Self-Efficacy Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler Wushu: Analisis Perbedaan Jender
Self-Efficacy Of Students Taking Wushu Extracuricular: Analysis Of Gender Differences
Sebagai salah satu bentuk olahraga beladiri, permainan wushu membutuhkan self-efficacy yang sangat baik. Kualitas mental tersebut diperlukan untuk mendukung performa, termasuk dalam menghadapi lawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui self-efficacy yang dimiliki siswa yang mengikuti ekstrakurikuler wushu, termasuk perbedaan jender. Penelitian dilakukan dengan metode survei dan menggunakan angket tertutup sebagai instrumen pengumpul data. Norma penilaian menggunakan skala likert. Jika soal positif dengan jawaban sangat setuju akan mendapat nilai 4, dengan jawaban setuju akan mendapat nilai 3, dengan jawaban tidak setuju akan mendapat nilai 2, dan dengan jawaban sangat tidak setuju akan mendapat nilai 1. Sedangkan jika soal negatif dengan jawaban sangat setuju akan mendapat nilai 1, dengan jawaban setuju akan mendapat nilai 2, dengan jawaban tidak setuju akan mendapat nilai 3, dan dengan jawaban sangat tidak setuju akan mendapat nilai 4. Angket tersebut terdiri dari pertanyaan aspek tingkat kesulitan tugas (level) berjumlah 10 pertanyaan, aspek kekuatan (strength) yang dimiliki oleh individu berjumlah 9 pertanyaan, dan aspek generalisasi berjumlah 10 pertanyaan. Subyek penelitian ini adalah peserta ekstrakurikuler wushu SMP 43 Surabaya. Jumlah partisipan sebanyak 20 siswa, terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan uji T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-efficacy yang dimiliki siswa berada pada kategori sedang yaitu dengan nilai rata-rata sebesar 82,90. Simpulan pada penelitian ini adalah tidak ada perbedaan yang signifikan dalam self-efficacy antara siswa laki-laki dan siswa perempuan (t= 0,148; p>0,05).
As a form of martial arts, wushu games require excellent self-efficacy. These mental qualities are needed to support performance, including in facing opponents. This study aims to determine the self-efficacy of students who take wushu extracurricular activities, including gender differences. The research was conducted using a survey method and using a closed questionnaire as a data collection instrument. The norm of assessment uses a Likert scale. If a positive question with a strongly agree answer will get a value of 4, with an agree answer will get a value of 3, with a disagree answer will get a value of 2, and with a strongly disagree answer will get a value of 1. Meanwhile, if a negative question with a strongly agree answer will get a value of 1, with an agreeable answer will get a value of 2, with a disagree answer will get a value of 3, and with a strongly disagree answer will get a value of 4. The questionnaire consists of questions regarding the level of task difficulty (level) totaling 10 questions, aspects of strength) possessed by the individual amounted to 9 questions, and the generalization aspect amounted to 10 questions. The subjects of this study were wushu extracurricular participants at Junior High School 43 Surabaya. The number of participants was 20 students, consisting of 9 male students and 11 female students. The data were analyzed using descriptive statistics and t-test. The results showed that the students' self-efficacy was in the moderate category with an average value of 82.90. The conclusion in this study is that there is no significant difference in self-efficacy between male and female students (t= 0.148; p> 0.05).