Perancangan Meme sebagai Kampanye untuk Remaja tentang Bahaya Pernikahan Dini melalui Tiktok
Meme Design as Tiktok Campaign for Teenagers about the Dangers of Early Marriage
Pernikahan dini adalah masalah serius di Indonesia. Anak-anak di bawah 18 tahun menikah sebelum mereka siap secara fisik dan mental. Ini memiliki dampak buruk seperti risiko kesehatan dan sosial yang tinggi. Angka pernikahan dini semakin meningkat dari tahun ke tahun dan upaya dalam isu pernikahan dini ini masih kurang dalam segi penyampaian dan medianya. Sehingga dilakukannya perancangan video meme tentang bahaya pernikahan dini sebagai kampanye sekaligus media baru untuk memberikan edukasi kepada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik analisis model Miles dan Huberman dan metode perancangan Robin Landa. Proses perancangan video meme diawali dengan mengumpulkan data primer dan sekunder melalui observasi, angket, kuesioner, studi literatur, dan dokumentasi. Video meme dibuat dengan ukuran aspek rasio 1080x1080 (1:1), menggunakan jenis font sans serif Bebas Neue Pro, dengan tiga konteks yang dipilih yaitu ekonomi, psikologis, dan fisik. Perancangan ini menghasilkan konten berupa video yang akan diunggah pada Tiktok. Dan dari hasil angket kepada remaja umur 15-20 tahun, konten yang telah dirancang dinilai efektif dalam segi penyampaian pesan maupun isi konten dan bisa menarik remaja untuk memahami isu tentang pernikahan dini.
Child marriage is a serious issue in Indonesia. Children under the age of 18 marry before they are physically and mentally ready. This has adverse effects, such as high health and social risks. The prevalence of child marriages is increasing each year, and efforts to address this issue have been lacking in terms of communication and media platforms. Therefore, a video meme campaign was designed to educate teenagers about the dangers of child marriage. This qualitative research follows the Miles and Huberman model of analysis and Robin Landa's design method. Data was collected through observation, questionnaires, literature study, and documentation. The video memes were created with an aspect ratio of 1080x1080 (1:1) using the Bebas Neue Pro sans-serif font. Three contexts were chosen: economic, psychological, and physical aspects of child marriage. The designed content was uploaded on Tiktok. Feedback from teenagers aged 15 to 20 indicates that the content effectively delivers the message and engages teenagers in understanding the issue of child marriage.