Film “Nyai Ahmad Dahlan” termasuk dalam genre film biopic yang mengisahkan kehidupan pahlawan emansipasi nasional Indonesia yaitu Siti Walidah atau lebih dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan. Film ini mengangkat isu tentang perempuan yang hidup di lingkungan budaya patriarki. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana representasi perempuan dalam organisasi ditampilkan dalam film ini. Untuk menyelesaikan penelitian ini digunakan metode analisis wacana kritis model Van Dijk dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan telaah dokumen.
Hasil peneltian ini menunjukkan film “Nyai Ahmad Dahlan” merupakan bentuk representasi yang berangkat dari kesadaran akan penindasan sistem patriarki pada masa itu dimana kaum laki-laki berupaya mengontrol dan mendominasi kehidupan kaum perempuan serta diskriminasi kolonialisme. Makna dan ideologi yang ingin disampaikan penulis film adalah hak dan derajat perempuan dengan laki-laki adalah sama dalam kehidupan bermasyarakat. Perempuan direpresentasikan memiliki peran multidimensi yang tidak hanya dapat menjadi seorang istri dan ibu saja, melainkan juga sebagai sahabat, da’iyah, guru, pemimpin dan pejuang tanpa melupakan fitrahnya untuk mengurus rumah tangga. Perempuan ditampilkan sebagai sosok yang cerdas, memiliki intelektualitas dan kualitas diri yang tidak kalah dengan laki-laki. Perempuan mampu tampil di sektor publik, mampu berdampingan dengan laki-laki, memenejemen kelompok, menyumbang ide, megambil keputusan, membentuk organisasi, dan mmiliki jiwa kepemimpinan untuk menjalankan organisasi. Perjuangan meraih hak dilakukan dengan membentuk dan mengembangkan organisasi. Isu dan konteks dalam film relevan dengan kehidupan masyarakat saat ini dimana kaum perempuan masih mengalami diskriminasi dan memperjuangkan haknya lewat aksi.
Nyai Ahmad Dahlan movie is included in the biopic movie genre which tells the life story of Indonesia’s national emancipation hero namely Siti Walidah or better known as Nyai Ahmad Dahlan. This movie raises the issue of women living in a patriarchal cultural environment. This study aims to see how women's representation in organizations shown in this movie. To complete this study, Van Dijk's model of critical discourse analysis method was used with a qualitative descriptive approach. The data collected by interviews and document research.
The results of this research show that Nyai Ahmad Dahlan's movie is a form of representation that departs from the awareness of the oppression of the patriarchal system at that time where men sought to control and dominate the lives of women and discrimination in colonialism. The meaning and ideology that film writers want to convey is the rights and degrees of women with men are the same in social life. Women are represented as having a multidimensional role that not only can become a wife and mother, but also as friends, da'iyah, teachers, leaders and fighters without forgetting their nature to take care of the household. Women are shown as intelligent, intellectual and self-quality who are not inferior to men. Women are able to perform in the public sector, are able to co-exist with men, manage groups, contribute ideas, make decisions, form organizations, and have leadership skills to run the organization. The struggle for rights is done by forming and developing organizations. Issues and contexts in films are relevant to people's lives today where women still experience discrimination and fight for their rights through action.