IMPLEMENTASI PROGRAM PENCEGAHAN STUNTING DI DESA KARANGSONO
KECAMATAN DANDER KABUPATEN BOJONEGORO
STUNTING PREVENTION PROGRAM IMPLEMENTATION IN KARANGSONO VILLAGE, DANDER DISTRICT BOJONEGORO DISTRICT
Nama : Nur kuriati
NIM : 21040674441
Program Studi : S-1
Jurusan : Administrasi Publik
Fakultas : Ilmu Sosial dan Hukum
Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya
Pembimbing : Indah Prabawati, S.Sos., M.Si
Salah satu upaya negara Indonesia dalam mempersiapkan Generasi Emas 2045 yaitu dengan pencegahan stunting. Stunting ialah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar (WHO,2015). Stunting merupakan pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang / tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang / kronis yang terjadi dalam 1000 HPK (WHO, 2020). Tujuan dari penelitian ini Untuk mendeskripsikan Implementasi Program Pencegahan Stunting di Desa Karangsono Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro
Penilitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif yang berfokus pada beberapa aspek berdasarkan teori Edward III yang mencakup Komunikasi, Sumber daya, Disposisi, Struktur Birokrasi. Subyek penelitian ini adalah Kepala desa, bendahara Desa, Bidan Desa, Kader Pembangunan Manusia, Kader Balita, Ibu balita dan Ibu hamil.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Implementasi Program pencegahan stunting yang dilakukan di desa Karangsono ini sudah relatif baik.Aspek Komunikasi penyampaian informasi sudah dilakukan dengan baik oleh pelaksana kegiatan terhadap sasaran. Aspek Sumbersaya manusia cukup baik. Namun pelaksana kader posyandu kurang menguasai materi yang disampaikan karena dari latar belakang pendidikan dan umur yang kurang memadai. Sudah terdapat fasilitas namun kurang lengkap. Aspek disposisi dari pelaksana kebijakan susah baik terdapat insentif untuk meningkatkan berjalannya kegiatan. Aspek Struktur birokrasi sudah terdapat SOP untuk berjalaannya kegiatan supaya kgiatan berjalan dengan terarah. Saran yang dapat diberikan yaitu meningkatakan penyaluran informasi lebih banyak lagi melalui media seperti banner brosur-brosur yang ditaruh ditempat ramai. Insentif pelaksana dan anggaran PMT dinaikkan supaya program berjalan dengan baik. Sinergi antara seluruh agen pelaksana dan lembaga terkait, sehingga proses evaluasi program dapat dilakukan secara bertahap, baik evaluasi awal, proses maupun evaluasi hasil.
Kata Kunci: Stunting, implementasi kebijakan
Nim : 21040674441
Study Program : Bachelor of Public Administration ScienceFaculty : Social Sciences and Law
Name of Institution : Surabaya State University
Supervisor : Indah Prabawati, S.Sos., M.Si
One of the efforts of the Indonesian state in preparing for the 2045 Golden Generation is by preventing stunting. Stunting is a disorder of growth and development of children due to chronic malnutrition and repeated infections, which are characterized by their length or height being below standard (WHO, 2015). Stunting is short or very short based on length/height for age which is less than -2 standard deviations (SD) on the WHO growth curve that occurs due to irreversible conditions due to inadequate nutritional intake and/or recurrent/chronic infections that occur within 1000 HPK (WHO, 2020). The purpose of this study is to describe the implementation of the stunt prevention program in Karangsono Village, Dander District, Bojonegoro Regency.
This research uses a descriptive qualitative research method that focuses on several aspects based on Edward III's theory which includes Communication, Resources, Disposition, Bureaucratic Structure. The subjects of this study were village heads, village treasurers, village midwives, human development cadres, toddler cadres, toddler mothers and pregnant wom.
The results of this study indicate that the implementation of the stunting prevention program carried out in Karangsono village is relatively good. The communication aspect of conveying information has been carried out well by the activity implementers towards the target. The human resource aspect is quite good. However, the Posyandu cadres did not understand the material presented because of their inadequate educational background and age. There are facilities but they are not complete. The disposition aspect of the policy implementer is difficult, there are incentives to improve the running of the activity. Aspects of the bureaucratic structure already have SOPs for running activities so that activities run in a directed manner. Advice that can be given is to increase the distribution of more information through media such as banners, brochures placed in crowded places. Implementing incentives and the PMT budget are increased so that the program runs well. Synergy between all implementing agencies and related institutions, so that the program evaluation process can be carried out in stages, both initial evaluation , process and outcome evaluation.
Keywords: Stunting, policy implementation