Penelitian ini bertujuan: 1)mengolah eceng gondok menjadi pakan ternak melalui proses fermentasi dan 2)mengetahui kualitas pakan ternak dengan penambahan dedak jagung ditinjau dari kandungan gizinya. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan variabel manipulasi perbedaan massa dedak tongkol jagung yang meliputi perlakuan A: 125gr dedak jagung; B: 250gr dedak jagung; dan C: 500gr dedak jagung, parameter yang diukur adalah uji kualitas dengan uji analisis proksimat dan uji analisis fisik. Analisis proksimat meliputi: 1)kadar serat kasar, 2)kandungan protein kasar, dan 3) energi. Parameter analisis fisik meliputi: 1)suhu, 2)pH, dan 3)kelembaban selama proses fermentasi. Teknik analisis data secara deskriptif kuantitatif. Hasil uji analisis proksimat pakan terbaik yaitu perlakuan C dengan kandungan protein kasar 9,6685% dan energi tertinggi 1818,3454kkal/kg namun kadar serat kasar terlalu tinggi 28,4518%. Perlakuan B mendapatkan hasil uji analisis dengan kadar serat kasar cukup rendah namun kandungan protein kasar dan energi rendah yaitu, 19.4444% serat kasar, 6.9721% protein kasar, dan 1528.9780kkal/kg energi. Perlakuan A menghasilkan pakan dengan serat kasar tinggi yaitu, 20.5886% dan kandungan protein kasar 7.8866% dan energi cukup tinggi 1781.6887kkal/kg. dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perbedaan massa dedak jagung berpengaruh terhadap kualitas gizi pakan fermentasi berbahan eceng gondok, dengan hasil yang cukup baik pada perlakuan C.
This study aims: 1) processing water hyacinth into animal feed through a fermentation process and 2) knowing the quality of animal feed by adding corn bran in terms of its nutritional content. This study used an experimental method with a manipulation variable difference in mass of corncob bran which included treatment A: 125gr corn bran; B: 250gr corn bran; and C: 500 grams of corn bran, the parameters measured were quality tests with proximate analysis tests and physical analysis tests. Proximate analysis includes: 1) crude fiber content, 2) crude protein content, and 3) energy. Physical analysis parameters include: 1) temperature, 2) pH, and 3) moisture during the fermentation process. Descriptive quantitative data analysis techniques. The best proximate analysis of feed test was treatment C with a crude protein content of 9.6685% and highest energy 1818,3454kcal / kg but crude fiber content was too high 28.4518%. Treatment B obtained analysis results with crude fiber content which was quite low but crude protein and low energy content, namely, 19.4444% crude fiber, 6.9721% crude protein, and 1528.9780kcal / kg energy. Treatment A produces feed with high crude fiber, namely, 20.5886% and crude protein content of 7.8866% and high enough energy of 1781.6887kcal / kg. From this study it can be concluded that the difference in mass of corn bran has an effect on the nutritional quality of fermented feed made from water hyacinth, with good results on treatment C.