ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN RUAS JALAN MANUKAN KULON - BIBIS SURABAYA
NOISE LEVEL ANALYSIS OF THE MANUKAN KULON - BIBIS ROAD SECTION IN SURABAYA
Surabaya salah satu kota besar di Indonesia, mengalami pertumbuhan penduduk yang signifikan. Hal ini berdampak pada sektor transportasi dan industri yang semakin padat. Jumlah kendaraan di kota ini meningkat pesat dari tahun ke tahun, terutama di wilayah Surabaya Barat pada jam-jam sibuk.Penelitian ini fokus pada tingkat kebisingan yang dihasilkan kendaraan bermotor, hubungan antara kemacetan dan kebisingan, serta pemetaan persebaran kebisingan di ruas jalan Manukan Kulon - Bibis Surabaya.
Penelitian ini mengadopsi metode deskriptif kuantitatif, dengan fokus pada tiga lokasi strategis yang mencakup kawasan pendidikan, kesehatan, dan komersial. Lokasi penelitian terpusat di sepanjang koridor Jalan Manukan Kulon – Bibis di Surabaya. Untuk mengumpulkan data, digunakan beberapa cara, Survei penghitungan lalu lintas untuk menilai tingkat kemacetan, Pengukuran tingkat kebisingan menggunakan Sound Level Meter, sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. KEP-48/MENLH/11/1996. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran komprehensif tentang kondisi lalu lintas dan lingkungan di area yang diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas Jalan Manukan Kulon adalah 2.170 smp/jam, sementara pada hari Senin (hari sibuk) mencapai 6.439 smp/jam. Tingkat kebisingan tertinggi tercatat pada hari Senin (76,23 dB(A)) dan terendah pada hari Sabtu (75,66 dB(A)). Area perdagangan di Jalan Bibis mencatatkan kebisingan tertinggi sebesar 78,79 dB(A) pada hari Senin, sedangkan level terendah terukur di kawasan Rumah Sakit di Jalan Manukan Wetan sebesar 64,29 dB(A) pada hari Sabtu. Ruas jalan ini menjadi penghubung antara Gresik dan Surabaya, dengan banyak kendaraan besar karena dekat dengan area pergudangan Margomulyo dan tol Tandes. Kemacetan yang terjadi menyebabkan polusi suara yang melebihi ambang batas yang diperbolehkan untuk area pemukiman, perkantoran, sekolah, dan perdagangan,mencapai78,79dB(A).
Kata Kunci : Lalu Lintas, Kemacetan, Tingkat Kebisingan
Surabaya, one of Indonesia's major cities, has experienced significant population growth. This has impacted the increasingly congested transportation and industrial sectors. The number of vehicles in the city has increased rapidly year by year, especially in West Surabaya during peak hours. This research focuses on the noise levels produced by motor vehicles, the relationship between traffic congestion and noise, and mapping noise distribution along the Manukan Kulon - Bibis road in Surabaya.
This study adopts a quantitative descriptive method, focusing on three strategic locations covering educational, health, and commercial areas. The research location is centered along the Manukan Kulon - Bibis Road corridor in Surabaya. To collect data, several methods were used: Traffic count surveys to assess congestion levels, and noise level measurements using a Sound Level Meter, in accordance with the standards set in the Minister of Environment Decree No. KEP-48/MENLH/11/1996. This approach aims to provide a comprehensive picture of traffic and environmental conditions in the studied area.
The results show that the capacity of Manukan Kulon Road is 2,170 pcu/hour, while on Monday (busy day) it reaches 6,439 pcu/hour. The highest noise level was recorded on Monday (76.23 dB(A)) and the lowest on Saturday (75.66 dB(A)). The commercial area on Bibis Street recorded the highest noise of 78.79 dB(A) on Monday, while the lowest level was measured in the Hospital area on Manukan Wetan Street at 64.29 dB(A) on Saturday. This road section serves as a connector between Gresik and Surabaya, with many large vehicles due to its proximity to the Margomulyo warehousing area and Tandes toll road. The resulting congestion causes noise pollution that exceeds the permitted threshold for residential, office, school, and commercial areas, reaching 78.79 dB(A).
Keywords : Traffic, Congestion, Noise Level