Tradhisi Koloan Ing Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi (Tintingan Semiotik Kultural: Roland Barthes)
The Koloan Tradition In Kemiren Village, Glagah District, Banyuwangi Regency (Cultural Semiotics Theory)
Abstrak
Tradisi Koloan merupakan salah satu tradisi yang dipegang oleh masyarakat Osing Desa Kemiren sebagai cara untuk melawan kejahatan serta membuang kejahatan yang ada di dalam tubuh dan meminta keselamatan Tuhan dari gangguan yang datang dari hal-hal yang baik. Tradisi Koloan ini dilakukan untuk anak-anak yang akan dikhitan sebagai bentuk pembersihan tubuh sekaligus sebagai bentuk permintaan keselamatan. Tradisi Koloan dilakukan sehari sebelum anak dikhitan. Rumusan penelitian yang akan dijelaskan ada lima hal: 1) Bagaimana asal mula Tradisi Koloan, 2) Bagaimana pelaksanaan Tradisi Koloan 3) Bagaimana ubarampe dan makna denotasi & konotasi ubarampe dalam Tradisi Koloan, 4) Bagaimana fungsi yang terkandung dalam Tradisi Koloan, 5) Bagaimana perubahan yang terjadi dalam Tradisi Koloan. Tujuan yang dapat diperoleh dari penelitian ini yakni dibagi menjadi lima yaiku: 1) Untuk menjelaskan awal mula Tradisi Koloan, 2) Mendeskripsikan pelaksanaan Tradisi Koloan, 3) Menjelaskan makna ubarampe serta makna denotasi & konotasi dalam Tradisi Koloan, 4) Menjelaskan fungsi Tradisi Koloan, 5) Mendeskripsikan perubahan dari Tradisi Koloan. Manfaat meneliti Tradisi Koloan adalah: memberikan wawasan bahwa Tradisi Koloan mengandung pelajaran yang baik; melestarikan budaya; memberikan pengetahuan tentang fungsi dalam tradisi tersebut. Tradisi Koloan akan ditelaah dari sudut pandang Semiotika Kultural. Karena Tradisi Koloan mengandung nilai dan makna dalam masarakat. Rumusan masalah dikupas dengan menggunakan konsep folklor dari Danandjaja, konsep tradisi menurut Funk dan Wagnalls, konsep simbol oleh James P Spradley, konsep semiotika kultural oleh Roland Barthes, konsep fungsi menurut Bascom, dan konsep perubahan kebudayaan dari Sukarman. Penelitian Tradisi Koloan menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah dari dokumentasi hasil observasi dan wawancara. Sumber data diperoleh dengan menggunakan instrumen penelitian berupa handphone dan buku catatan. Instrumen pengumpulan data melalui wawancara, observasi, teknik simak, dokumentasi dan transkripsi. Cara menganalisis data dengan: 1) Open coding; 2) Axial coding; 3) Selective coding. Hasil kajian Tradisi Koloan adalah bahwa Koloan sebagai sarana penolak balak juga memohon keselamatan Tuhan dari gangguan baik sebelum khitanan maupun sesudah khitan. Permohonan keselamatan dilambangkan dengan jumlah ubarampe yang telah diberikan. Permintaan keselamatan dilakukan dengan mengikuti urutan tata laku yang telah pakem dan telah dilaksanakan dalam tradisi koloan di Desa Kemiren. Tata caranya tersebut terdiri dari: 1) Titi siyaga: nyekar, menyiapkan ubarampe, menyiapkan tumpeng; 2) Titi laksana: membakar kemenyan, menyisir rambut, menggunting rambut, medhaki, mengipasi, mencermin, mengusap wajah, meneteskan darah ayam, menaburkan parutan kunyit, menuangkan air bunga telon, mandi, slametan tumpeng suwung dan tumpeng pecel ayam; dan 3) Titi wasana: bersih-bersih; dan menyapu bekas koloan. Kemudian ubarampe dan makna denotasi & konotasi yang terkandung dalam tradisi koloan adalah kemenyan, darah ayam, parutan kunyit, air bunga telon, kipas, bedak, tumpeng suwung, tumpeng pecel ayam. Fungsi Tradisi Koloan akan dijelaskan berdasarkan pemikiran Bascom yang terdiri dari empat definisi seperti sebagai sistem proyeksi, sebagai alat untuk mengesahkan lembaga, sebagai alat pengetahuan, sebagai pemeriksa dan pengawas norma dalam masyarakat untuk dipatuhi oleh anggota kolektif. Fungsi lainnya yang ditemukan yaitu 1) fungsi solidaritas; 2) fungsi agama; 3) fungsi gotong royong; 4) fungsi ekonomi; 5) fungsi pelestarian budaya. Perubahan yang terjadi pada saat acara tradisi koloan adalah tatacara mandi di sungai, nyekar setelah acara koloan, dan meneteskan darah ayam langsung di kepala anak yang dikoloni.
Kata kunci: Tradisi, Semiotika Kultural, Tradisi Koloan.
Abstract
The Koloan tradition is one of the traditions held by the Osing people of Kemiren Village as a way to fight evil and get rid of the evil that is in the body and ask for God's salvation from disturbances that come from good things. This Koloan tradition is carried out for children who will be circumcised as a form of body cleansing as well as a form of request for safety. The Koloan tradition is carried out the day before the child is circumcised. The research formulation that will be explained is five things: 1) How is the origin of the Koloan Tradition, 2) How is the implementation of the Koloan Tradition 3) How is ubarampe and the meaning of ubarampe denotation & connotation in the Koloan Tradition, 4) How are the functions contained in the Koloan Tradition, 5) How changes that occur in the Koloan Tradition. The objectives that can be obtained from this research are divided into five, namely: 1) To explain the beginning of the Koloan Tradition. 2) Describe the implementation of the Koloan Tradition. 3) Explain the meaning of ubarampe and the meaning of denotation & connotation in the Koloan Tradition. 4) Explain the function of the Koloan Tradition. 5) Describe the changes from the Koloan Tradition. The benefits of researching the Koloan Tradition are: providing insight that the Koloan Tradition contains good lessons; preserving culture; provide knowledge about functions in the tradition. The Koloan tradition will be examined from the point of view of Cultural Semiotics. Because the Koloan Tradition contains values and meanings in society. The problem formulation is analyzed using the concept of folklore from Danandjaja, the concept of tradition according to Funk and Wagnalls, the concept of symbol by James P Spradley, the concept of cultural semiotics by Roland Barthes, the concept of function according to Bascom, and the concept of cultural change from Sukarman. The Koloan Tradition Research uses a qualitative descriptive type of research. Sources of data used are from the documentation of observations and interviews. Sources of data obtained by using research instruments in the form of mobile phones and notebooks. Instruments of data collection through interviews, observation, listening techniques, documentation and transcription. How to analyze data by: 1) Open coding; 2) Axial coding; 3) Selective coding. The result of the study of the Koloan Tradition is that Koloan as a means of rejecting logs also asks for God's salvation from disturbances both before and after circumcision. The request for safety is denoted by the number of ubarampe that has been given. The request for safety is carried out by following the order of behavior that has been standardized and has been carried out in the koloan tradition in Kemiren Village. The procedure consists of: 1) Titi siyaga: nyekar, preparing ubarampe, preparing tumpeng; 2) Titi is like: burning incense, combing hair, cutting hair, medhaki, fanning, mirroring, wiping the face, dripping chicken blood, sprinkling grated turmeric, pouring telon flower water, bathing, slametan tumpeng suwung and tumpeng pecel ayam; and 3) Titi wasana: cleaning; and sweep the former koloan. Then ubarampe and the meaning of denotation & connotation contained in the koloan tradition are incense, chicken blood, grated turmeric, telon flower water, fan, powder, tumpeng suwung, tumpeng pecel ayam. The function of the Koloan Tradition will be explained based on Bascom's thinking which consists of four definitions such as a projection system, as a tool to ratify institutions, as a tool of knowledge, as a checker and supervisor of norms in society to be obeyed by collective members. Other functions found are 1) solidarity function; 2) religious function; 3) the function of mutual cooperation; 4) economic function; 5) function of cultural preservation. Changes that occur during the koloan tradition are the procedures for bathing in the river, nyekar after the koloan event, and dripping chicken blood directly on the heads of children who are being colonized.
Keywords: Tradition, Cultural Semiotics, Koloan Tradition.