Hubungan Kursus Pranikah Dengan Tingkat Pemahaman Calon Pengantin Tentang Fungsi Keluarga Di Kota Surabaya
The Relationship Of The Premarriage Course With The Prospective Bride's Level Of Understanding About Family Functions In The City Of Surabaya
Kursus pranikah merupakan kursus yang memiliki beragam manfaat bagi calon pengantin, karena pada kursus ini mereka akan diberikan ilmu tambahan tentang cara menghadapi dan menyelesaikan suatu permasalahan dalam rumah tangga. Dengan adanya kursus pranikah ini diharapkan mampu mengurangi angka perceraian dan KDRT, Seks bebas, serta pernikahan dini yang terjadi di Kota Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kursus pranikah atau bimbingan perkawinan yang diselenggarakan Kementrian Agama Kota Surabaya dan mengetahui ada atau tidaknya hubungan kursus pranikah dengan tingkat pemahaman calon pengantin tentang fungsi keluarga pada pelaksanaan kursus tersebut. Nilai yang terkandung dalam fungsi keluarga mampu membantu pasangan ketika mengalami kesulitan atau kebingungan akan pedoman dalam suatu hubungan pernikahan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Responden pada penelitiam ini sebanyak 30 orang peserta yang telah mengikuti kursus pranikah. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket tertutup, observasi, dan dokumentasi. Pada proses analisis data, teknik yang digunakan adalah teknik korelasi product moment. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan, hasil rhitung 0,211 < rtabel 0,361 sehingga dapat ditarik kesimpulan tidak ada hubungan atau korelasi antara kursus pranikah dengan tingkat pemahaman calon pengantin. Hal ini dikarenakan tidak semua kursus yang diikuti oleh calon pengantin dapat diterapkan dikehidupan setelah menikah, semua tergantung dari prespektif individu tersebut. Adanya penelitian ini maka materi pada kursus diberikan pemahaman fungsi keluarga yang lebih mendalam lagi, sehingga peserta akan lebih mudah memahami nilai-nilai yang terkandung didalan fungsi keluarga itu sendiri.
The pre-wedding course is a course that has various benefits for prospective brides, because in this course they will be given additional knowledge about how to deal with and solve a problem in the household. With this pre-marital course, it is hoped that it will reduce the number of divorces and domestic violence, free sex, and early marriages that occur in the city of Surabaya. This study aims to describe a premarital course or marriage guidance held by the Ministry of Religion of the City of Surabaya and to find out whether or not there is a relationship between premarital courses and the level of understanding of the prospective bride and groom about the function of the family in the course of the course. The values contained in the family function are able to help couples when experiencing difficulties or confusion regarding guidelines in a marital relationship. This study uses a quantitative descriptive method. Respondents in this study were 30 participants who had taken pre-marital courses. Data collection techniques in this study used a closed questionnaire, observation, and documentation. In the process of data analysis, the technique used is the product moment correlation technique. Based on the results of the study, the results of rcount 0.211 < rtable 0.361 so that it can be concluded that there is no relationship or correlation between pre-wedding courses and the level of understanding of the bride and groom. This is because not all courses taken by the bride and groom can be applied in life after marriage, it all depends on the perspective of the individual. With this research, the material in the course is given a deeper understanding of family functions, so that participants will more easily understand the values contained in the function of the family it.