalam konteks budaya Indonesia dan relevansi seni pertunjukan sebagai alat perubahan sosial.

This study analyzes the discourse of poor urban women represented in Mpok Citra's stand-up comedy material using Sara Mills' Critical Discourse Analysis approach. The purpose of the study is to describe and analyze how the social reality and experiences of poor urban women are represented through humor and social criticism. Data were obtained from Mpok Citra's stand-up video documentation circulating on Youtube, which was analyzed qualitatively with a focus on the positions of the subject, object, and reader in the discourse conveyed. The results of the study show that Mpok Citra's material is not only entertaining, but also conveys strong messages about gender inequality, limited access to education and employment, and exploitation in the workplace. Comedy is used as a tool to open discussions about social issues that are often overlooked, indicating that stand-up comedy has the potential as a medium for social advocacy. This study is expected to contribute to the understanding of social discourse in the context of Indonesian culture and the relevance of performing arts as a tool for social change.