Resiliensi pada Perempuan Sandwich Generation

Resilience in Women of Sandwich Generation

Perempuan sandwich generation merupakan perempuan yang memiliki posisi terhimpit antara orang tua dan anak-anak. Posisi tersebut mengharuskannya untuk merawat baik secara emosi, afeksi, hingga materi. Berperan sebagai sandwich generation dengan segenap beban rentan untuk mengalami stres, burnout, depresi, dan lain sebagainya. Meski rentan dengan berbagai permasalahan secara psikologis, terdapat individu yang tidak mengalami hal tersebut karena memiliki resiliensi. Oleh sebab itu, penelitian ini tertarik meneliti resiliensi pada sandwich generation yang sudah resilien terkait gambaran dan resiliensi. Secara khusus gambaran ini berkaitan dengan proses dinamika psikologis, proses terbentuknya resiliensi, dan faktor-faktor pelindung terbentuknya resiliensi. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif dan studi kasus. Wawancara semi terstruktur digunakan dalam penelitian ini dengan partisipan berjumlah tiga orang. Data yang diperoleh dianalisis dengan tiga tahap. Berdasarkan hal tersebut ditemukan religiusitas, dukungan keluarga, dan kemampuan regulasi diri merupakan faktor pelindung dalam resiliensi.

Sandwich generation women are women who have a squeezed position between parents and children. This position requires her to take care of both emotionally, affectionately, and materially. As a sandwich generation with all burdens prone to experiencing stress, burnout, depression, and so on. Although vulnerable to various psychological problems, there are individuals who do not experience this because they have resilience. Therefore, this study is interested in examining resilience in sandwich generation that is already resilient related to picture and resilience. In particular, this picture is related to the process of psychological dynamics, the process of forming resilience, and the protective factors of forming resilience. This research uses qualitative method approach and case study. Semistructured interviews were used in this study with three participants. The data obtained are analyzed in three stages. Based on this, it was found that religiosity, family support, and selfregulation ability are protective factors in resilience.