Dampak Pembuangan Lumpur Lapindo Terhadap Kelayakan Kondisi Air Untuk Budidaya Ikan Air Tawar Di Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo
The Impact of Lapindo Mud Disposal on the Feasibility of Water Conditions for Freshwater Fish Cultivation in Jabon District, Sidoarjo Regency
Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi kebutuhan banyak orang dan oleh karena itu harus dilindungi agar tetap lestari dan manfaatnya tetap terjaga. Kawasan Kali Porong merupakan kawasan yang melalui beberapa Kecamatan di Sidoarjo salah satunya adalah Kecamatan Jabon. Pada tahun 2006 pemerintah menetapkan pembuangan Lumpur Lapindo ke Kali Porong hal tersebut menimbulkan tren penurunan hasil tambak ikan khususnya ikan air tawar dimana dalam kurun waktu 2019, 2020, 2021 mengalami rata-rata penurunan sebesar 1,7-2,1%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pencemaran yang terjadi di pada perairan tambak Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, dalam penentuan letak pengambilan sampel menggunakan metode purpose sampling dan untuk proses pengambilan data parameter yang ada dilakukan secara in-situ dan uji labolatorium, Parameter yang digunakan pada penelitian ini adalah Suhu, pH, DO, dan TSS. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan hasil pengukuran dilapangan dengan Baku Mutu Menurut PP no 82. Tahun 2001 kelas III tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Hasil penelitian ini menunjukkan tambak yang ada di Kecamatan Jabon tidak layak dijadikan untuk budidaya ikan air tawar karena banyak parameter yang tidak sesuai, meski ikan dapat hidup tetapi ikan tidak akan mengalami pertumbuhan yang normal sehingga hal tersebut akan berpengaruh terhadap penurunan produksi tambak, hasil pengukuran suhu secara umum sudah sesuai standart baku mutu namun pada titik B mengalami kenaikan suhu karena dekat dengan pembuangan lumpur lapindo. Nilai DO pada titik A sampai B secara umum tidak memenuhi syarat karena ada pengaruh dari limbah rumah tangga dan pabrik, sedangkan titik C dan D secara umum memenuhi syarat karena jumlah kandungan okigen yang terlarut dalam air tinggi. Nilai pH di titik A, B, dan C mendekati ambang batas asam karena dekat dengan Kali Porong yang tercemar limbah lumpur Lapindo dan limbah rumah tangga. Nilai kandungan TSS tidak merata dan cenderung berubah-ubah dikarenakan sifat dari padatan tersuspensi semakin jauh akan semakin membaik karena material endapan semakin berkurang
Kata Kunci : Kali Porong, budidaya, kualitas air
Water is a natural resource that meets the needs of many people and therefore must be protected in order to remain sustainable and its benefits are maintained. The Kali Porong area is an area that passes through several sub-districts in Sidoarjo, one of which is Jabon District. In 2006 the government determined the disposal of Lapindo Mud to Porong River, this caused a downward trend in fish pond yields, especially freshwater fish, where in the period 2019, 2020, 2021, the average decline was 1.7-2.1%. This study aims to determine the pollution that occurs in pond waters in Jabon District, Sidoarjo Regency.
This research is a quantitative descriptive research, in determining the location of sampling using the purpose sampling method and for the process of taking data the existing parameters are carried out in-situ and laboratory tests. The parameters used in this study are temperature, pH, DO, and TSS. The data analysis technique used in this study is to compare the results of field measurements with the Quality Standards according to PP no 82. Year 2001 class III on Water Quality Management and Pollution Control
The results of this study indicate that the ponds in Jabon Subdistrict are not suitable for freshwater fish farming because many parameters are not suitable, even though the fish can live but the fish will not experience normal growth so that this will affect the decrease in pond production, the results of temperature measurements In general, it is in accordance with quality standards but at point B the temperature increases because it is close to the Lapindo mud disposal. DO values at points A to B are generally not eligible because of the influence of household and factory waste, while points C and D are generally eligible because the amount of oxygen dissolved in water is high. The pH values at points A, B, and C are close to the acid threshold because they are close to Porong River which is polluted by Lapindo mud waste and household waste. The value of the TSS content is uneven and tends to fluctuate due to the nature of the suspended solids the farther away the better because the sediment material decreases.
Keywords : Kali Porong, aquaculture, water quality