Tradhisi Kupatan Ing Dhusun Tawing Desa Ngadisuko Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek
THE KUPATAN TRADITION IN THE VILLAGE OF TAWING VILLAGE OF NGADISUKO DURENAN DISTRICT OF TRENGGALEK DISTRICT (FOLKLORE REVIEW)
ABSTRAK
TRADISI KUPATAN DI DUSUN TAWING DESA NGADISUKO KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK (TINTINGAN FOLKLOR)
Nama : Alisna Rahma Riyanaputri
NIM : 17020114088
Jurusan : Pendhidhikan Basa lan Sastra
Dhaerah (Jawa)
Fakultas : Bahasa lan Seni
Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya
Pembimbing : Yohan Susilo, S.Pd., M.Pd.
Tahun : 2022
Kebudayaan sebagai salah satu hal yang penting untuk dilestarikan dan dikembangkan oleh masyarakat. Setiap daerah pasti memiliki kebudayaan dan memiliki ciri khas kebudayaan sendiri-sendiri. Juga memiliki cara yang berbeda-beda untuk melestarikan kebudayaan tersebut. Salah satu kebudayaan Jawa yang harus dilestarikan yaitu Tradhisi Kupatan di Dusun Tawing Desa Ngadisuko, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek, yang merupakan salah satu acara rutin yang diadakan setahun sekali di bulan Syawal. Acara tersebut diadakan untuk mempererat tali silaturrahmi sesama antara warga lainnya, berisi ajaran memberi sedekah dan menghormati para tamu untuk mempererat tali silaturrahmi.
Yang dibahas didalam penelitian ini yaitu mengenai bagaimana asal-usulnya, bagaimana wujud tata lakunya, apa saja ubarampenya, apa saja makna tata laku dan makna ubarampe, apa saja fungsinya, juga apa saja perubahan yang terjadi. Tujuan dari penelitian ini yaitu menjelaskan secara luas mengenai asal usulnya, wujud rangkaian acaranya, perlengkapannya, makna tata laku dan makna ubarampenya, fungsinya, dan perubahan yang terjadi. Manfaatnya dari penelitian ini yaitu dapat menambah pendapat, pengalaman dan wawasan peneliti untuk mengkaji salah satu tradisi yang ada di Trenggalek khususnya di Desa Ngadisuko Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek dan meningkatkan apresiasi terhadap cerita rakyat berupa legenda, tradisi, serta menambah pengetahuan tentang Folklor setengah lisan yang ada di daerahnya sendiri-sendiri. Metode penelitian yang ada didalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif, dengan objek tradisi kupatan di Dusun Tawing Desa Ngadisuko Kecamatan Durenan Kaupaten Trenggalek (Tintingan Folklor). Sumber data dari penelitian ini ada dua yaitu primer lan sekunder, yang memilik syarat mempunyai wawasan yang luas mengenai objek penelitian, juga umur yang dewasa. Data yang ada didalam penelitian ini berupa tulisan hasil wawancara, tabel, foto dan gambar. Tata cara yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini yaitu TKDNKDKT yang salah satu bentuk peninggalan budaya leluhur yang secara turun temurun sampai saat ini masih dipertahankan, dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan, ketenangan lahir dan batin, diberikan kesehatan dan keselamatan. Adanya amalan dalam setiap bentuk TKDNKDKT adalah Musyawarah, Menyiapkan Obat, Mengetahui dan Melihat Jenis-jenis bentuk kupat, ada Lontong yang terbuat dari daun pisang, kupat juga dilenngkapi sayur dengan lauk-pauknya, Kerja Bakti membuat Gunungan Ketupat, di malam Hari Raya Ketupat buat Cok Bakal dan Sesaji, Acara Selametan di musholla atau Masjid, Arak – Arakan Gunungan Ketupat Raksasa, Ziarah ke kuburan Mbah Mesir, Silaturahmi di rumahnya keturunanya Mbah Mesir, Ziarah ke kuburan kyai-kyai keturunanya Mbah Mesir. Juga ubarampenya seperti ada Cok Bakal, Sesaji, Ubarampe di Hari Raya Ketupat, Selametan di musholla atau masjid, Ketupat, Arak-arakan Gunungan Ketupat Raksasa, Waktu Silaturahmi dan Anjangsana. Kemudian adanya fungsi TKDNKDKT ada tiga yaitu Fungsi sebagai melestarikan ajaran dan Sarana Sedekah, Mempererat Tali Silaturahmi, sarana memuliakan tamu. Adanya perubahan yang terjadi di TKDNKDKT yaitu ada faktor yang menyebabkan kebudayaan berubah, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Kata Kunci: Tradisi, Kupatan, Ngadisuko, Folklor
ABSTRACT
Name : Alisna Rahma Riyanaputri
Department : Pendhidhikan Basa lan Sastra
Faculty : Bahasa lan Seni
Institution : Universitas Negeri Surabaya
Advisor : Yohan Susilo, S.Pd., M.Pd.
Years : 2022
Culture is one of the most important things to be nurtured and spread to marriage. Each of these areas certainly has its own culture and has its own unique cultural characteristics. It also has different ways of nurturing the culture. One of the Javanese culture that must be preserved is the Kupatan Tradition in Dhusun Tawing, Ngadisuko Village, Durenan District, Trenggalek Regency, which is one of the regular events held once a year in the month of Syawal. The event was held to strengthen relationships among other residents, containing lessons on giving alms and honoring guests to strengthen the cords of friendship.
What is discussed in this study is about how it is opened, how, how the form of the procedure, what is ubarampene, what is the meaning of procedure and the meaning of ubarampe, what is its function, as well as what changes occur. The purpose of this study is to describe in detail the origin of the opening, the form of the procedure, ubarampene, the meaning of the procedure and the meaning of ubarampe, its function, and the changes that occur. The benefit of this study is to increase the audience, experience and insight of researchers to examine one of the traditions in Trenggalek, especially in Ngadisuko Village, Durenan District, Trenggalek Regency and increase the appreciation of folklore in the form of legends, traditions, as well as increase knowledge about semi -oral folklore. which are in their own areas. The research method used in this study is qualitative descriptive, with the object of the tradition of kupatan in Dhusun Tawing Desa Ngadisuko Kecamatan Durenan Kaupaten Trenggalek (Tintingan Folklor). The data sources of this study are both primary and secondary, which have the requirement to have a flexible insight into the object of study, as well as its age adult. The data contained in this study are written interview results, tables, photographs, and drawings. The procedures used to collect the data were observation, interviews, and documentation.
The result of this study TKDNKDKT is one of the forms of ancestral cultural relics that have been practiced for generations until now is still preserved, with the aim of achieving prosperity, peace of birth and mind, given health and safety. The practice in each form of TKDNKDKT is Deliberation, Preparing Ubarampe, Knowing and seeing the type of form of kupat, there is Lontong made from banana leaves, kupat Make Cok Bakal and Sacrifice, Adhicara Slametan in the musholla or mosque, Arak-Arakan Gunungan Kupat Raksasa, Pilgrimage to the Tomb of Mbah Mesir, Silaturahmi at the house of Mbah Mesir's descendants, Pilgrimage to the tomb of Mbah Mesir's descendants kyai-kyai. Also ubarampene such as there is Cok Bakal, Sacrifice, Ubarampe on the Day of Kupatan Festival, Slametan in the musholla or mosque, Kupat, Parade or Kirab Gunungan Kupat Raksasa, Silaturahmi Time and Anjangsana. Then there are three functions of TKDNKDKT, namely the function is to preserve the teachings and the means of charity, strengthen the cords of friendship, the means of glorifying guests. The presence of changes that occur in TKDNKDKT is that there are factors that cause the culture of change, namely internal factors and external factors.
Keywords : Tradition, Kupatan, Ngadisuko,Folklore