Kata kunci : Kesantunan, Strategi, Guru, dan Siswa

Kesantunan dalam berkomunikasi diperlukan pada setiap kegiatan terutama dalam lingkungan sekolah atau lembaga pendidikan. Ketika proses pembelajaran berlangsung terdapat pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi, yaitu guru sebagai penutur dan siswa sebagai mitra tutur. Proses interaksi akademis formal melibatkan pendidik yang lebih banyak melakukan tindak tutur direktif. Tindak tutur tersebut bermaksud agar peserta didik melakukan tindakan yang diujarkan dalam tuturan. Tuturan direktif lebih banyak dituturkan oleh pendidik karena pendidik sebagai pengendali dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Tuturan direktif pendidik dengan santun akan mendorong peserta didik belajar nilai-nilai kesantunan yang tidak diperoleh dari buku pelajaran, sehingga membuat peserta didik meniru kesantunan pendidik. Kajian mengenai kesantunan guru tidak lepas dari peranan guru dalam proses pembelajaran di kelas. Kesantunan direktif guru dalam interaksi akademis formal di SMP IT AT-Taqwa Surabaya menarik untuk diteliti karena guru sebagai seorang pendidik dan pengajar yang setiap tuturannya membawa pengaruh baik maupun negatif dalam membentuk karakter siswa.

Sejalan dengan latar belakang tersebut, terdapat dua rumusan masalah dalam penelitian ini, 1.Bagaimana bentuk kesantunan direktif guru dalam interaksi akademis formal di SMP IT At-Taqwa Surabaya, 2.Bagaimana strategi kesantunan direktif guru dalam interaksi akademis di SMP IT At-Taqwa Surabaya.

Untuk memecahkan masalah tersebut digunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian terdiri atas semua guru yang mengajar kelas VII D. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kata, frasa, dan kalimat yang mengandung ungkapan bentuk dan strategi kesantunan direktif yang dikemukakan oleh Brown dan Levinson. Teknik yang digunakan dalam proses pengumpulan data ada tiga teknik, yaitu 1.teknik simak bebas libat cakap, 2.teknik sadap, dan 3.teknik catat. Analisis data dilakukan dengan teknik pilah unsur tertentu atau PUP. Kegiatan analisis data dimulai dari melakukan transkrip data dari rekam ke tulis. Kemudian data diklasifikasi berdasarkan bentuk kesantunan yang meliputi sepuluh jenis muka negatif dan lima belas jenis muka positif serta strategi kesantunan yang meliputi sepuluh jenis strategi kesantunan negatif dan lima belas jenis strategi kesantunan positif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kesantunan yang direalisasikan guru dalam bentuk muka negatif siswa dengan meminimalkan keuntungan bagi siswa melalui tuturan direktif. Guru berusaha meminimalkan keuntungan bagi siswa melalui muka positif dengan merealisasikan dalam ungkapan ketidaksetujuan, kritik, keluhan dan kabar buruk. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa strategi kesantunan direktif yang digunakan terdiri atas sembilan strategi kesantunan negatif dan lima belas strategi kesantunan positif.

Key words : Politeness, Strategy, Teacher, and Student

Politeness in communicating is required in every activity especially in a school or educational institution. When the learning process takes place there are teachers and students involved in communication, the teacher as a speaker and students as a speech partner. The study of teacher language politeness can’t be separated from role of teachers on learning process in the classroom. The formal academic interaction process involves more educators doing the follow up directive. The follow up means that students perform the actions that are deposited in the speech. More directive speech is spoken by educators because educators are controllers in classroom teaching and learning activities. The education directive will politely encourage learners to learn the values of politeness that are not obtained from textbooks, so as to make students replicate the educator politeness. The politeness directive of teachers in formal academic interactions at islamic integrated at-taqwa junior high school Surabaya is interesting to be researched because the teacher as an educator and every single spoken by teachers ne able to influence both positive and negative in building students characteristic.

In line with the background, there are two problems that should be answered in this research, 1.How is the form of politeness directive teachers in formal academic interaction at islamic integrated at-taqwa junior high school Surabaya, 2.How is the strategy of politeness directive teachers in formal academic interactiona at islamic integrated at-taqwa junior high school Surabaya.

In order to solve thats problems is used qualitative approach. The research subject consists of all teachers who teach class VII D. Data used in this study in the form of words, phrases, and sentences that contain the expression of the form and the strategy of the directive statement expressed by Brown and Levinson. The techniques used in the data collection process are three techniques, namely 1.proficient see-free technique, 2.sadap techniques, and 3.note taking techniques. Data analysis is done by a specific element sort technique or PUP. Data analysis activities start from transcribe data from record to write. Then classified data based on the form of politeness which includes ten types of negative face and fifteen positive face type and politeness strategy which includes ten types of negative politeness strategies and fifteen types of politeness strategies positive.

The results of the research showed that the form of politeness was realized by the teacher in the negative advance of students by minimizing the benefits for students through the directive. Teachers try to minimize the benefits for students through positive face by realizing in expressions of dismising, criticism, complaints and bad news. In addition, research results also show that the strategy of politeness directive used consists of nine negative politeness strategies and fifteen positive politeness strategies.