Ad Hominem Fallacy in the Second US Presidential Debate 2020: Donald Trump, The King of Ad Hominem
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap dan mengidentifikasi jenis-jenis kesesatan Ad Hominem yang digunakan oleh salah satu kandidat presiden, Donald J. Trump, pada debat capres AS kedua tahun 2020 karena Trump dinobatkan sebagai raja ad hominem. Penelitian ini menerapkan teori klasifikasi ad hominem fallacy Damer (2009), yang meliputi tiga kategori; abusive, poisoning the well dan two wrongs digunakan dalam penelitian ini. Pendekatan kualitatif deskriptif digunakan dalam penelitian ini dengan cara mengumpulkan, menyusun, menganalisis dan meringkas data. Hanya dua dari tiga jenis kekeliruan ad hominem yang ditemukan dalam penelitian ini. Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Abusive Ad Hominem fallacy menjadi kategori yang paling sering muncul yang digunakan oleh Trump menggunakan kata ganti kamu dan dia untuk menyerang lawannya secara langsung. Tipe dominan kedua Donald J. Trump adalah poisoning the wekk dengan menggunakan modal future tense akan dan tidak akan.
The purpose of this study is to reveal and to identify the sorts of Ad Hominem fallacies used by one of the presidential candidates, Donald J. Trump, during the second US presidential debate in 2020 because Trump is named as the king of ad hominem. This study applied Damer, (2009) classification theory of ad hominem fallacy, which includes three categories; Abusive, poisoning the well and two-wrongs fallacy was used in this study. The descriptive qualitative approach is used in this study by collecting, arranging, analyzing and summarizing the data. Only two of the three kinds of ad hominem fallacy were found in this study. Based on the finding, it can be concluded that the Abusive Ad Hominem fallacy became the most often appearing category used by Trump using the pronoun you and he to attack directly to his opponent. Donald J. Trump's second dominant type is poisoning the well using the future tense modal will and wouldn’t.