DRAMATURGI POLITIK CITRA GEMOY DALAM KAMPANYE PRABOWO SUBIANTO PADA PEMILIHAN PRESIDEN 2024 DI TIKTOK
POLITICAL DRAMATURGY OF GEMOY IMAGE IN PRABOWO SUBIANTO'S CAMPAIGN IN THE 2024 PRESIDENTIAL ELECTION ON TIKTOK
Penelitian ini menganalisis citra dramaturgi “gemoy” yang digunakan oleh Prabowo Subianto selama kampanye pemilihan presiden 2024, dengan menggunakan strategi kampanye dan platform media sosial, khususnya TikTok. Melalui teori dramaturgi Erving Goffman, penelitian ini menggambarkan penampilan “panggung depan” dan “panggung belakang” Prabowo. Temuan penelitian menunjukkan bahwa transformasi Prabowo dari sosok militeristik menjadi sosok yang “gemoy” merupakan strategi politik yang diperhitungkan yang bertujuan untuk menarik perhatian pemilih muda. Analisis tersebut mengungkapkan bahwa TikTok berfungsi sebagai platform yang efektif untuk menampilkan citra baru ini, memungkinkan pembuatan konten yang relatable, lucu, dan mudah didekati, sehingga menumbuhkan hubungan emosional dengan audiens. Penelitian ini juga mengkritik potensi pembayangan visi dan misi politik Prabowo karena fokus yang berlebihan pada hiburan, yang dapat merusak kredibilitasnya. Selain itu, contoh-contoh perilaku Prabowo yang tidak tersaring dalam lingkungan yang kurang terkontrol menunjukkan adanya disonansi antara persona publik yang dibangun dan dirinya yang otentik, yang menunjukkan iii adanya interaksi yang kompleks antara manajemen kesan dalam kampanye politik modern. Penelitian ini berkontribusi dalam memahami dinamika komunikasi politik yang berkembang di era digital, terutama dalam konteks Indonesia, di mana media sosial secara signifikan memengaruhi persepsi publik dan hasil pemilu.
Kata Kunci: Prabowo, Kampanye, Dramaturgi
This research analyzes the “gemoy” dramaturgical image used by Prabowo Subianto during the 2024 presidential election campaign, using campaign strategies and social media platforms, particularly TikTok. Through Erving Goffman's dramaturgy theory, this study describes Prabowo's “front stage” and “back stage” performances. The research findings show that Prabowo's transformation from a militaristic figure to a “giggly” figure is a calculated political strategy aimed at attracting the attention of young voters. The analysis revealed that TikTok served as an effective platform to display this new image, allowing for the creation of relatable, funny and approachable content, thus fostering an emotional connection with the audience. The research also criticized the potential overshadowing of Prabowo's political vision and mission due to an excessive focus on entertainment, which could undermine his credibility. In addition, instances of Prabowo's unfiltered behavior in a less controlled environment suggest a dissonance between his constructed public persona and his authentic self, which points to a dissonance between his public persona and his authentic self, , indicating v a complex interplay between impression management in modern political campaigns. This research contributes to understanding the evolving dynamics of political communication in the digital age, especially in the Indonesian context, where social media significantly influences public perception and election outcomes.
Keywords: Prabowo, Campaign, Dramaturgi