Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mekanisme kekerasan simbolik yang terdiri atas 1 mekanisme eufemisme dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono dan novel Gumam Tebing Menoreh karyaSiwi Nurdiani 2 mekanisme sensorisasi dalm novel Suti karya Sapardi Djoko Damono dan novel Gumam Tebing Menoreh karya Siwi Nurdiani Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan adanya mekanisme atau cara yang digunakan oleh pendominasi untuk mensosialisasikan habitusnya Jenis mekanisme kekerasan simbolik yang pertama yaitu mekanisme eufemisme bentuk bentuk mekanisme eufemisme anatara lain 1 penghalusan bahasa 2 perintah 3 pemberian 4 belas kasih Jenis mekanisme kekerasan simbolik yang kedua adalah mekanisme sensorisasi yang terdiri atas pelestarian moral positif berupa kehormatan kesucian dan tanggung jawab Melalui mekanisme tersebut terdapat haitushabitus yang ditanamkan oleh kelompok kelas atas terhadap kelompok kelas bawah antara lain gaya hidup harapan dan nilai nilai Namun dari habitus dari dua kelas yang berbeda tersebut masing masing mempunyai bentuk habitus yang paling menonjol
This study aims to describe the mechanism of symbolic violence which consists of 1 the euphemistic mechanism in Sutis novel by Sapardi Djoko Damono and the Gumam Tebing Menoreh novel by Siwi Nurdiani 2 the censorship mechanism in Sutis novel by Sapardi Djoko Damono and novel Gumam Tebing Menoreh by Siwi Nurdiani
The results of the analysis in this study indicate the existence of a mechanism or method used by the dominator to socialize the habitus The first type of symbolic violence mechanism is the euphemistic mechanism of the forms of euphemistic mechanisms such as 1 refinement of language 2 commands 3 giving 4 compassion The second type of mechanism for symbolic violence is the censorship mechanism which consists of positive moral preservation in the form of honor holiness and responsibility Through this mechanism there is a haitus habitus planted by the upper class against the lower class including life style