Penggunaan Bahasa di Ruang Publik Kota Jombang Sebagai Kota Santri
(Kajian Linguistik Lanskap)
The Use of Language in a Public Space of Jombang as a Santri City
(Landscape Linguistic Studies)
Abstrak
Penelitian ini mengkaji penggunaan bahasa di ruang publik kabupaten Jombang sebagai kota santri. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bagaimana penggunaan bahasa di ruang publik kabupaten Jombang sebagai kota santri menggunakan kajian linguistik lanskap. Data pada penelitian ini adalah 40 bentuk penggunaan bahasa pada baliho, nama toko, tanda jalan, dan tanda-tanda umum di jalan lainnya yang dapat mencerminkan sebutan kabupaten Jombang sebagai kota santri. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teori yang dipakai adalah teori dasar dari Landry dan Bourhis (1997) yang berfokus pada kajian linguistik lanskap yang merujuk pada fungsi informasi dan fungsi simbolik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima bentuk penggunaan bahasa di kabupaten Jombang yang disebut sebagai kota santri, yakni (1) penggunaan bahasa pada penamaan toko, gedung, dan kelompok masyarakat menggunakan bahasa Arab yang ditulis menggunakan huruf Latin, (2) penggunaan bahasa pada penamaan jalan, gang, dan lembaga menggunakan nama keluarga atau pendiri pondok pesantren, (3) penggunaan bahasa pada pemberian informasi khusus untuk santri pondok, (4) penggunaan bahasa pada promosi sekolah berbasis pondok pesantren, dan (5) penggunaan bahasa pada objek lain. bentuk-bentuk penggunaan bahasa tersebut terbagi dalam enam kategori tanda bahasa di ruang publik yakni pada kategori tanda jalan, tanda iklan atau promosi, tanda peringatan, nama-nama gedung, tanda informasi, dan objek. Ditemukan pula faktor yang mempengaruhi adanya tanda bahasa di ruang publik yang merepresentasikan Jombang sebagai kota santri, yakni (1) berada dekat dengan area pondok pesantren, (2) mengikuti trend yang dilakukan subjek lain di sekitar pondok pesantren, (3) kebutuhan eksistensi sebuah lembaga, dan (4) sarana informasi bagi khalayak umum.
Kata kunci : penggunaan bahasa, kota santri, linguistik lanskap
Abstract
This study examines the using language of Jombang district as a santri city. The purpose of this study is to describe how use of language on the mention of Jombang district as santri city is examined from the use of language in public spaces that can reflect these nicknames. The data in this study are 40 forms of language use on billboards, shop names, road signs, and public signs on other roads that can reflect the designation of Jombang district as a santri city. This research is a qualitative research. The teory used is the basic theory of Landry and Bourhis (1997) which focuses on the study of linguistic landscapes that refer to information functions and symbolic functions. The results showed that there were five ways of use of language on Jombang as a santri city, namely (1) use of language on naming shops, building, and community groups using Arabic which was written using Latin letters, (2) use of language on naming streets, alleys, and institutions using names family or the founder of the Islamic boarding school, (3) use of language on the provision of special information for the boarding school students, (4) use of language on the promotion of Islamic boarding school based school, and (5) use of language on other projects. The methods of representation are divided into six categories of language signs in public spaces, namely in the category of road signs, warning signs, building names, information signs, and objects. Also found factors that influence the presence of language signs in public spaces that represent Jombang as santri city, namely (1) close to the area of Islamic boarding school, (2) follow trends that other subjects around the Islamic boarding school, (3) the need of existence of an institution, and (4) giving information for the general public.
Keywords: using language, santri city, landscape linguistic