Olok-olok politik pilpres di twitter digunakan para pendukung antar calon presiden untuk menurunkan elektabilitas. Olok-olok politik pilpres berbagai macam bentuk, berupa postingan kata-kata, gambar, maupun foto yang berkaitan dengan pemilihan presiden. Kata-kata yang digunakan mengolok-olok seperti kampret dan kecebong. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna olok-olok politik pilpres.
Teori dalam penelitian ini menggunakan semiotika Charles Sanders Peirce yakni tanda, objek, dan interpretan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan objek penelitian olok-olok politik pilpres 2019 di media sosial. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah penyeleksian data, reduksi data, menyajikan data, dan kesimpulan.
Hasil penelitian dan pembahasan berupa tanda, objek, dan interpretan olok-olok politik pilpres. Hasil penelitian menunjukkan suatu simpulan adanya makna baru yang digunakan masyarakat di media sosial untuk menyindir, mengejek yang berkaitan dengan pilpres pada tahun 2019.
Kata-kata yang digunakan dalam olok-olok politik pilpres memiliki makna ambigu, pertama merupakan makna asli, dan yang kedua makna yang digunakan mengolok-olok dalam politik pilpres.
Kata Kunci Olok-olok politik pilpres , Semiotika, Makna
Keywords Political Burlesque of Pilpres, Semiotic, Mean
Political Burlesque of Pilpres in twitter was used by supporters of presidential candidates to reduce electability. The political mockery of various types of presidential election, in the form of posting words, pictures, and photos relating to the presidential election. The words used are mocking like shucks and tadpoles. The purpose of this study was to determine the meaning of Political Burlesque of Pilpres.
The theory in this study uses Charles Sanders Peirce's semiotics namely signs, objects, and interpretants. The method used in this research is descriptive qualitative, with the object of the 2019 presidential election political banter research on social media. The data collection technique used is documentation. Analysis of the data used is data selection, data reduction, presenting data, and conclusions.
The results of research and discussion in the form of signs, objects, and interpretants of the presidential election political banter. The results showed a conclusion that there was a new meaning that was used by the community in social media to satirize, ridicule related to the presidential election in 2019.
The words used in the political mockery of the presidential election have ambiguous meanings, the first is the original meaning, and the second meaning is used in mockery in presidential election politics.