Semen portland (PC) sebagai salah satu
material pembuatan beton yang dalam proses produksinya dapat menghasilkan
karbon dioksida (CO2 ) yang merupakan zat utama dalam emisi gas rumah
kaca di atmosfer. Sehingga, dibutuhkan bahan pengganti seperti abu terbang atau
fly ash yang memiliki kandungan serupa dengan semen untuk membuat beton
ramah lingkungan. Beton dengan bahan pengganti abu terbang ini disebut beton
geopolimer. Disebutkan juga bahwa beton geopolimer dapat meningkatkan mutu
beton jika digunakan pada kondisi agresif, seperti air laut. Beton geopolimer
membutuhkan larutan alkali aktivator untuk mengaktifkan ikatan polimer.
Perawatan beton geopolimer menggunakan heat curing dengan suhu 100 ℃ selama 24 jam. Kemudian dilakukan perendaman pada air laut skala
laboratorium untuk mengetahui kekuatan dari beton geopolimer pada kondidi
agresif. Perendaman air laut dilakukan dengan kandungan garam sebesar 3,5% dan
6%. Hasil dari uji kuat tekan pada usia 7, 28, 56 hari tanpa perendaman, 56
hari dengan perendaman 3,5% air laut, dan 56 hari dengan perendaman 6% air laut
adalah 52,23 MPa, 56,75 MPa, 66,06 MPa, 63,35 MPa, dan 58,38 MPa. Hasil dari
uji porositas pada usia 7, 28, 56 hari tanpa perendaman, 56 hari dengan
perendaman 3,5% air laut, dan 56 hari dengan perendaman 6% air laut adalah
11,03%, 10,40%, 8,50%, 9,46%, 10,58%. Hasil uji kuat tekan beton geopolimer
mengalami kenaikan sedangkan hasil uji porositas mengalami penurunan setelah
usia 28 hari dikarenakan matriks polimer sudah terbentuk dengan baik. Air
dengan kandungan garam tinggi memiliki pengaruh terhadap kekuatan beton
geopolimer karena dapat masuk melalui pori-pori beton dan dapat menyebabkan
kerusakan pada beton.
Kata Kunci: Beton geopolymer, abu
terbang, air laut, uji kuat tekan, uji porositas.