Komunikasi Pengungkapan Diri (Self Disclosure) Sebagai Resiliensi Mahasiswa Broken Home (Studi Fenomenologi Proses Resiliensi Mahasiswa Broken Home di Surabaya)

Self Disclosure as Broken Home Student Resilience (Phenomenological Study of Broken Home Student Resilience Process in Surabaya)

Broken Home cenderung identik dengan sebuah keluarga yang tidak utuh atau keluarga dengan orang tua bercerai. Padahal sebuah keluarga yang memiliki anggota utuh juga bisa disebut sebagai “keluarga Broken Home” ketika relasi yang terjalin sudah tidak rukun dan tidak ada kehangatan di dalamnya. Hal ini menyebabkan anak mengalami trauma dan beberapa gangguan emosi. Namun, dengan kematangan emosi yang stabil anak akan mampu beresiliensi, salah satunya dengan melakukan Self Disclosure. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk komunikasi pengungkapan diri (Self Disclosure) sebagai upaya resiliensi mahasiswa Broken Home di Surabaya. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Data dikumpulkan melalui tahapan observasi, wawancara mendalam dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Self Disclosure memiliki peran paling besar pada proses resiliensi informan perempuan daripada informan laki-laki. Hal ini dikarenakan informan perempuan dapat mengambil hal positif dari nasihat dan kalimat penyemangat dari lawan bicaranya, sementara pada informan laki-laki kalimat penyemangat tidak berpengaruh begitu besar.  

Kata Kunci : Self Disclosure, Resiliensi, Broken Home 

Broken Homes tend to be synonymous with an incomplete family or a family with divorced parents. Even though a family that has intact members can also be referred to as a "Broken Home family" when the relationships that are established are not harmonious and there is no warmth in them, This causes the child to experience trauma and some emotional disturbances. Children with stable emotional maturity, on the other hand, will be able to be resilient, one of which is through self-disclosure. The purpose of this study was to find out how self-disclosure communication acts as a form of resilience for Broken Home students in Surabaya. This research method is qualitative with a phenomenological approach. Data was collected through the stages of observation, in-depth interviews, and document review. The results showed that self-disclosure played a bigger role in the resilience process for female informants than for male informants. This is because female informants can take positive things from the advice and words of encouragement from their interlocutors, while male informants do not have such a big effect.  

Keyword : Self Disclosure, Resilience, Broken Home