KAMPUNG DINOYO DALAM SEJARAH KOTA SURABAYA SEBAGAI KOTA MODERN PADA MASA KOLONIAL DI TAHUN 1906-1942
DINOYO VILLAGE IN THE HISTORY OF SURABAYA CITY AS A MODERN CITY IN THE COLONIAL PERIOD IN 1906-1942
Kampung Dinoyo pada masa kolonial ternyata mempunya sejarahnya sendiri, disamping sebagai salah satu kampung yang berdekatan dengan peruhaman elit Darmo. Kampung ini juga menjadi salah satu penyongkong, pribumi yang tinggal di kampung Dinoyo juga andil dalam jalannya fasilitas-fasilitas bangsa Eropa yang berada di sekitaran kampung Dinoyo masa kolonial tahun 1906-1942.
Oleh karena itu, kampung Dinoyo mempunya banyak sejarah didalamnya. Rumusan yang muncul, antara lain bagaimana kondisi Surabaya sebagai kota modern masa konial, bagaimana dampak perkembangan kota Surabaya sebagai kota modern masa kolonial terhadap kampung Dinoyo pada tahun 1906-1942, dan apakah ada perubahan pola masyarakat di kampung Dinoyo pada tahun 1906-1942 dengan masyarakat kampung saat ini.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi penelitian Sejarah. Heuristik dilakukan dengan mencari sumber Javasche Boekhandel & Drukkerij, Gids voor Soerabaja en Omstreken Vitgegeven Door De, Hoog Militair-rechtelijk tijdschrift 1912, dan Algemeen Soerabaiasch gezondheids comite map met diverse documenten yang didapat dari situs sumber digital (https://www.delpher.nl/). Adapun sumber pemerintahan, peta pemerintahan, koran sejaman, dan buku terkait. Verifikasi dilakukan dengan dilakukan perbandingan atas semua sumber yang didapat, kemudian dilakukan analisis sumber untuk menemukan fakta, dan kemudian dituliskan dalam bentuk skripsi.
Kampung Dinoyo pada masa kolonial juga ikut merasakan manfaat dari adanya fasilitas-fasilitas bangsa Eropa yang terletak di sekitaran kampung Dinoyo tahun 1906-942 dan juga perubahan sosial dalam masyarakat yang terjadi akibat berubahnya Surabaya menjadi kota otonom. Ini dikarenakan letak kampung Dinoyo yang hampir tengah kota dan berdekatan dengan perumahan kaum elit bangsa Eropa di Darmo Boulevard atau yang kini dikenal dengan jalan Raya Darmo. Dampak yang masyarakat rasakan bukan hanya fasilitas tetapi juga mereka juga ikut andil dalam menyokong fasilitas tersebut meskipun hanya dalam skala kecil, dikarenakan adanya diskriminasi etnis yang masih terjadi kala itu serta perbedaan kesempatan yang didapat antara pribumi dan warga Eropa saat itu. Kampung Dinoyo saat ini menjadi kampung yang cukup sibuk karena mobilitas masyarakatnya yang cepat sebagai ciri masyarakat kota metropolitan.
Kata Kunci: Kampung Dinoyo, masa Kolonial, Masyarakat, 1906-1942
Dinoyo Village in the colonial period turned out to have its own history, besides being one of the villages close to the elite Darmo camp. This village is also one of the supporters, natives living in Dinoyo village also contributed to the running of European facilities around Dinoyo village during the colonial period of 1906-1942.
Therefore, Dinoyo village has a lot of history in it. The formulations that emerged, among others, how the condition of Surabaya as a modern city in the conial period, how the impact of the development of the city of Surabaya as a modern city during the colonial period on Dinoyo village in 1906-1942, and whether there was a change in the pattern of society in Dinoyo village in 1906-1942 with the current village community.
The method used in this study is the Historical research methodology. Heuristics are carried out by searching for sources Javasche Boekhandel & Drukkerij, Gids voor Soerabaja en Omstreken Vitgegeven Door De, Hoog Militair-rechtelijk tijdschrift 1912, and Algemeen Soerabaiasch gezondheids comite map met diverse documenten obtained from digital source sites (https://www.delpher.nl/). As for government sources, government maps, contemporary newspapers, and related books. Verification is carried out by comparing all sources obtained, then analyzing the sources to find facts, and then written in the form of a thesis.
Dinoyo Village in the colonial period also benefited from the European facilities located around Dinoyo Village in 1906-942 and also social changes in society that occurred due to the change of Surabaya into an autonomous city. This is because the location of Dinoyo village is almost in the middle of the city and adjacent to the housing of the European elite on Darmo Boulevard or now known as Jalan Raya Darmo. The impact that the community felt was not only the facilities but also they also contributed to supporting the facilities even if only on a small scale, due to the ethnic discrimination that still occurred at that time and the differences in opportunities obtained between natives and Europeans at that time. Dinoyo Village is currently a busy village because of the rapid mobility of its people as a characteristic of metropolitan city society.
Keywords: Dinoyo Village, Colonial Time, Society, 1906-1942