PERSEPSI GURU BAHASA INGGRIS TERHADAP PEMBELAJARAN PELAFALAN DI KELAS EFL
ENGLISH TEACHERS’ PERCEPTIONS ON PRONUNCIATION TEACHING IN EFL CLASSROOM
Pelafalan telah menjadi hal utama dalam kemampuan berkomunikasi secara lisan karena hal tersebut menjadi penentu apakah informasi yang diutarakan oleh pembicara dapat tersampaikan dengan baik atau tidak. Fakta bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa asing dalam penelitian ini mengakibatkan pembelajarnya lebih sering terpapar dan menggunakan bahasa tersebut hanya dalam lingkup pendidikan seperti di sekolah saja. Oleh karena itu, guru bahasa Inggris memiliki peran yang penting dalam pembelajaran peserta didiknya. Namun, keterampilan pelafalan umumnya tidak mendapatkan perhatian yang cukup yang berakibat pada seringnya peserta didik melakukan kesalahan dalam pelafalan mereka. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mencari tahu persepsi guru bahasa Inggris terhadap pembelajaran pelafalan dimana seluruh peserta didik mereka bukanlah penutur bahasa Inggris asli dan hanya memegang bahasa tersebut sebagai bahasa asing. Penelitian ini menggali mengenai pandangan mereka tentang pentingnya penerapan pembelajaran pelafalan, pengoreksian ketika terdapat peserta didik yang melakukan kesalahan pengucapan, dan halangan-halangan yang mereka hadapi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain fenomenologi karena peneliti menemukan bahwa di kelas EFL pada sekolah yang dipilih, peserta didik sering melakukan kesalahan pengucapan. Oleh sebab itu, peneliti bermaksud untuk menginvestigasi fenomena mengenai pembelajaran pelafalan di sekolah tersebut. Dengan melangsungkan wawancara semi-terstruktur, peneliti menemukan bahwa walaupun hanya empat dari lima guru yang memiliki persepsi yang positif terhadap pengajaran pelafalan, tetapi keseluruhan dari mereka percaya bahwa mereka harus selalu mengoreksi kesalahan pengucapan tersebut agar peserta didik dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam bidang pelafalan dan terhindar dari fosilisasi bahasa. Namun dalam pelaksanaannya, para guru harus berhadapan dengan beberapa halangan seperti pengaruh bahasa Ibu, kurangnya waktu dalam pengajaran, rendahnya motivasi peserta didik, dan ketidakseimbangan fokus pengajaran antara keterampilan tertulis dan lisan. Maka dari itu, disamping peningkatan diri secara personal, para guru juga memerlukan dukungan dari para pemangku kepentingan untuk membantu mereka dalam meningkatkan keefektifitasan proses pembelajaran mereka.