SIKLUS PRANATA MANGSA ING DESA JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO TINTINGAN WUJUD KABUDAYAN
Study of culture Pranata Mangsa cycle in Janti Village, District Slahung and Ponorogo Regency
Pranata mangsa sebagai salah satu wujud kepercayaan yang masih dipercaya oleh masyarakat di Desa Janti Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo. Wujud kapercayan ini masih dijalankan dan dipercaya oleh masyarakat di daerah ini. Kepercayaan tersebut sebagai wujud acuan warga masyarakat untuk melakukan apa yang harus dilakukan disetiap mangsa-mangsanya. Kepercayaaan tersebut dilakukan oleh masyarakat disetiap mangsanya. Karena dipercaya bisa memberikan berkah yang baik didalam mangsa yang terbagi dari mangsa kesatu sampai mangsa ke dua belas.
Wujud siklus prata mangsa ini akan dibahas menggunakan tintingan wujud kabudayaan. Rumusan masalahnya yaitu; (1) bagaimana maksud setiap pranata manga? (2) Apa saja yang dilaksanakan, pertanda dan patokan dalam pranata mangsa? (3) peninggalan apa saja yang ditinggalkan ketika menjalani kegiatan di pranata mangsa? Dari rumusan yang dijelaskan sebelumnya, artikel ini bisa memberikan dan menghasilkan manfaat. Manfaat penelitian ini yaitu; (1) Manfaat yang bisa diambil yaitu memberikan kegunaan untuk teori wujud kebudayaan supaya bisa dikembangkan. Dan akhirnya bisa memberikan contoh untuk penelitian selanjutnya. (2) Penellitian tentang wujud kebudayaan dalam pranata mangsa mangsa bisa memberi ilmu dan pengetahuan untuk masyarakat. (3) Penelitian tentang pranata mangsa di Desa Janti Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo bisa untuk mengembangkan dan melestarikan kebudayaan Jawa. (4) Referensi sumbangan untuk masyarakat dan di sekolah dalam hal pembelajaran Jawa, khususnya di kebudayaan Jawa.
Untuk membahas masalah yang menjadi pusat penelitian, atikel ini mengggunakan teori yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas. Metode yang digunakan dalam artikel ini yaitu menggunakan deskriptif kualitatif. Data primer lan data sekunder menjadi sumber dhata yang digunakan di artikel ini. Data sekunder yaitu data yang asalnya dari narasumber atau wawancara informan. Data sekunder berupa kata, kalimat, wacana dan gambar. Penelitian ini menunjukkan salah satu tata laku yang dilakukan ketika di setiap pranata mangsa di Desa Janti Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo. Setiap bulan dalam pranata mangsa jumlahnya ada 12, yaitu ada kasa, kaloro, katelu, kapat, kalima, kanem, kapitu, kawolu, kasanga, kasepuluh, dheta lan sadha. Selanjutnya, penelitian ini menghasilkan penelitian yang menunjukan wujud kebudayaan dalan pranata mangsa tentang (1) Maksud setiap bulan dalam pranata mangsa (2) tata laku yang dilakukan dan tanda yang ada di dalam setiap bulan dalam pranata mangsa dan (3) peninggalan yang ditinggalkan di setiap bulan dalam pranata mangsa. Hasil penelitian ini menujukkkan jika di pranata mangsa ini ada maksud di setiap bulan pranata mangsa, kegiatan dan pertanda di setiap bulan dalam pranata mangsa serta peninggalan di setiap bulan dalam pranata mangsa. Khususnya bidang pertanian.
Kata kunci: Masyarakat, kebudayaan, kepercayaan
The calculation of the season is a form of belief that is still carried out by the community in Janti Village, Slahung District, Ponorogo Regency.This form of trust is still practiced, held and trusted by the people in this area.This belief is a form of marker for community members to mark what must be done in each of these seasons.This belief is carried out by the community in each season.Because it is believed to be able to give good behavior in the season which is divided from the first season to the twelfth season.
The form of the cycle to determine this season will be discussed using a study of form, meaning, and cultural values.The formulation of the problem of this research are; (1) What is the meaning of each seasoning? (2) What are the practices, signs, and characteristics in determining the seasons? (3) What are the legacies left when determining the season?From the formula above, this article can provide and generate benefits.The benefits of this research are; (1) Benefits that can be taken are to provide usefulness for the theory of form, meaning and cultural values so that they can be developed.In the end, it can provide a good example for future researchers.(2) Research on form and meaning in determining seasons can provide knowledge for the community. (3) Research on determining seasons in Janti Village, Slahung District, Ponorogo Regency can be used to develop and preserve Javanese culture. (4) Reference to donations to the community and in schools for Javanese learning, especially in Javanese culture.
To discuss the issues that are at the core of the research, this article uses a theory that is related to the problems to be discussed.The method used in this article is descriptive qualitative. Primary data and secondary data are the data sources that used in this article.Primary data sources are data from interviewees or informant interviews.Secondary data in the form of words, sentences, discourses and pictures.This study shows a behavior that is carried out in each season in determining the seasons, the number of which is 12, kasa, kaloro, katelu, kapat, kalima, kanem, kapitu, kawolu, kasanga, kasepuluh, dheta and sadha. Furthermore, this study produces research that shows the form of culture in determining the seasons in the following sections: (1) the meaning of each month in determining the season, (2) the behavior that is carried out and the signs that are in each month in determining the season, (3) the legacy left in each month in determining the season. The results of the research that have been previously described show that in determining this season, it has a sign to carry out certain activities, especially in agriculture.
Keywords: Society, Culture, Belief.