Proses kenaikan pangkat pada pegawai negeri sipil merupakan bentuk penghargaan atas kinerja yang telah dilaksanakan selama masa kerjanya. Dalam pelaksanaannya terdapat sebuah permasalahan yang sangat rumit dan belum ada solusinya, melihat hal tersebut kepala BKN Pusat mengeluarkan sebuah peraturan Kepala BKN No. 25 Tahun 2013 dimana inti dari peraturan tersebut adalah untuk melakukan kenaikan proses kenaikan pangkat otomatis tanpa melakukan tes.

Metode penelitian yang digunakan deskriptif dengan metode kualitatif. Fokus yang digunakan adalah tentang bagaimana pelayanan dan hambatan yang ada pada kenaikan pangkat reguler di kantor Regional II Badan Kepegawaian Negara Surabaya (Studi Kasus Pegawai Negeri Sipil Sidoarjo) yang meliputi proses kenaikan pangkat dan hambatannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menggambarkan bahwa proses kenaikan pangkat dilaksanakan pada dua tempat dengan prosesnya masing-masing yaitu pada BKD Sidoarjo untuk proses entry data, pengiriman data, dan pencetakan data. Sedangkan di Kanrek II BKN Surabaya untuk proses verifikasi data, dalam pelaksanaannya proses uji coba ini berjalan dengan baik bahkan mendapatkan banyak dampak positif, di antaranya mulai terselesaikannya masalah utama, yaitu penumpukan berkas. Kemudian hambatan yang dialami dalam proses ini secara garis besar adalah tiga poin diantaranya sistem yang tidak terintegrasi, keterampilan dari pegawai yang bertugas, serta yang terakhir adalah gangguan pada sektor.

Dari hasil diatas maka penulis dapat memberikan saran yaitu dengan memulai sistem integrasi pada aplikasi BKD dan BKN, kemudian melakukan bimbingan teknis berkelanjutan untuk pegawai yang bertugas serta penyesuaian infrastruktur yang sesuai dengan peraturan dari BKN yang berlaku.

    Kata Kunci: kenaikan pangkat, less paper, entry data, pengiriman data, verifikasi data  dan pencetakan data

The process of promotion to civil servants is a form of appreciation for the performance that has been carried out during his tenure. In its implementation there is a problem that is very complicated and there is no solution, seeing this, the head of the BKN Center issued a regulation by the Head of BKN No. 25 of 2013 where the core of the regulation is to increase the automatic promotion process without conducting a test.

The research method used was descriptive with qualitative methods. The focus used is about how services and barriers exist in regular promotions at the Regional Office II of the Surabaya State Personnel Agency (Case Study of Sidoarjo Civil Servants) which includes the process of promotion and obstacles. Data collection techniques used in this study were interviews, observation, and documentation.

The results of the study illustrate that the promotion process is carried out in two places with their respective processes, namely at BKD Sidoarjo for data entry, data transmission, and data printing. Whereas in Kanreg II BKN Surabaya for the data verification process, the implementation of this trial process went well and even had many positive impacts, including the main problem being solved, namely the buildup of files. Then the obstacles experienced in this process in broad outline are three points including a system that is not integrated, the skills of the staff on duty, and the latter is a disruption to the sector.

From the results above, the authors can provide advice, namely by starting the system integration in the BKD and BKN applications, then carrying out ongoing technical guidance for employees on duty and infrastructure adjustments in accordance with the regulations of the applicable BKN.

Keywords: increase in rank, less paper, data entry, data transmission, verification and data printing