Kata Kunci : Berpikir Kritis, Keterampilan Berpikir Kritis, Masalah Kesebangunan, Kemampuan Matematika.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan keterampilan berpikir kritis siswa SMP dalam menyelesaikan masalah kesebangunan berdasarkan kemampuan matematika. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian

berlangsung di SMP Islam As-Syafiah Loceret, Nganjuk. Subjek dipilih berdasarkan tingkat kemampuan matematikanya, yaitu satu siswa dengan kemampuan matematika tinggi, satu siswa dengan kemampuan matematika sedang dan satu siswa dengan kemampuan matematika rendah. Peneliti berperan sebagai instrumen utama dan pengumpul data. Teknik pengumpulan data dengan tes kemampuan matematika, Tugas matematika, dan wawancara semi terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa SMP dalam menyelesaikan masalah kesebangunan dapat menunjukkan keterampilan Interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, explanasi dan self regulasi. Keterampilan interpretasi ditandai dengan munculnya sub indikator kategorisasi dan dekode; keterampilan analisis ditandai dengan munculnya sub indikator pemeriksaan ide, identifikasi argumen dan analisis argumen; keterampilan evaluasi ditandai dengan munculnya sub indikator penilaian klaim dan penilaian argumen; keterampilan inferensi ditandai dengan munculnya sub indikator mempertanyakan klaim, pemikiran alternatif dan penarikan kesimpulan, keterampilan penjelasan ditandai dengan munculnya sub indikator penyajian masalah, justifikasi prosedur dan artikulasi argumen, keterampilan regulasi diri ditandai dengan munculnya sub indikator penelitian diri. Keterampilan berpikir kritis siswa muncul secara optimal pada siswa dengan kemampuan matematika tinggi dibuktikan dengan munculnya semua sub indikator keterampilan berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis muncul kurang optimal pada siswa dengan kemampuan matematika sedang dibuktikan dengan kurang optimalnya identifikasi argumen terhadap soal tertentu dan tidak munculnya pemikiran alternatif untuk tugas matematika yang disajikan. Sedangkan, siswa dengan kemampuan matematika rendah siswa merasa kesulitan sehingga keterampilan analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi dan regulasi diri dengan keberadaannya tidak sempurna, siswa merasa putus asa, asal-asalan dan seadanya dalam menyelesaikan tugas matematika yang diberikan.