PRAKTIK CALO (Pertukaran Sosial Calo, Oknum Petugas Dispendukcapil, dan Oknum Warga dalam Kepengurusan Data Kependudukan di Kabupaten Jombang)
BROKER PRACTICE (Social Exchange Broker, Civil Registry Officer, and Resident in Managing Population Data in Jombang District)
Penelitian ini bertujuan untuk memahami profil sosial ekonomi antar oknum dan untuk memahami jaringan praktik pertukaran sosial yang dilakukan oleh calo, oknum petugas dispendukcapil, dan warga pengurus data kependudukan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang menghasilkan data dan analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Lokasi penelitian dilakukan di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Jombang. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam praktik percaloan terdapat lima proposisi yang memungkinkan setiap aktor yang menjadi subjek penelitian melakukan pengulangan tindakan yang saling menguntungkan satu sama lain. Praktik percaloan yang terjadi antara petugas dispendukcapil dengan calo, terdapat stimulus di dalamnya yakni pada saat beberapa tahun lalu terjadi pembeludakan antrian warga yang mengurus KTP elektronik karena terbatasnya persediaan blanko, calo memanfaatkan kesempatan untuk membawa banyak berkas dari warga yang enggan mengantri. Calo setiap hari datang ke dispendukcapil membawa berkas pengajuan untuk mengurus KTP. Dalam proposisi nilai semakin banyak berkas yang dibawa calo, maka semakin banyak pula uang yang didapatkan. Dalam sehari jika calo dapat membawa berkas pengajuan lebih dari satu atau bahkan banyak, calo sekaligus petugas akan merasa senang dengan banyaknya hasil yang didapatkan. Praktik percaloan yang terjadi, proposisi deprivasi-satiasi terjadi ketika calo yang sebelumnya hanya membawa sedikit demi sedikit berkas untuk diproses oleh petugas, ia akan membawa berkas lebih banyak. Demikian dengan berkas yang dibawa, yang sebelumnya hanya membawa berkas KTP, ia membawa berkas-berkas lain seperti kartu keluarga, akta kelahiran, dan surat keterangan pindah agar dapat menghasilkan uang yang lebih banyak. Proposisi restu-agresi dalam praktik percaloan terjadi pada saat calo tidak terlihat datang ke dispendukcapil, maka petugas akan bertindak agresif dengan menelpon calo, menanyakan hari itu ada konsumen atau tidak. Seperti halnya pada saat keesokan harinya setelah calo tidak datang, petugas akan sedikit menegur meskioun itu dengan nada bercanda.
Kata Kunci : Calo, Data Kependudukan, Pertukaran Sosial
This study aims to understand the socio-economic profiles of actors and the network of social exchange practices carried out by broker, unscrupulous civil registry officers, and residents managing population data. This study uses qualitative research methods that produce data and descriptive analysis. Data collection techniques used are observation, in-depth interviews, and documentation. The research was carried out at the Office of the Population and Civil Registration Office of Jombang Regency. The results obtained from this study indicate that in the practice of brokering, there are five propositions that allow each actor, who is the research subject, to repeat actions that are mutually beneficial to one another. The brokering practice that took place between the civil service and the brokers had a stimulus in it, namely, when a few years ago there was a split in the queue of residents applying for electronic KTPs due to the limited supply of blanks, the brokers took advantage of the opportunity to bring lots of files from residents who were reluctant to queue. Brokers come to Dispendukcapil every day to bring the application documents to take care of the KTP. In the value proposition, the more files the broker brings, the more money he gets. In a day, if the scalper can bring more than one application file or even many, the broker and officer will be happy with the large number of results obtained. The brokering practice that occurs, the deprivation-satiation proposition, occurs when the broker, who previously only brought a few files for processing by the officers, will bring more files. Similarly, instead of only carrying KTP documents, he brought other documents such as family cards, birth certificates, and transfer certificates to make more money.The blessing-aggression proposition in the practice of brokering occurs when the broker does not appear to be coming to the Population and Civil Registry Office. The officer will act aggressively by calling the broker and asking whether there are customers that day or not. As was the case the next day after the scalper didn't come, the officer would reprimand him a bit, even though it was in a joking tone.
Keywords : Brokers, population data, and social exchange