Abstraksi Aksi Epistemik Siswa SMP dengan Kemampuan Spasial Rendah dan Tinggi Dalam Mengkonstruk Jaring-jaring Kubus
The Abstraction Apistemic Action of Junior High School Student With Low Spatial Ability and High Spatial Ability In Constructing Cube Nets
Sahrudin, Asep. 2022. Abstraksi Aksi Epistemik Siswa SMP dengan Kemampuan Spasial Rendah dan Tinggi Dalam Mengkonstruk Jaring-jaring Kubus. Disertasi, Program Studi Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Promotor. Prof. Dr. Mega Teguh Budiarto, M.Pd dan Kopromotor. Prof. Dr. Manuharawati, M.Si.
Kata-kata Kunci : Abstraksi, Aksi Epistemik, Building-with, Construction, Recoginiton
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan abstraksi aksi epistemik yang meliputi recognising, building-with dan construction pada siswa SMP dengan kemampuan spasial rendah dan siswa SMP dengan kemampuan spasial tinggi dalam mengkonstruksi jaring-jaring kubus. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif yang bersifat ekploratif dengan data utama berupa hasil wawancara berbasis pada kegiatan mengkonstruk jaring-jaring kubus yang dilakukan oleh subjek yang telah dipilih. Pemilihan subjek menggunakan teknik purposive dengan kriteria subjek telah mempelajari geometri, bersedia memberikan informasi dan berada pada kategori siswa dengan kemampuan spasial rendah dan siswa dengan kemampuan spasial tinggi yang ditentukan dengan menggunakan purdue spatial test. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 4 orang terdiri dari subjek dengan kemampuan spasial rendah sebanyak 2 orang dengan kode SR1 dan SR2 dan subjek dengan kemampuan spasial tinggi sebanyak 2 dengan kode ST1 dan ST2.
Hasil penelitian pada siswa dengan kemampuan spasial rendah menunjukkan bahwa aksi epistemik yang digunakan oleh siswa dengan kemampuan spasial rendah pertama dan siswa dengan kemampuan spasial rendah kedua berbeda, dimana pada siswa dengan kemampuan spasial rendah pertama menunjukkan aksi epistemik yang digunakan dalam mengkonstruk jaring-jaring kubus polos, jaring-jaring kubus dengan variasi warna dan jaring-jaring kubus dengan variasi motif domino menggunakan aksi epistemik dengan bentuk alur aksi epistemik yang berubah-ubah dan kompleks. Pada kegiatan mengkonstruk jaring-jaring kubus polos menggunakan sebanyak 8 bentuk alur aksi epistemik yang berbeda, pada kegiatan mengkonstruk jaring-jaring kubus dengan variasi warna menggunakan sebanyak 6 bentuk alur aksi epistemik yang berbeda dan pada kegiatan mengkonstruk jaring-jaring kubus dengan variasi motif domino menggunakan sebanyak 7 bentuk alur aksi epistemik yang berbeda. Sedangkan pada siswa dengan kemampuan spasial rendah kedua menunjukkan alur aksi epistemik berubah-ubah dan kompleks hanya terjadi pada kegiatan mengkonstruk jaring-jaring kubus polos, dimana alur aksi epistemik yang digunakan pada kegiatan mengkonstruk jaring-jaring kubus polos sebanyak 5 bentuk alur aksi epistemik yang berbeda. Sedangkan pada kegiatan mengkonstruk jaring-jaring kubus dengan variasi warna menggunakan sebanyak 3 bentuk alur aksi epistemik yang berbeda dan pada kegiatan mengkonstruk jaring-jaring kubus dengan variasi motif domino menggunakan sebanyak 2 bentuk alur aksi epistemik yang berbeda.
Hasil penelitian pada siswa dengan kemampuan spasial tinggi menunjukkan kedua siswa menggunakan alur aksi epistemik tidak jauh berbeda dan sederhana, dimana pada kegiatan mengkonstruk jaring-jaring kubus polos siswa dengan kemampuan spasial tinggi pertama menggunakan sebanyak 2 bentuk alur aksi epistemik berbeda dan siswa dengan kemampuan spasial tinggi kedua menggunakan sebanyak 4 bentuk alur aksi epistemik berbeda, pada kegiatan mengkonstruk jaring-jaring kubus dengan variasi warna siswa dengan kemampuan spasial tinggi pertama menggunakan sebanyak 2 bentuk alur aksi epistemik yang berbeda dan siswa dengan kemampuan spasial tinggi kedua juga menggunakan sebanyak 2 bentuk alur aksi epistemik yang berbeda dan pada kegiatan mengkonstruk jaring-jaring kubus dengan variais motif domino siswa dengan kemampuan spasial tinggi pertama menggunakan sebanyak 1 bentuk alur aksi epistemik dan siswa dengan kemampuan spasial tinggi kedua menggunakan sebanyak 2 bentuk alur aksi epistemik.
Berdasarkan keseluruhan penelitian dapat disimpulkan bahwa siswa dengan kemampuan spasial rendah cenderung menggunakan alur aksi epistemik yang berubah-ubah, kompleks dan terkait satu sama lain yang meliputi recognising, building-with dan construction. Sedangkan pada siswa dengan kemampuan spasial tinggi secara keseluruhan mengkonstruk jaring-jaring kubus menggunakan alur aksi epistemik yang lebih sederhana dan terkait satu sama lain meliputi recoginiton, building-with dan construction.
Sahrudin, Asep. 2022. The Abstraction Apistemic Action of Junior High School Student With Low Spatial Ability and High Spatial Ability In Constructing Cube Nets. Dissertation, The Study Program of Matematics Education, The Postgraduate Program of The State Universitas Negeri Surabaya. Promoter. Prof. Dr. Mega Teguh Budiarto, M.Pd and Co-promoter. Prof. Dr. Manuharawati, M.Si.
Keywords :Abstraction, Building-with, Construction, Epistemic Action, Recoginiton
This study aims to describe the epistemic action that includes the introduction, construction and construction of junior high school students with low spatial ability and junior high school students with high spatial ability in constructing cube nets. The research method used in this study is an explorative qualitative method with the main data in the form of interviews based on the activities of constructing cube nets carried out by selected subjects. Subject selection using purposive technique with the criteria that the subject has studied geometry, provides information and is in the category of students with low spatial abilities and students with high spatial abilities which are determined using the purdue spatial test. The subjects used in this study were 4 people consisting of 2 subjects with low spatial abilities with codes SR1 and SR2 and 2 subjects with high spatial abilities with codes ST1 and ST2.
The results of the study on students with low spatial ability showed that the epistemic action used by students with the first spatial ability and students with the second low spatial ability was different, where in students with the first spatial ability showed the epistemic action used in constructing plain cube nets, nets - cube nets with color variations and cube nets with domino motif variations using epistemic action with changing and complex forms of epistemic action plots. In the activity of constructing plain cube nets using as many as 8 different forms of epistemic action grooves, in the activity of constructing cube nets with color variations using 6 different forms of epistemic action plots and in the activity of constructing cube nets with variations of domino motifs using as many as 7 different forms of epistemic action plots. Meanwhile, students with low spatial abilities showed variable and complex epistemic action pathways only occurred in the activity of constructing plain cube nets, where the epistemic action plot used in the activity of constructing plain cube nets was 5 different forms of epistemic action plot. While in the activity of constructing cube nets with color variations using as many as 3 different forms of epistemic action plots and in the activity of constructing cube nets with variations of domino motifs using as many as 2 different forms of epistemic action plots.
The results of the study on students with high spatial ability showed that the two students used epistemic action plots that were not much different and simple, where in the activity of constructing plain cube nets students with high spatial ability first used as many as 2 different forms of epistemic action plots and students with high spatial abilities the second uses 4 different forms of epistemic action plots, in the activity of constructing cube nets with color variations, students with high spatial abilities first use 2 different forms of epistemic action plots and students with high spatial abilities second also use 2 forms of epistemic action plots. and in the activity of constructing cube nets with a variety of domino motifs, students with high spatial ability first use 1 form of epistemic plot of action and students with high spatial ability second use 2 forms of epistemic plot.
Based on the whole research, it can be concluded that students with low spatial ability tend to use epistemic action plots that are variable, complex and related to one another which include introduction, development, and construction. Meanwhile, students with high spatial ability overall construct cube nets using a simpler and more related epistemic action flow including recoginiton, building-with and construction.