Strategi Komunikasi Dalam Pemberdayaan Masyarakat Tunagrahita Oleh “Karangpatihan Bangkit” Di Rumah Harapan Desa Karangpatihan Ponorogo

Communication Strategy in Empowering the Mentally Disabled Community by "Karangpatihan Bangkit" at the House of Hope, Karangpatihan Village, Ponorogo

Kampung Idiot di Desa Karangpatihan merupakan tempat yang unik di Indonesia. Munculnya sebutan Kampung Idiot karena banyak dari masyarakat desa tersebut yang mengalami keterbelakangan mental. Pemerintah desa maupun daerah berusaha menghilangkan istilah tersebut dengan memberikan pemberdayaan melalui strategi komunikasi dalam peningkatan kualitas masyarakat. Desa Karangpatihan memberikan contoh nyata tentang bagaimana masyarakat dapat berkembang dan beradaptasi dengan cara yang tak terduga. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan strategi komunikasi pemberdayaan yang digunakan Desa Karangpatihan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi yang digunakan adalah komunikasi secara face to face dengan cara mendatangi kaum disabilitas dan mengajak mereka berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat yang diciptakan kaum disabilitas sendiri.

Kata kunci : Desa Karangpatihan, Rumah Harapan, Strategi Komunikasi, Tunagrahita

Idiot Village in Karangpatihan Village is a unique place in Indonesia. The name Kampung Idiot emerged because many of the villagers were mentally retarded. Village and regional governments are trying to eliminate this term by providing empowerment through communication strategies to improve the quality of society. Karangpatihan Village provides a real example of how communities can develop and adapt in unexpected ways. This research aims to describe the empowerment communication strategy used by Karangpatihan Village. The method used is descriptive qualitative. Data was obtained from observations and interviews. The research results showed that the communication strategy used was face to face communication by approaching people with disabilities and inviting them to communicate using sign language created by the disabled themselves.

Keywords: Karangpatihan Village, House of Hope, Communication Strategy, Mentally retarded