ABSTRAK

Maharani, Ratih. 2019. Berpikir Kreatif Siswa SMP dalam Pengajuan Soal Cerita Berdasarkan Perbedaan Konteks. Tesis, Program Studi Pendidikan Matematika, Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Pembimbing: (I) Dr. Tatag Yuli Eko Siswono, M.Pd., dan (II) Dr. Endah Budi Rahaju, M.Pd.

Kata-kata Kunci: Berpikir Kreatif, Pengajuan Soal Cerita, Konteks

Berpikir kreatif diperlukan dalam memunculkan suatu ide baru. Berpikir kreatif yaitu berpikir untuk menghasilkan produk baru dengan cara membangun ide-ide, menyintesis ide-ide tersebut, menghasilkan alternatif jawaban, memenuhi komponen kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan serta ditunjukkan dalam tingkat berpikir kreatif. Berpikir kreatif terjadi apabila secara intensional seseorang menghasilkan suatu produk baru atau ketika seseorang tersebut melaksanakan tugas. Pengalaman matematika siswa tidak akan lengkap jika tidak pernah memiliki kesempatan untuk mengajukan masalah dan menyelesaikan masalah yang dibuat olehnya sendiri. Pengajuan masalah merupakan tugas yang meminta siswa untuk mengajukan atau membuat soal atau masalah matematika berdasar informasi yang diberikan, sekaligus menyelesaikan soal atau masalah yang dibuat tersebut.

Siswa menganggap soal cerita sebagai tantangan karena gagal menyelesaikan soal dengan benar. Soal cerita merupakan modifikasi dari soal-soal hitungan ke dalam bentuk cerita yang memiliki hubungan dengan kehidupan sehari-hari. Konteks adalah situasi yang dapat dilekatkan pada suatu permasalahan dan pada situasi tersebut terdapat informasi-informasi yang dapat dijadikan solusi terdapat permasalahan. Konteks dalam PISA dikategorikan menjadi empat, yaitu konteks pribadi, pekerjaan, sosial, dan ilmiah. Berpikir kreatif diperlukan dalam memahami maupun merencanakan penyelesaian masalah. Untuk meningkatkan berpikir kreatif siswa maka dilakukan pengajuan soal cerita. Komponen yang digunakan untuk menilai berpikir kreatif adalah kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan ditunjukkan melalui tingkat berpikir kreatif (TBK) 0-4.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berpikir kreatif siswa kelas VIII dalam pengajuan soal cerita berdasarkan perbedaan konteks. Pelaksanaan penelitian ini di SMP Labschool Unesa, Surabaya tahun ajaran 2018/2019 pada bulan Oktober 2018. Penelitian dilakukan pada 32 siswa kelas 8-a, dimana terpilih empat siswa yang mewakili setiap konteks soal. Data didapatkan dari tes pengajuan soal cerita berdasarkan konteks pribadi, sosial, pekerjaan, dan ilmiah. Tes dikerjakan selama 60 menit. Data yang diperoleh dianalisis berdasarkan flesibilitas, kefasihan, dan kebaruan, serta tingkat berpikir kreatif. Peneliti mengambil subjek berdasarkan jawaban siswa yang memenuhi minimal satu komponen penilaian berpikir kreatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dapat mengajukan tiga soal cerita yang berbeda meskipun belum pernah melakukan pengajuan soal sebelumnya. Siswa mengajukan soal cerita berdasarkan pengalaman ketika mengerjakan soal yang serupa. Pengajuan soal cerita pada konteks dan sosial pribadi tidak mengalami perubahan konteks dan soal dapat diselesaikan dengan dua cara penyelesaian yang berbeda. Siswa pada konteks pribadi dan sosial memenuhi komponen kefasihan dan fleksibel sehingga berada pada TBK 3 yaitu kreatif. Pengajuan soal cerita pada konteks ilmiah dan pekerjaan mengalami perbedaan konsep dengan konteks yang sama. Siswa hanya menyelesaikan satu dari tiga soal menggunakan dua cara penyelesian yang berbeda. Siswa pada konteks pekerjaan menyelesaikan soal dengan konsep perbandingan berbalik nilai menggunakan dua cara. Salah satu cara yang digunakan merupakan ide dari siswa yang belum pernah diajarkan oleh guru. Ide tersebut muncul karena siswa terbiasa mengajukan soal dan menjawabnya sendiriSiswa pada konteks ilmiah dan pekerjaan memenuhi komponen kefasihan, fleksibel, dan kebaruan sehingga berada pada TBK 4 yaitu sangat kreatif..

Berdasarkan hasil penelitian, sebaiknya guru memberikan tugas pengajuan soal dalam pembelajaran untuk menggali berpikir kreatif siswa karena siswa dapat mengajukan soal cerita meskipun belum pernah melakukannya sebelumnya. Selain itu, sebaiknya tes pengajuan soal cerita yang diberikan lebih mendorong berpikir kreatif siswa untuk menyelesaikan soal berdasarkan ide yang dia miliki.

ABSTRACT

Maharani, Ratih. 2019. Students’ Creative Thinking in Posing Mathematical Problem with Difference Context. Thesis, Mathematics Education Program, Postgraduate Universitas Negeri Surabaya. Supervisors: (I) Dr. Tatag Yuli Eko Siswono, M.Pd., dan (II) Dr. Endah Budi Rahaju, M.Pd.

Keywords: Creative Thinking, Mathematical Problem Posing, Context

Creative thinking is needed to create a new idea. Creative thinking is thinking of producing new products by building ideas, synthesizing those ideas, producing alternative answers, fulfilling the components of fluency, flexibility, and novelty and being shown in the creative thinking level. Creative thinking occurs when someone intentionally produces a new product or when someone is doing the task. The students' experience would be incomplete if they never had a chance to problem posing and solve it themselves. Problem posing was a task given to students based on the information or situations in which they had to pose, make, and solve the problem themselves.

Most students considered that the story question was a challenging one because they failed to solve the question correctly. The students’ weakness in solving the story question was on the ability in understanding question and planning solution so that creative thinking was needed. To improve the students' creative thinking, they were asked to submit a story question. The question was in term of modified calculation materials like a story related with daily life. Thus, using the daily life context could be used in problem solving. Context is the information that is contained and related with daily life. The PISA mathematics questions were set in four different such as personal, occupational, societal, and scientific context. The components used to assess creative thinking were flexibility, fluency and novelty demonstrated through the creative thinking level (CTL) 0-4.

The research aim to describe students’ creative thinking in posing mathematical problem with difference context. The research was carried out at Junior High School Labschool Unesa at the first semester of the year of 2018/2019 in October 2018. The research is conducted by 8^th grade student selected a class from 8A, consist of one student to represented each context. The instrument used to collect the data was tests on story question based on personal, societal, occupational, and scientific contexts. The test was given in 60 minutes. The data were analyzed based on components of flexibility, fluency, and novelty, as well as the creative thinking level (CTL). The subjects were selected based on their answers that met at least one component of a creative thinking assessment.

The results of the research show that students can pose three different questions even though they have never did problem posing before. Students pose questions based on experience. Students at personal and societal context has not changed context and questions can be solved in two different ways of solving. Students at personal and societal contexts met the fluency and flexibility component so that they are in CTL 3 which is creative. Students at scientific and occupational has different concepts with the same context. Students complete one of three questions using two different ways. Students at occupational context solved the problem used his idea who has never been taught by a teacher. Students at scientific and occupational contexts fulfill the components of fluency, flexibility, and novelty so that they are in CTL 4, which is very creative.

Based on the results of the research, the teacher should do problem posing in learning to explore students' creative thinking because students can pose mathematical problems even though they have never done it before. In addition, it is better if the test given is more encouraging for students to think creatively in solving problems based on the ideas they have.

ABSTRAK

Maharani, Ratih. 2019. Berpikir Kreatif Siswa SMP dalam Pengajuan Soal Cerita Berdasarkan Perbedaan Konteks. Tesis, Program Studi Pendidikan Matematika, Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Pembimbing: (I) Dr. Tatag Yuli Eko Siswono, M.Pd., dan (II) Dr. Endah Budi Rahaju, M.Pd.

Kata-kata Kunci: Berpikir Kreatif, Pengajuan Soal Cerita, Konteks

Berpikir kreatif diperlukan dalam memunculkan suatu ide baru. Berpikir kreatif yaitu berpikir untuk menghasilkan produk baru dengan cara membangun ide-ide, menyintesis ide-ide tersebut, menghasilkan alternatif jawaban, memenuhi komponen kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan serta ditunjukkan dalam tingkat berpikir kreatif. Berpikir kreatif terjadi apabila secara intensional seseorang menghasilkan suatu produk baru atau ketika seseorang tersebut melaksanakan tugas. Pengalaman matematika siswa tidak akan lengkap jika tidak pernah memiliki kesempatan untuk mengajukan masalah dan menyelesaikan masalah yang dibuat olehnya sendiri. Pengajuan masalah merupakan tugas yang meminta siswa untuk mengajukan atau membuat soal atau masalah matematika berdasar informasi yang diberikan, sekaligus menyelesaikan soal atau masalah yang dibuat tersebut.

Siswa menganggap soal cerita sebagai tantangan karena gagal menyelesaikan soal dengan benar. Soal cerita merupakan modifikasi dari soal-soal hitungan ke dalam bentuk cerita yang memiliki hubungan dengan kehidupan sehari-hari. Konteks adalah situasi yang dapat dilekatkan pada suatu permasalahan dan pada situasi tersebut terdapat informasi-informasi yang dapat dijadikan solusi terdapat permasalahan. Konteks dalam PISA dikategorikan menjadi empat, yaitu konteks pribadi, pekerjaan, sosial, dan ilmiah. Berpikir kreatif diperlukan dalam memahami maupun merencanakan penyelesaian masalah. Untuk meningkatkan berpikir kreatif siswa maka dilakukan pengajuan soal cerita. Komponen yang digunakan untuk menilai berpikir kreatif adalah kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan ditunjukkan melalui tingkat berpikir kreatif (TBK) 0-4.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berpikir kreatif siswa kelas VIII dalam pengajuan soal cerita berdasarkan perbedaan konteks. Pelaksanaan penelitian ini di SMP Labschool Unesa, Surabaya tahun ajaran 2018/2019 pada bulan Oktober 2018. Penelitian dilakukan pada 32 siswa kelas 8-a, dimana terpilih empat siswa yang mewakili setiap konteks soal. Data didapatkan dari tes pengajuan soal cerita berdasarkan konteks pribadi, sosial, pekerjaan, dan ilmiah. Tes dikerjakan selama 60 menit. Data yang diperoleh dianalisis berdasarkan flesibilitas, kefasihan, dan kebaruan, serta tingkat berpikir kreatif. Peneliti mengambil subjek berdasarkan jawaban siswa yang memenuhi minimal satu komponen penilaian berpikir kreatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dapat mengajukan tiga soal cerita yang berbeda meskipun belum pernah melakukan pengajuan soal sebelumnya. Siswa mengajukan soal cerita berdasarkan pengalaman ketika mengerjakan soal yang serupa. Pengajuan soal cerita pada konteks dan sosial pribadi tidak mengalami perubahan konteks dan soal dapat diselesaikan dengan dua cara penyelesaian yang berbeda. Siswa pada konteks pribadi dan sosial memenuhi komponen kefasihan dan fleksibel sehingga berada pada TBK 3 yaitu kreatif. Pengajuan soal cerita pada konteks ilmiah dan pekerjaan mengalami perbedaan konsep dengan konteks yang sama. Siswa hanya menyelesaikan satu dari tiga soal menggunakan dua cara penyelesian yang berbeda. Siswa pada konteks pekerjaan menyelesaikan soal dengan konsep perbandingan berbalik nilai menggunakan dua cara. Salah satu cara yang digunakan merupakan ide dari siswa yang belum pernah diajarkan oleh guru. Ide tersebut muncul karena siswa terbiasa mengajukan soal dan menjawabnya sendiriSiswa pada konteks ilmiah dan pekerjaan memenuhi komponen kefasihan, fleksibel, dan kebaruan sehingga berada pada TBK 4 yaitu sangat kreatif..

Berdasarkan hasil penelitian, sebaiknya guru memberikan tugas pengajuan soal dalam pembelajaran untuk menggali berpikir kreatif siswa karena siswa dapat mengajukan soal cerita meskipun belum pernah melakukannya sebelumnya. Selain itu, sebaiknya tes pengajuan soal cerita yang diberikan lebih mendorong berpikir kreatif siswa untuk menyelesaikan soal berdasarkan ide yang dia miliki.

ABSTRACT

Maharani, Ratih. 2019. Students’ Creative Thinking in Posing Mathematical Problem with Difference Context. Thesis, Mathematics Education Program, Postgraduate Universitas Negeri Surabaya. Supervisors: (I) Dr. Tatag Yuli Eko Siswono, M.Pd., dan (II) Dr. Endah Budi Rahaju, M.Pd.

Keywords: Creative Thinking, Mathematical Problem Posing, Context

Creative thinking is needed to create a new idea. Creative thinking is thinking of producing new products by building ideas, synthesizing those ideas, producing alternative answers, fulfilling the components of fluency, flexibility, and novelty and being shown in the creative thinking level. Creative thinking occurs when someone intentionally produces a new product or when someone is doing the task. The students' experience would be incomplete if they never had a chance to problem posing and solve it themselves. Problem posing was a task given to students based on the information or situations in which they had to pose, make, and solve the problem themselves.

Most students considered that the story question was a challenging one because they failed to solve the question correctly. The students’ weakness in solving the story question was on the ability in understanding question and planning solution so that creative thinking was needed. To improve the students' creative thinking, they were asked to submit a story question. The question was in term of modified calculation materials like a story related with daily life. Thus, using the daily life context could be used in problem solving. Context is the information that is contained and related with daily life. The PISA mathematics questions were set in four different such as personal, occupational, societal, and scientific context. The components used to assess creative thinking were flexibility, fluency and novelty demonstrated through the creative thinking level (CTL) 0-4.

The research aim to describe students’ creative thinking in posing mathematical problem with difference context. The research was carried out at Junior High School Labschool Unesa at the first semester of the year of 2018/2019 in October 2018. The research is conducted by 8^th grade student selected a class from 8A, consist of one student to represented each context. The instrument used to collect the data was tests on story question based on personal, societal, occupational, and scientific contexts. The test was given in 60 minutes. The data were analyzed based on components of flexibility, fluency, and novelty, as well as the creative thinking level (CTL). The subjects were selected based on their answers that met at least one component of a creative thinking assessment.

The results of the research show that students can pose three different questions even though they have never did problem posing before. Students pose questions based on experience. Students at personal and societal context has not changed context and questions can be solved in two different ways of solving. Students at personal and societal contexts met the fluency and flexibility component so that they are in CTL 3 which is creative. Students at scientific and occupational has different concepts with the same context. Students complete one of three questions using two different ways. Students at occupational context solved the problem used his idea who has never been taught by a teacher. Students at scientific and occupational contexts fulfill the components of fluency, flexibility, and novelty so that they are in CTL 4, which is very creative.

Based on the results of the research, the teacher should do problem posing in learning to explore students' creative thinking because students can pose mathematical problems even though they have never done it before. In addition, it is better if the test given is more encouraging for students to think creatively in solving problems based on the ideas they have.