Biduan Waria Pada Media Sosial (Analisis Wacana Model Teun A. Van Djik Akun TikTok Viki Fida dan Youtube MJ Dangdut Official)

Transvestite Singers on Social Media (Discourse Analysis of Model Teun A. Van Djik Viki Fida TikTok Account and MJ Dangdut Official Youtube)

Penelitian ini membahas mengenai realitas sosial biduan waria dalam media sosial dengan menggunakan analisis wacana kritis pada Youtube channel MJ Dangdut Official dan Tiktok Viki Fida. Latar belakang dari penelitian ini adalah kelompok waria yang sangat erat dengan stigma buruk dimasyarakat seringkali dikaitkan degan pekerjaan-pekerjaan seperti menjadi seorang PSK atau pengamen. Kehadiran Viki Fida yang viral pada tahun 2022 ini menjadi suatu fenomena yang menarik karena waria dapat bekerja pada suatu lembaga menejemen dan cukup dikenal karena profesinya tersebut. Tujuan dari penelitian ini ingin mencari tahu mengenai bagaimana realitas sosial terhadap biduan waria di dalam media sosial? Penelitian ini berjenis kualitatif deskriptif dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana kritis model Teun A. Van Djik yang melihat dimensi teks, kognisi sosial, dan konteks. Pengumpulan data akan dilakukan degan observasi non-partisipatoris yang mengamati pada kedua media yang ditentukan yaitu Youtube dan Tiktok hingga kolom komentar dari masing-masing. Temuan dengan dukungan studi literature, dokumentasi, artikel yang ada untuk memperkuat analisis. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adanya wacana yang berusaha dimunculkan oleh MJ Dangdut Official dan Viki Fida sebagai representasi biduan waria adalah untuk menghibur dengan kognisi demikian tersampaikan dengan baik namun dari kelompok waria sendiri terhadap stigma seolah terancam karena perilaku Viki Fida yang mengisyaratkan pelecehan dan juga objektifikasi seksis. Kekerasan simbolik tersebut terjadi dan mengarah pada perendahan kaum perempuan atau waria sendiri, namun kekerasan tersebut tidak disadari karena terbungkus pada konteks bercanda yang membuat perlakuan atau perkataan tersebut dapat dimaklumi atau dihiraukan. Kesimpulan yang dapat diambil adalah realitas sosial biduan waria dalam media sosial masih direspon dan diterima dengan baik oleh masyarkat apabila dalam berperilaku dan berpakaian masih berada pada tatanan nilai moral yang berlaku di masyarakat Indonesia. Namun deskriminasi masih ditemukan muncul karena stigma yang masih melekat dan masih tertanam pada pengetahuan masyarakat sendiri pada kelompok waria.

Kata Kunci: Biduan waria, Realitas sosial, Media sosial.

This study discusses the social reality of transgender singers on social media by using critical discourse analysis on the YouTube channel MJ Dangdut Official and Tiktok Viki Fida. The background of this research is that the transgender group, which is very closely associated with bad stigma in society, is often associated with jobs such as being a prostitute or busker. The presence of Viki Fida, which went viral in 2022, is an interesting phenomenon because transgender women can work in a management agency and are quite well known for their profession. The purpose of this research is to find out about how the social reality of transgender singers is on social media? This research is a descriptive qualitative type with the method used in this research is the critical discourse analysis model of Teun A. Van Djik which looks at the dimensions of text, social cognition, and context. Data collection will be carried out using non-participatory observation with seeing two social media wich have selected is Youtube and Tiktok up to comment section on each medias. The research finding will be support with literature studies, documentation, existing articles to strengthen the analysis. The results found in this study are that the discourse that MJ Dangdut Official and Viki Fida are trying to raise as representatives of transgender singers is to entertain with such cognition conveyed well but from the transgender group themselves the stigma seems threatened because of Viki Fida's behavior which implies harassment and also objectification sexist This symbolic violence occurs and leads to the humiliation of women or transgender women themselves, but this violence is not realized because it is wrapped in a joking context which makes the behavior or words understandable or ignored. The conclusion that can be drawn is that the social reality of transgender singers on social media is still being responded to and well received by the community if their behavior and dress are still in the order of moral values that apply in Indonesian society. However, discrimination still arises because of the stigma were still attached to the transgender group because of the knowledge of the society itself.

Keywords: Transgender singers, Social reality, Social media.