Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang bagaimana proses penalaran kovariasional dan bagaimana argumentasi yang dihasilkan pada saat menyelesaikan masalah kovariasi untuk siswa SMP yang mempunyai gaya kognitif verbalizer dan visulizer. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif-kualitatif yang mengidentifikasi perbedaan dalam penalaran kovariasonal dan argumentasi siswa yang mempunyai gaya kognitif verbalizer maupun visualizer, apakah mereka memiliki proses penalaran kovariasional dan argumentasi yang berbeda dalam menyelesaikan masalah atau tidak.
Subjek penelitian ini adalah 2 siswa kelas 8 SMP Wachid Hasyim 1 Surabaya. Pemilihan subjek penelitian berdasarkan hasil tes gaya kognitif, tes kemampuan matematika, dan rekomendasi guru. Data penelitiian diperoleh dari pemberian Tes Kovarasi 1 (TK1) dan Tes Kovariasi 2 (TK2) yang masing-masing dilanjutkan dengan wawancara. TK 1 dan TK 2 setara dan terdiri atas 2 soal fungsi dengan repesntasi grafis, dan aljabar. Pemberian TK 2 yang dilanjutkan dengan wawancara merupakan upaya triangulasi data untuk memastikan kevalidan data penelitian. Hasil tes dan wawancara digunkaan sebagai dasar dalam menentukan bagaimana proses penalaran kovariasional dan argumentasi yang dilakukan siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum siswa verbalizer maupun visualizer mampu menunjukkan proses penalaran kovariasional dan argumentasi. Namun terdapat perbedaan antara keduanya, yaitu dalam melakukan penalaran kovariasional siswa verbalizer dapat menunjukkan ke 4 aksi mental penalaran kovariasional, yaitu mengkoordinasi perubahan, menentukan arah perubahan, mengkoordinasi kuantitatif, mengkoordinasi perubahan rata-rata yang didukung dengan argumentasi yang valid. Sedangkan siswa visualizer tidak dapat melakukan pengkoordinasian perubahan rata-rata dalam melakukan penalaran kovariasionalnya, sehingga siswa visualizer tidak dapat memberikan argumentasi yang kuat, karena tidak adanya modal qualifier dan rebuttal sebagai penguat argumentasi.
This study aims to examine how the covariational reasoning process and how the arguments produced when solving the problem of covariation for middle school students who have a cognitive style of verbalizer and visulizer. This study uses a descriptive-qualitative study that identifies differences in covariational reasoning and argumentation of students who have a cognitive style verbalizer or visualizer, whether they have covariational reasoning processes and different arguments in solving problems or not.
The subject of this study were two students of SMP Wachid Hasyim 1 Surabaya class 8. The selection of research subjects was based on the results of cognitive style tests, mathematical ability tests, and teacher recommendations. The research data was obtained from the provision of Covariance Test 1 (TK1) and Covariation Test 2 (TK2), each of which was followed by an interview. TK 1 and TK 2 are equal and consist of 2 questions of functions with graphic representation, and algebra. Giving TK 2, followed by interviews, is an attempt to triangulate data to ensure the validity of research data. The results of tests and interviews are used as a basis in determining how the covariational reasoning process and the arguments made by students.
The results of the study show that in general the students of verbalizer and visualizer are able to show the process of covariational reasoning and argumentation well. However, there are differences between the two, namely in conducting covariational reasoning, the verbalizer students can show all mental actions, namely coordination, direction of change, quantitative coordination supported by valid argumentation. While visualizer students can’t coordinate the average change in doing covariational reasoning, so students visualization cannot provide strong arguments, because they do not have the qualification capital and arguments as reinforcement of the argument.