Analisis Karakteristik Briket Bioarang dari Tempurung Kelapa dan Tongkol Jagung dengan Bioaditif Daun Trembesi (Samanea saman)
Characteristic Analysis of Biocharcoal Briquettes from Coconut Shell and Corn Cob with Trembesi (Samanea saman) Leaf Bioadditives
Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT), salah satu produk briket bioarang. Tujuan penelitian ini menganalisis briket bioarang dari tempurung kelapa dan tongkol jagung penambahan bioaditif daun trembesi (kadar air, kadar abu, nilai kalor, kadar zat mudah menguap menggunakan standar SNI 01-6235-2000). Densitas menggunakan standar D5142-02, laju pembakaran standar D-1756-82, kadar karbon terikat dan nilai ekonomis melalui perhitung. Variasi briket bioarang (BB) dan briket bioarang bioaditif (BBA) 20%, 25%, dan 30%. Pembuatan dibagi menjadi 3 tahap: persiapan, produksi, dan eksperimen. Tahap persiapan melibatkan karbonisasi tempurung kelapa dan tongkol jagung selama 4 jam dengan suhu 400 ºC, serta penyaringan partikel dengan ukuran 60 mesh. Briket kemudian dicetak menjadi kubus ukuran sisi 2,5 cm, dengan kuat tekan 100kg, dan dikeringkan dalam oven listrik selama 6 jam pada suhu 70 ºC. Tahap eksperimen pengujian karakteristik briket bioarang. Hasil briket terbaik adalah variasi BBA 3 (briket bioarang bioaditif 30%) dengan hasil uji karakteristik diatas SNI yaitu 2% kadar air, 7,9% kadar abu, 5943 kal/g nilai kalor, dan 89,179% kadar karbon terikat, sedangkan pada uji kadar zat mudah menguap, densitas, dan laju pembakaran variasi BBA 3 berada diurutan ke dua dengan hasil berturut-turut 0,921%; 0,685 g/cm3; 0,1429 g/menit dengan selisih yang cukup kecil yaitu kurang dari 0,2% dibandingkan dengan urutan pertama. Hasil ini disebabkan oleh senyawa saponin yang terdapat pada bioaditif daun trembesi. Hasil uji terburuk pada variasi BB dengan kadar air, iii abu, kalor, dan karbon terikat adalah 3,9%; 12,1%; 5417,32 kal/g; dan 83,120%, menunjukkan nilai yang paling rendah dibandingkan variasi lainnya. Dengan hasil uji kadar abu yang tidak memenuhi SNI. Kata Kunci: briket bioarang, bioaditif, karakteristik
Indonesia has the potential for new renewable energy (EBT), one of the products is bio charcoal briquettes. The purpose of this study was to analyze biocharcoal briquettes from coconut shells and corn cobs with the addition of trembesi leaf bioadditives (moisture content, ash content, calorific value, volatile substance content using SNI 01-6235-2000 standards). Density using standard D-5142-02, standard burning rate D-1756-82, bound carbon content and economic value through calculation. Variations of bio charcoal briquettes (BB) and bioadditives bio charcoal briquettes (BBA) 20%, 25%, and 30%. The manufacturing is divided into 3 stages: preparation, production, and experimentation. The preparation stage involved carbonization of coconut shell and corn cob for 4 hours at 400 ºC, as well as screening of particles with a size of 60 mesh. The briquettes were then molded into cubes of 2.5 cm side size, with a compressive strength of 100kg, and dried in an electric oven for 6 hours at 70 ºC. The experimental stage tested the characteristics of biocharcoal briquettes. The best briquette result is variation BBA 3 (30% bioadditives) with characteristic test results above SNI, namely 2% moisture content, 7.9% ash content, 5943 cal/g calorific value, and 89.179% bound carbon content, while in the volatile substance content test, density, and combustion rate variation BBA 3 is in second place with consecutive results of 0.921%; 0.685 g/cm3; 0.1429 g/min with a fairly small difference of less than 0.2% compared to the first order. This result is caused by the saponin compound contained in the trembesi leaf bioadditive. v The worst test results in variation BB with moisture, ash, heat, and bound carbon were 3.9%; 12.1%; 5417.32 cal/g; and 83.120%, showing the lowest value compared to other variations. With ash content test results that do not meet SNI. Keywords: biocharcoal briquettes, bioadditives, characteristics