SWASTANISASI PERKEBUNAN TEBU DAN INDUSTRI GULA DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 1870 – 1918 (Gerakan sosial petani perkebunan dan buruh pabrik gula Bantul) 

SWASTANIZATION OF CANE PLANTATION AND SUGAR INDUSTRY IN THE DISTRICT BANTUL YEAR 1870-1918 (Social movement of plantation farmers and sugar factory workers in Bantul)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk: 1).Menganalisis latar belakang swastanisasi perkebunan tebu di Bantul 1870- 1918. 2).Menganalisis dampak pelaksanaan swastanisasi perkebunan tebu di Bantul 1870-1918. 3).Menganalisis reaksi petani terhadap swastanisasi perkebunan tebu di Bantul. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Sejarah: meliputi Heuristik atau pengumpulan data dari arsip BPAD DIY dan sumber pustaka, setelah memperoleh data akan dilakukan tahapan kritik atau verifikasi keautentikan data, kemudian ditafsirkan atau diinterpretasi, lalu disusun dalam bentuk Historiografi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Swastanisasi merupakan hasil dari tujuan kaum pemilik modal atau pengusaha dari negeri Belanda yang berkeinginan mengalihfungsikan tanah jajahan sebagai lahan untuk berinvestasi. Ditandai dengan diputuskannya kebijakan politik pintu terbuka pada tahun 1870, kemudian dilanjutkan dengan kebijakan reorganisasi agraria ditahun 1912 yang semakin mempermudah laju kaum pemodal untuk berbisnis di tanah jajahan. Perkembangan perkebunan ditanah jajahan telah merubah bentuk tatananan masyarakat terutama pribumi baik dari sistem perekonomian maupun kesenjangan sosial yang semakin melebar pada masarakat Hindia Belanda. Kesenjangan terjadi karena banyak dari kebijakan yang sangat mengutamakan kaum pemodal dibandingkan rakyat pribumi yang miskin. Perlakuan tidak adil tersebut memicu kecemburuan sosial pada masarakat kelas bawah yang dalam beberapa hal merasa dirugikan perkebunan. Sebagaimana yang telah dialami oleh sebagian buruh Bantul, yang merasa hak-nya dirampas oleh pihak perusahaan. Sehingga menyebabkan munculnya beberapa aksi protes, mulai dari pemogokan, penggogolan, bahkan hingga ke pembakaran lahan perkebunan.  

Kata Kunci: Swastanisasi, perkebunan Tebu, Pabrik Gula, Gerakan Sosial Petani, Gerakan Sosial Buruh

Abstract

This Research has purposes to: 1) Analyze the background of the privatization of sugarcane plantations in Bantul 1870-1918. 2) Analyzing the impact of the privatization of sugarcane plantations in Bantul 1870-1918. 3) Analyzing the reaction of farmers to the privatization of sugarcane plantations in Bantul. This research uses the historical research method: includes Heuristics or data collection from BPAD DIY archives and library sources, after obtaining the data, a critical or authentic verification stage will be carried out, then interpreted or interpreted, then compiled in the form of historiography. The results of this study indicate that privatization is the result of the goals of capital owners or entrepreneurs from the Netherlands who wish to convert colonial lands as land for investment. It was marked by the decision of the open door political policy in 1870, then followed by the agrarian reorganization policy in 1912 which made it easier for investors to do business in colonies. The development of plantations in colonies had changed the form of the community, especially the natives, both from the economic system and the widening social inequality in the Dutch East Indies society. The discrepancy occurs because many of the policies place a high priority on investors over poor indigenous people. This unfair treatment triggers social jealousy among the lower class people, who in some cases feel that they have been disadvantaged by the plantation. As has been experienced by some Bantul workers, who feel that the company has taken away their rights. This has resulted in the emergence of several protests, ranging from strikes, bullying, to burning plantation land.

Keywords: Privatization, sugar plantations, sugar caneindustry, farmers socialmovements, worker social movements