Tradhisi Sepasaran Bayi (TSB) dilaksanakan setiap ada bayi baru lahir dan ketika bayi berumur lima hari atau sudah lepas bekas plasentanya. TSB ini termasuk folklor setengah lisan yang sudah tumbuh dan berkembang di desa Tanen dan desa Jabalsari. Rumusan masalah penelitian ini yaitu 1) bagaimana urut-urutan pelaksanaan TSB di desa Tanen dan desa Jabalsari kabupaten Tulungagung, 2) bagaimana ubarampe TSB di desa Tanen dan desa Jabalsari kabupaten Tulungagung, 3) bagaimana makna TSB di desa Tanen dan desa Jabalsari kabupaten Tulungagung, 4) bagaimana wujud komparasi TSB di desa Tanen dan desa Jabalsari kabupaten Tulungagung, dan 5) bagaimana upaya melestarikan TSB di desa Tanen dan desa Jabalsari kabupaten Tulungagung.
Tujuan dari penelitian TSB yaitu menjelaskan urut-urutan pelaksanaan, ubarampe, makna, wujud komparasi, upaya melestarikan TSB di desa Tanen dan desa Jabalsari kabupaten Tulungagung. Manfaat dari penelitian ini yaitu menambah ilmu pengetahuan tentang tradisi, melestarikan kebudayaan, digunakan untuk dokumentasi utamanya TSB di desa desa Tanen kecamatan Rejotangan dan desa Jabalsari kecamatan Sumbergempol kabupaten Tulungagung supaya selalu dijaga dan dilestarikan agar bisa dimengerti oleh semua daerah yang ada diluar desa Tanen dan desa Jabalsari.
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif komparatif karena data yang dikumpulkan rata-rata berupa kalimat tertulis atau lisan yang dihasilkan dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi dan kuisioner. Tatacara untuk mengolah data yaitu dimulai dari menggolongkan sesuai dengan golongannya, setelah itu diperiksa data yang cocok dengan rumusan masalah penelitian lalu membuat kesimpulan dari hasil penelitian.
Hasil dari penelitian ini menjelaskan tentang TSB yang termasuk salah satu ciri khas kebudayaan daerah yang ada di kabupaten Tulungagung utamanya di desa Tanen dan desa Jabalsari. TSB termasuk wujud rasa syukur kepada ALLAH karena sudah diberi anak dan dilaksanakan ketika bayi tersebut sudah berumur lima hari atau sudah lepas bekas plasentanya. Wujud dan makna yang dapat diambil dari TSB ada dua, yaitu tatacara pelaksanaan dan ubarampe.Ubarampe di TSB yang wajib ada yaitu cok bakal. Didalam penelitian ini juga menggunakan teori etnologi budaya jawa dengan menggungakan metode komparasi budaya. Wujud komparasi yang ada pada TSB terbagi menjadi dua aspek yaitu aspek yang sama dan aspek yang beda. Selain itu juga menjelaskan tentang upaya melestarikan dari TSB yang dilakukan oleh masyarakat desa Tanen dan desa Jabalsari dengan cara melaksanakan TSB setiap ada bayi lahir dikeluarganya, supaya bisa dikenalkan kepada masyarakat luas terutama kepada kalangan muda, karena TSB termasuk tradhisi dhaerah yang menjadi ciri khas daerah Tulunggagung yang sudah berkembang dengan cara turun-temurun.
Kalimat Penting: Tradisi Sepasaran Bayi, Folklor, dan Etnologi Budaya
Tradition of the Sepasaran Bayi (TSB) is carried out every time a new baby is born and when the baby is five days old or has ex-placenta. This TSB is a half-verbal folklore that has grown and developed in Tanen and Jabalsari villages. The formulation of the problem of this research are 1) what is the sequence of TSB implementation in Tanen village and Jabalsari village Tulungagung district, 2) how TSB ubarampe in Tanen village and Jabalsari village Tulungagung district, 3) what is the meaning of TSB in Tanen village and Jabalsari village Tulungagung district, 4) what is the comparison of TSB in Tanen and Jabalsari villages in Tulungagung regency, and 5) how to preserve TSB in Tanen villages and Jabalsari villages in Tulungagung regency.
The purpose of TSB research is to explain the sequence of implementation, ubarampe, meaning, form of comparison, efforts to preserve TSB in Tanen village and Jabalsari village of Tulungagung district. The benefits of this research are increasing knowledge about tradition, preserving culture, used for documentation especially TSB in Tanen village, Rejotangan district and Jabalsari village Sumbergempol subdistrict Tulungagung regency so that they are always preserved and preserved so that they can be understood by all areas outside Tanen and villages Jabalsari.
This research is a comparative descriptive qualitative study because the data collected are mostly in the form of written or oral sentences which are produced from observations, interviews, documentation and questionnaires. The procedure for processing data is to start from classifying according to the group, after that the data are examined that matches the formulation of the research problem and then draw conclusions from the results of the study.
The results of this study explain about TSB which is one of the characteristics of regional culture in Tulungagung, especially in Tanen and Jabalsari villages. TSB is included as a form of gratitude to GOD for being given a child and carried out when the baby is five days old or has lost his former placentas. There are two forms and meanings that can be taken from the TSB, namely the implementation procedure and ubarampe. In this study also uses the theory of Javanese culture ethnology by using the method of cultural comparison. Comparative form in TSB is divided into two aspects, namely the same aspects and different aspects. It also explained about the efforts to preserve the TSB carried out by the people of Tanen and Jabalsari villages by implementing the TSB every time a baby was born in his family, so that it could be introduced to the wider community, especially to young people, because TSB was included in the regional traditions of Tulunggagung area. which has evolved through generations.
Important Sentences: Tradition of Sepasaran Bayi, Folklore, and Cultural Ethnology