BIOGRAFI POLITIK SOEPENO DARI ANGGOTA PARTAI SOSIALIS INDONESIA SAMPAI MENJADI MENTERI PEMBANGUNAN DAN PEMUDA TAHUN 1945-1949

POLITICAL BIOGRAPHY OF SOEPENO FROM MEMBER OF THE INDONESIAN SOCIALIST PARTY TO 

BECAME MINISTER OF DEVELOPMENT AND YOUTH IN 1945-1949

Soepeno merupakan tokoh pemuda Indonesia masa revolusi pasca kemerdekaan. Pada periode kabinet Hatta I Soepeno mengemban jabatan sebagai menteri pembangunan dan pemuda. Era tersebut menjadi saksi peran Soepeno dalam berjuang untuk kedaulatan bangsa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Bagaimana perjalanan Soepeno meniti karier menjadi kader politisi partai sosialis tahun 1945 sampai 1948? (2) Bagaimana peran Soepeno sebagai Menteri Pembangunan dan Pemuda era Kabinet Hatta I?. Penelitian ini menggunakan metode ilmu sejarah dimulai dari heuristik, kritik, intepretasi, dan historiografi. Penyusunan penelitian dilakukan setelah mencapai pemahaman fakta dari proses analisis sumber data biografi politik soepeno dari Partai Sosialis Indonesia hingga menjadi menteri pembangunan dan pemuda dalam kabinet Hatta I. sumber sumber yang digunakan untuk melakukan penyusunan penelitian merupakan sumber primer dan sekunder baik berupa dokumen BKNIP, koran sezaman, buku dan beberapa karya ilmiah yang berhubungan dengan biografi politik Soepeno.

Hasil penelitian menunjukkan alasan Soepeno bergabung Partai Sosialis Indonesia adalah karena adanya persamaan prinsip tentang kesejahteraan rakyat. Organisasi Indonesia Muda serta PPPI menjadi landasan Soepeno sehingga bisa masuk ke partai politik dan bertemu dengan para politisi, seperti Hatta dan Sjahrir. Selain itu, hasil penelitian menyimpulkan mengenai tugas soepeno sebagai menteri pembangunan dan pemuda antara lain memastikan perkembangan pembangunan setiap daerah, melakukan kunjungan ke daerah, menampung dan menunjang anggota-anggota perang yang terkena rasionalisasi, mengontrol impor perdangangan, mengatur perpindahan penduduk dari Jawa ke Sumatera, memastikan industrialisasi, menjadi pengerak pemuda Indonesia, melakukan koordinasi dengan organisasi pemuda, dan menjadi salah satu tokoh yang berusaha menggerakkan roda pemerintahan secara diam-diam dalam gerilya pada agresi militer Belanda II.

Soepeno was an Indonesian youth figure during the post-independence revolution. During the Hatta I cabinet period, in Hatta I's cabinet Soepeno held the position of minister of development and youth. This era witnessed Soepeno's role in fighting for national sovereignty. The aim of this research is to find out (1) How did Soepeno go about his career as a socialist party politician from 1945 to 1948? (2) What was Soepeno's role as Minister of Development and Youth in the Hatta I Cabinet era? This research uses historical methods starting from heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The preparation of the research was carried out after achieving an understanding of the facts from the data source analysis process of Soepeno's political biography from the Indonesian Socialist Party to becoming Minister of Development and Youth in Hatta I's cabinet. The sources used to prepare the research were primary and secondary sources in the form of BKNIP documents, contemporary newspapers. , books and several scientific works related to Soepeno's political biography.

The results of the research show that the reason Soepeno joined the Indonesian Socialist Party was because of the same principles regarding people's welfare. The Young Indonesia Organization and PPPI became Soepeno's foundation so he could join political parties and meet with politicians, such as Hatta and Sjahrir. Apart from that, the results of the research concluded that Soepeno's duties as minister of development and youth include ensuring the development progress of each region, making visits to regions, accommodating and supporting members of the war affected by rationalization, controlling trade imports, regulating population movement from Java to Sumatra, ensure industrialization, become a promoter of Indonesian youth,  coordinate with youth organizations, and became one of the figures who tried to move the wheels of government secretly in guerrillas during the Dutch military aggression II.