Konstruksi Ketandaan pada Teks Kejahatan Siber sebagai Realitas Sosial di Indonesia (Analisis Wacana Semiotika)
Construction of Markings on Cybercrime Texts as a Reality Social in Indonesia (Semiotic Discourse Analysis)
Ardhianti, Mimas. 2021. Konstruksi Ketandaan pada Teks Kejahatan Siber sebagai Realitas Sosial di Indonesia (Analisis Wacana Semiotika). Disertasi, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra, Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Pembimbing: (1) Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd. dan (2) Dr. Suhartono, M.Pd.
Kata-kata Kunci: konstruksi, ketandaan, teks kejahatan siber, analisis wacana semiotika
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyak masyarakat menyalahgunakan media komputer untuk melakukan tindak kejahatan siber dengan modus operandi konten teks ilegal. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan mengkaji ketandaan pada teks kejahatan siber sebagai realitas sosial di Indonesia. Fokus penelitian ini adalah (1) konstruksi tanda pada teks kejahatan siber sebagai realitas sosial di Indonesia; (2) konstruksi kode pada teks kejahatan siber sebagai realitas sosial di Indonesia; (3) konstruksi mitos pada teks kejahatan siber sebagai realitas sosial di Indonesia, dan (4) konstruksi ideologi pada teks kejahatan siber realitas sosial di Indonesia, (5) relasi tanda, kode, mitos, dan ideologi dikonstruksikan sebagai realitas sosial di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data yang muncul berupa kata-kata, frasa, kalimat, paragraf pada teks kejahatan siber. Sumber data penelitian terdiri atas teks ujaran kebencian/penghinaan dan suku, agama, ras, dan adat (SARA). Data tersebut digunakan untuk memecahkan fokus penelitian seperti yang telah disebutkan dalam fokus penelitian. Teks-teks yang dijadikan sumber data adalah teks yang telah memiliki kepastian status hukum atau inkrah yang tertulis dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah teknik dokumentasi yang bertujuan untuk mengambil data teks kejahatan siber dalam bentuk dari beberapa Kepolisian Daerah (Polda) yakni Polda Jawa Timur, Polda Jawa Tengah, Polda DIY Yogyakarta, Polda Metro Jakarta Pusat, dan Polda Bandung.
Hasil penelitian pertama, konstruksi tanda meliputi penamaan peristiwa, penamaan orang, dan kategorisasi. Kedua, konstruksi kode meliputi genre, intertekstualitas, dan modalitas. Ketiga, konstruksi mitos meliputi metafora dan metonimia. Keempat, konstruksi ideologi meliputi wacana yang di dalamnya terdapat penjabaran masing-masing permasalahan. Kelima, terdapat relasi tanda, kode, mitos, dan ideologi dikonstruksikan sebagai realitas sosial di Indonesia. Dalam analisis ketandaan teks kejahatan siber di Indonesia ditemukan data yang ada pada sebuah fenomena masyarakat seperti teroris. Perilaku teroris disebut sebagai sebuah fakta sosial atau sebuah keniscayaan yang ada dan terjadi di masyarakat yang dianggap berbahaya, dapat menimbulkan kekacauan, dan meresahkan masyarakat. Wujud penamaan teroris memiliki arti orang atau kelompok yang secara sengaja maupun tidak sengaja melakukan tindakan kejahatan untuk menimbulkan rasa takut di masyarakat. Anggapan ini bukan sebuah kesalahan berpikir, melainkan sebuah sudut pandang orang di luar teroris untuk menunjukkan fakta yang semestinya berlaku seperti bagaimana teroris melihat dirinya sendiri.
Simpulan penelitian ini adalah 1) konstruksi tanda pada teks kejahatan siber sebagai realitas sosial di Indonesia disimpulkan terdapat penamaan peristiwa, penamaan orang, dan kategorisasi., 2) konstruksi kode pada teks kejahatan siber sebagai realitas sosial di Indonesia disimpulkan terdapat terdapat tiga konstruksi meliputi genre, intertekstualitas, dan modalitas, 3) konstruksi mitos pada teks kejahatan siber sebagai realitas sosial di Indonesia disimpulkan terdapat metafora dan metonimia, 4) konstruksi ideologi pada teks kejahatan siber sebagai realitas sosial di Indonesia disimpulkan terdakwa secara sengaja atau tidak sengaja dapat diketahui ideologinya dari pemaparan pada teks, dan 5) teks kejahatan siber di Indonesia ditemukan konstruksi relasi tanda dengan kode, mitos dengan ideologi, mitos dengan tanda, kode, dan ideologi, dan relasi ideologi dengan tanda, kode, dan tanda dengan mitos.
Ardhianti, Mimas. 2021. Construction of Markings on Cybercrime Texts as a Reality Social in Indonesia (Semiotic Discourse Analysis). Dissertation, Language and Literature Education Study Program, Postgraduate Program, State University of Surabaya. Advisors: (1) Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd. and (2) Dr. Suhartono, M.Pd.
Key words: construction, signatures, cybercrime text, semiotic discourse analysis
This research was motivated by many people who abuse computer media to commit cybercrime with illegal text content modus operandi. Based on this background, this study aims to examine the markings of cybercrime texts as a reality social in Indonesia. The focus of this research is (1) construction of signs on cybercrime texts in Indonesia; (2) construction of coding on cybercrime text in Indonesia; (3) construction of myths in cybercrime texts in Indonesia, and (4) ) construction of ideology on cybercrime texts in Indonesia, (5) the relation construction of signs, coding, myths, and ideologies on cybercrime texts in Indonesia.
This research uses a qualitative approach because the data that appears are words, phrases, sentences, paragraphs in cybercrime texts. Sources of research data consisted of hate speech / insult speech and ethnicity, religion, race, and adat (SARA). These data are used to solve the research focus as mentioned in the research focus. Texts that are used as data sources are texts that have certain legal status or inclusion written in the Investigation Report (BAP). The data collection technique used in this study is the documentation method which aims to retrieve cybercrime text data in the form of cybercrime text documents from several Regional Police, namely the East Java Regional Police, the Central Java Regional Police, the Yogyakarta Regional Police, the National Criminal Investigation Unit, the Regional Police Metro. Central Jakarta, and Regional Police Bandung.
The results of the study found that there are tags in the cybercrime text in Indonesia, namely nine characteristics of language analysis. First, the tagging includes naming events, naming people, and categorization. Second, in coding includes genre, intertextuality, and modality. Third, myth includes metaphor and metonymy. Fourth, ideology includes discourse in which there is a description of each problem. In the tagged analysis of cybercrime texts in Indonesia, data is found on a community phenomenon such as terrorists. Terrorist behavior is referred to as a social fact or a necessity that exists and occurs in society which is considered dangerous, can cause chaos and disturb society. The form of the naming terrorist has the meaning of a person or group who intentionally or unintentionally commits a crime to create fear in society. This assumption is not a mistake to think, it's a point of view from people outside terrorists to show facts that should apply to how terrorists see themselves.
The conclusions in this research 1) construction of signs on cybercrime text in Indonesia can be concluded that seen from the shape of the markers, there are three forms of event naming marking, person naming marker form, and categorization and suggestion, 2 construction of coding on cybercrime text in Indonesia it can be concluded that from form of coding, there are three forms of coding, including genre, intertextuality, and modality, 3 construction of myths cybercrime text in Indonesia, it can be concluded that the meaning of myth itself is divided into metaphor and metonymy, 4) construction of ideology on cybercrime text in Indonesia can be concluded that in writing cybercrime text, 5) in the text of cybercrime in Indonesia, it is found that the construction of the relation between signs and codes, myths with ideology, myths with signs, codes, and ideology, and ideological relations with signs, codes, and signs with myths.