Program Membaca Ekstensif untuk Siswa EFL Sekolah Menengah Atas untuk Mempromosikan Otonomi Pembelajar
Extensive Reading Program for EFL High School Students to Promote Learner Autonomy
Banyak penelitian sebelumnya yang telah membuktikan keberhasilan program membaca ekstensif pada mahasiswa di perguruan tinggi untuk mempromosikan otonomi pelajar. Sedangkan program membaca ekstensif merupakan amanah dari pemerintah untuk dijalankan juga di sekolah dasar dan menengah. Studi ini bertujuan untuk menganalisis program membaca ekstensif yang dikembangkan oleh sekolah menengah atas untuk mempromosikan kebiasaan membaca, persepsi pelajar tentang program literasi digital di sekolah, dan dampak dari program membaca secara ekstensif untuk mempromosikan otonomi di kalangan peserta didik di tingkat sekolah menengah atas.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner terbuka. Partisipan dalam penelitian ini adalah pelajar di dua kelas dari lima kelas yang ada di kelas 10 di salah satu SMA swasta di Jawa Timur serta tujuh orang guru dari empat puluh dua orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa program membaca ekstensif ini telah dilaksanakan berdasarkan panduan kesuksesan membaca senyap berkelanjutan yang meliputi akses yang mudah, menarik, lingkungan yang kondusif, terdapat dorongan dari guru, adanya pelatihan guru, non-akuntabilitas, adanya aktifitas lanjutan, dan adanya waktu untuk membaca. Selain itu, temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pelajar sekolah menengah atas yang terlibat dalam penelitian ini berpendapat bahwa program membaca ekstensif ini berdampak pada meningkatnya kebiasaan membaca mereka dan menambah wawasan baru bagi mereka. Temuan yang tidak kalah penting dari hasil penelitian ini juga mengungkapkan bahwa pelajar sekolah menengah atas yang terlibat dalam penelitian ini berpendapat bahwa program membaca ekstensif dapat membantu mereka dalam tiga elemen Otonomi Pembelajar yaitu memulai pembelajaran, memantau pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajaran sehingga menjadikan mereka sebagai pembelajar yang mandiri. Namun, beberapa guru berpendapat bahwa mereka merasa skeptis dengan kesuksesan program ini karena beberapa siswa belum bisa bertanggungjawab pada belajarnya.
Many previous studies have proven the success of extensive reading programs for university students to promote learner autonomy. Meanwhile, the government mandates extensive reading programs to be implemented in primary and secondary schools. This study aims to analyze the extensive reading program developed by a high school to promote reading habits, students’ perceptions of the digital extensive reading program in school, and the impact of extensive reading in promoting learner autonomy among EFL high school students.
This research applied a qualitative research design. Meanwhile, the data collection technique used in this study is an open-ended questionnaire. Participants in this study were students in two classes out of five classes of 10th grade at one of the private high schools in East Java, totaling fifty-one students and seven teachers out of forty-two people.
The results of the study show that this extensive reading program has been implemented based on guidelines for the success of sustained silent reading which include easy access, appeal, a conducive environment, encouragement from teachers, staff training, non-accountability, follow-up activity, and distributed time to read. In addition, the findings in this study show that the EFL high school students involved in this study argued that the extensive reading program had an impact on improving their reading habits and adding new insights to them. Last but not least, the findings of this study also reveal that the EFL high school students involved in this study argued that an extensive reading program can help them with three elements of Learner Autonomy which are initiating learning, monitoring learning, and evaluating learning to make them good autonomous learners. However, teachers have their perception that they have skepticism on the success of the program since students are not yet responsible for their learning.