Implementasi Pendampingan Hasil Psikotest Minat Dan Bakat Peserta Didik Dalam Mewujudakan Keterserapan Lulusan (Studi Multi Situs Di SMK Tamansiswa Mojoagung dan SMK PGRI 2 Jombang)

Implementation of Assistance with the Results of Psychotests on Students' Interests and Talents in Realizing Graduate Absorption (Multi-Site Study at Tamansiswa Vocational School, Mojoagung and PGRI 2 Vocational School, Jombang)

ABSTRAK

Setiawan, Agus. 2024. Implementasi Pendampingan Hasil Psikotest Minat Dan Bakat Peserta Didik Dalam Mewujudakan Keterserapan Lulusan (Studi Multi Situs Di SMK Tamansiswa Mojoagung dan SMK PGRI 2 Jombang). Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya. Pembimbing: (I) Prof. Yatim Riyanto, M.Pd. dan (II) Prof. Dr. Hj. Warih Handayaningrum, M.Pd.

Dalam Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Pasal 3 menjelaskan dalam Pasal 15 tahun 2003 menyatakan bahwa sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah satuan tingkat pendidikan menengah untuk mempersiapkan peserta didik untuk bekerja pada bidang tertentu. SMK adalah suatu pendidikan menengah dan jalur pendidikan formal dari sistem satuan pendidikan di Indonesia (Irwanto, 2021). Sedangkan dalam UU No. 12 Tahun 2012 mengatur bahwa Pendidikan Vokasi adalah program studi yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat dengan keahlian terapan tertentu. Lulusan SMK harus lebih difokuskan serta diarahkan ke program-program dalam rangka mengarah serta memberikan kesiapan untuk bekerja, namun pada kenyataannya, masih banyak lulusan SMK yang belum siap untuk bekerja sehingga menjadi salah satu penyumbang tingkat pengangguran pertama dengan prosentase rata – rata selama 3 tahun terakhir sebesar 10,83% (BPS, 2023).

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) seharusnya mempunya sebuah program kegiatan yang dapat memacu adanya peningkatan dari keterserapan lulusan ke dunia kerja, sebagai upaya pengamanan program yang telah ditetapkan Dirjen Vokasi Kementrian Pendidikan. Salah satu program yang ada pada SMK yakni dengan memberikan pendampingan secara terstruktur dan terarah kepada peserta didik sehingga nantinya peningkatan keterserapan lulusan dapat terwujud dengan baik.

Penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk melihat dan mengevaluasi program pendampingan hasil psikotest di 2 (dua) situs yang berbeda, yakni SMK Tamansiswa Mojoagung dan SMK PGRI 2 Jombang. Kedua situs telah menerapkan program pendampingan yang didasarkan oleh hasil psikotest di masing – masing situs. Penelitia ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif, dengan metode observasi kegiatan dan dokumen pada kedua situs serta wawancara mendalam yang dilakukan kepada informan. Setelah data – data diperoleh dari hasil observasi dan wawancara, dilakukan preoses triangulasi data sehingga mendapatkan data valid yang digunakan sebagai penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pelaksaaan program pendampingan peserta didik hasil psikotest minat dan bakat dalam dunia kerja di kedua situs menunjukkan peningkatan angka keterserpan dalam dunia kerja. Ditemukan faktor penghambat internal yang paling dominan dari kedua situs yakni lemahnya motivasi diri dari peserta didik yang akan didampingi menuju dunia kerja. Sedangkan faktor pendukung dari pelaksanaan program pendampingan peserta didik untuk masuk ke dunia kerja dari kedua situs mempunyai hal yang sama yakni adanya dukungan dari pihak sekolah dan yayasan berupa dukungan finansial yang tertera dalam Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS).

Kata Kunci: pendampingan, psikotest, minat dan bakat

ABSTRACT

Setiawan, Agus. 2024. Implementation of Mentoring of Student Interest and Talent Psychotest Results in Realizing Graduate Absorption (Multi-Site Study at SMK Tamansiswa Mojoagung and SMK PGRI 2 Jombang). Educational Management Study Program, Faculty of Education, Surabaya State University. Supervisors: (I) Prof. Yatim Riyanto, M.Pd. and (II) Prof. Dr. Hj. Warih Handayaningrum, M.Pd.

In the National Education System Law Number 20 Article 3 explains in Article 15 of 2003 states that vocational high schools (SMK) are secondary education units to prepare students to work in certain fields. SMK is a secondary education and formal education path of the education unit system in Indonesia (Irwanto, 2021). While in Law No. 12 of 2012 stipulates that Vocational Education is a study program organized by the government or the community with certain applied skills. Vocational high school graduates must be more focused and directed to programs in order to direct and provide readiness for work, but in reality, there are still many vocational high school graduates who are not ready to work so that they become one of the contributors to the first unemployment rate with an average percentage for the last 3 years of 10.83% (BPS, 2023).

Vocational High Schools (SMK) should have a program of activities that can spur an increase in the absorption of graduates into the world of work, as an effort to secure the program that has been set by the Director General of Vocational Education, Ministry of Education. One of the programs in SMK is to provide structured and directed assistance to students so that later the increase in the absorption of graduates can be realized properly.

The study was conducted with the aim of seeing and evaluating the assistance program for the results of the psychological test at 2 (two) different sites, namely SMK Tamansiswa Mojoagung and SMK PGRI 2 Jombang. Both sites have implemented a mentoring program based on the results of psychological tests at each site. This study uses a qualitative research design, with the method of observing activities and documents at both sites and in-depth interviews conducted with informants. After the data was obtained from the results of observations and interviews, a data triangulation process was carried out to obtain valid data that was used to draw conclusions. Based on the results of the study, it was concluded that the implementation of the mentoring program for students with psychological test results of interests and talents in the world of work at both sites showed an increase in the absorption rate in the world of work. The most dominant internal inhibiting factor was found from both sites, namely the weak self-motivation of students who would be mentored into the world of work. Meanwhile, the supporting factors for the implementation of the mentoring program for students to enter the world of work from both sites have the same thing, namely the support from the school and foundation in the form of financial support stated in the School Work Plan and Budget.

Keywords: mentoring, psychotest, interests and talents