Standarisasi Kelayakan Sarana dan Prasarana Yang DiMiliki Oleh Arema FC dan Persela Lamongan Pada Liga 1 2019.
FEASIBILITY STANDARDIZATION OF FACILITIES AND INFRASTRUCTURE OWNED BY AREMA FC AND INTERMEDIATE IN LEAGUE 1 2019
Faktor kondisi sarana dan prasarana dalam memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana pelatihan juga sangat mempengaruhi proses latihan, pemain akan merasa senang dalam berlatih jika alat dan fasilitas yang mereka gunakan ada memadai. Sebaliknya jika alat dan fasilitas yang akan digunakan kurang mendukung maka akan menghambat proses pelatihan. Berbasis Berdasarkan data hasil klasemen Liga 1 Indonesia, klub Arema (Malang) dan Persela (Lamongan) tidak bisa menempati posisi 5 besar klasemen Liga 1 Indonesia. Penurunan tingkat pencapaian ini dapat disebabkan oleh Beberapa faktor yang salah satunya adalah kenyamanan dan kelayakan penggunaan sarana dan prasarana yang ada di klub sepak bola. Peneliti menggunakan metode penelitian survei deskriptif dengan mengetahui jawaban atau persepsi responden tentang sarana dan prasarana Arema FC dan Persela Lamongan. Berdasarkan hasil penelitian bahwa Arema FC Klub menunjukkan persepsi tentang fasilitas dalam kategori baik sebesar 25% sedangkan dalam kategori cukup sebesar 65% dan dalam kategori kurang 10%. Klub Persela Lamongan menunjukkan persepsi tentang fasilitas dalam kategori baik menurut 15% sedangkan pada kategori cukup 80% dan pada kategori kurang 5%. Sedangkan persepsi infrastruktur di Kategori baik sebanyak 20% sedangkan kategori sedang 70% dan kategori buruk 10%. Persela Lamongan klub menunjukkan persepsi tentang fasilitas dalam kategori baik sebesar 10% sedangkan dalam kategori cukup 80% dan dalam kategori kategori kurang 10%.
The condition factor of equipment and facilities in meeting the needs of training facilities and infrastructure also
greatly influences the training process, players will feel happy in practicing if the tools and facilities they use are
adequate. Conversely, if the tools and facilities to be used are less supportive, it will hamper the training process. Based
on data from the results of the Indonesian League 1 standings, the clubs Arema (Malang) and Persela (Lamongan) cannot
occupy the top 5 of the Indonesian League 1 standings. A decrease in the level of this achievement can be caused by
several factors, one of which is the comfort and feasibility of using the facilities and infrastructure at the football club.
Researchers used a descriptive survey research method by knowing the answers or perceptions of respondents about the
facilities and infrastructure of Arema FC and Persela Lamongan. Based on the results of the research that the Arema FC
club showed a perception about the facilities in the good category by 25% while in the sufficient category it was 65% and
in the less category 10%. The Persela Lamongan club shows a perception about the facilities in the good category by
15% while in the enough category 80% and in the less category 5%. Meanwhile, the perception of infrastructure in the
good category was 20%, while in the moderate category it was 70% and 10% in the poor category. The Persela Lamongan
club shows a perception about the facilities in the good category by 10% while in the enough category 80% and in the
less category 10%.