PENGARUH PENAMBAHAN KAOLIN PADA MORTAR GEOPOLIMER KOMBINASI ABU TERBANG DAN ABU SEKAM PADI DENGAN NaOH 10 MOLAR

THE EFFECT OF KAOLIN ADDITION ON GEOPOLYMER MORTAR COMBINATION OF FLY ASH AND RICE HUSK ASH WITH NaOH 10 MOLAR

Pembangunan Infrastruktur mendorong meningkatnya produksi material, salah satunya semen portland. Dengan meningkatnya permintaan semen maka dampak buruk terhadap lingkungan tidak dapat diabaikan. Proses produksi semen melepaskan emisi rata-rata 0,7 ton CO₂ per setiap ton semen ke atmosfer. Oleh karena itu, diperlukan inovasi yang ramah lingkungan. Salah satunya adalah geopolimer. Geopolimer menggunakan bahan pengikat yang sepenuhnya tidak menggunakan semen, tetapi material dengan kandungan silika dan alumina yang cukup tinggi. Abu terbang dan abu sekam padi adalah material yang memiliki kandungan  silika dan alumina yang cukup tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai bahan dasar geopolimer. Sumber alami lainnya adalah kaolin yang mengadung Al₂O₃, SiO₂ yang bisa digunakan sebagai bahan tambah pada mortar geopolimer.

Penelitian ini dilakukan dengan metode experimen menggunakan benda uji berukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm. Rasio SS/SH 10 Molar = 2 dan W/S = 0,42 dengan 9 variasi mix design dengan perawatan suhu ruang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan kaolin pada mortar geopolimer kombinasi abu terbang dan abu sekam padi dengan NaOH 10 molar terhadap kuat tekan dan porositas.

Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai kuat tekan optimum dan porositas pada mortar geopolimer terdapat pada benda uji usia 28 hari. Nilai kuat tekan optimum terjadi pada komposisi 50% abu terbang, 50% abu sekam padi, 51% kaolin dengan nilai kuat tekan sebesar 22,05 MPa dengan nilai porositas 12,20%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil kuat tekan berbanding terbalik dengan nilai porositas dan mortar geopolimer yang memiliki usia perawatan lebih lama akan menghasilkan nilai kuat tekan tinggi dan nilai porositas rendah, serta dengan penambahan kaolin dapat mempengaruhi sifat mekanis pada mortar geopolimer.

Kata Kunci : Mortar Geopolimer, Kuat Tekan, Porositas.

Infrastructure development encourages increased material production, one of which is portland cement. With the increasing demand for cement, the adverse impact on the environment cannot be ignored. The cement production process releases an average emission of 0.7 tons of CO2 per every ton of cement into the atmosphere. Therefore, environmentally friendly innovation is needed. One of them is geopolymers. Geopolymers use binders that completely use not cement, but materials with a fairly high content of silica and alumina. Fly ash and rice husk ash are materials that have a fairly high silica and alumina content, so they can be used as geopolymer base materials. Another natural source is kaolin which contains Al₂O₃, SiO₂ which can be used as an added material in geopolymer mortar.

This research was conducted by experimental method using test objects measuring 5 cm x 5 cm x 5 cm. SS/SH ratio 10 Molar = 2 and W/S = 0.42 with 9 mix design variations with room temperature treatment. The purpose of this study was to determine the effect of adding kaolin to geopolymer mortar, a combination of fly ash and rice husk ash with NaOH 10 molar on compressive strength and porosity.

The results showed that the optimum compressive strength and porosity values in geopolymer mortar were found in test specimens aged 28 days. The optimum compressive strength value occurs in the composition of 50% fly ash, 50% rice husk ash, 51% kaolin with a compressive strength value of 22.05 MPa with a porosity value of 12.20%. This shows that compressive strength results are inversely proportional to porosity values and geopolymer mortars that have a longer treatment life will produce high compressive strength values and low porosity values, and the addition of kaolin can affect the mechanical properties of geopolymer mortars.

Keywords: Geopolymer Mortar, Compressive Strength, Porosity.