Analisis Implementasi Kurikulum Merdeka pada Proses Pembelajaran Fisika SMA: Studi Kasus di Kabupaten Gresik
Analysis of the Implementation of the Independent Curriculum in the High School Physics Learning Process: Case Study in Gresik Regency
Kurikulum Merdeka merupakan kebijakan baru yang ditetapkan oleh kemendikbud. Pada pembelajaran fisika di SMA dapat digunakan prinsip Kurikulum Merdeka untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih menarik, relevan, dan mendukung pengembangan keterampilan abad ke-21 peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi Kurikulum Merdeka pada pembelajaran Fisika di Kabupaten Gresik. Berdasarkan hasil penelitian yang melibatkan guru dan siswa dari beberapa sekolah menengah atas, ditemukan bahwa Kurikulum Merdeka membawa perubahan positif dalam pembelajaran Fisika dengan mengadopsi pendekatan pembelajaran paradigma baru, hal ini ditunjukan dengan hasil respon peserta didik nilai korelasi variabel pembelajaran fisika dengan Kurikulum Merdeka didapatkan T stat sebesar 5.362 dan P value sebesar 0.0001 yang artinya hipotesis korelasi diterima. Kelebihan dari kurikulum ini termasuk pembelajaran yang lebih interaktif dan menyenangkan, serta penggunaan media pembelajaran yang inovatif dan berbasis teknologi. Namun, terdapat juga beberapa kendala yang dihadapi, seperti distribusi materi yang tidak seimbang antar fase, penyusunan modul ajar, alokasi waktu pembelajaran yang dirasa kurang serta kemampuan awal peserta didik yang sangat bervariasi. Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun implementasi Kurikulum Merdeka relevan dan bermanfaat, masih diperlukan dukungan dan penyesuaian lebih lanjut untuk mengatasi kendala yang ada. Secara keseluruhan, implementasi Kurikulum Merdeka di Kabupaten Gresik telah menunjukkan potensi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Fisika, dengan catatan perlunya perhatian terhadap aspek-aspek yang masih memerlukan perbaikan.
Kata kunci: Kurikulum Merdeka, pembelajaran Fisika, Kabupaten Gresik, implementasi kurikulum.
Merdeka Curriculum is a new policy established by the Ministry of Education and Culture. In physics learning in high school, the principles of the Independent Curriculum can be used to create a learning environment that is more interesting, relevant and supports the development of students' 21st century skills. This research aims to analyze the implementation of the Independent Curriculum in Physics learning in Gresik Regency. Based on the results of research involving teachers and students from several high schools, it was found that the Merdeka Curriculum brought positive changes in physics learning by adopting a new paradigm learning approach, this was shown by the results of students' responses, the correlation value of physics learning variables with the Merdeka Curriculum was obtained T stat is 5.362 and the P value is 0.0001, which means the correlation hypothesis is accepted. The advantages of this curriculum include more interactive and fun learning, as well as the use of innovative and technology-based learning media. However, there are also several obstacles faced, such as the unbalanced distribution of material between phases, the preparation of teaching modules, the allocation of learning time which is felt to be inadequate and the initial abilities of students which vary greatly. These findings indicate that although the implementation of the Merdeka Curriculum is relevant and beneficial, further support and adjustments are still needed to overcome existing obstacles. Overall, the implementation of the Merdeka Curriculum in Gresik Regency has shown the potential to improve the quality of Physics learning, with the need to pay attention to aspects that still require improvement.
Keywords: Merdeka Curriculum, Physics learning, Gresik Regency, curriculum implementation. Keywords: Independent Curriculum, Physics learning, Gresik Regency, curriculum implementation.