KONTRUKSI PEMUDA DESA TENTANG PEKERJAAN PETANI

DESA KEDUNGDOWO  KECAMATAN SUGIHWARAS

KABUPATEN BOJONEGORO

RINGKASAN

Kontroksi pemuda desa tentang Pekerjaan petani terhadap pemuda adalah permasalahan kompleks yang membutuhkan penanganan komprehensif dan peran masyarakat di dalamnya. Melalui penanganan khusus, pembentukan Lembaga di berbagai wilayah di Indonesia telah membantu pemuda dalam menyediakan layanan pendampingan kasus pertanian dan pemberdayaan masyarakat petani Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kontruksi pemuda desa tentang pekerja petani yang semakin berkurang menggunakan paradigma teori praktik sosial Pierre Bourdieu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnometodologi. Pengambilan data penelitian menggunakan purposive sampling dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis tema kultural digunakan untuk menganalis data yang didapatkan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan lembaga Women‟s Crisis Centre Kabupaten Nganjuk bekerja sama dengan stake holder dan kemitraan dalam mobilisasi sumber daya ekonomi maupun sumber daya sosialnya untuk advokasi kasus hingga pemberdayaan pekerja tani dan pemuda desa tentang pekerjaan petani Desa Kedungdowo. Selama proses advokasi hingga pemberdayaan, terdapat habitus yang diterapkan oleh kader Women’s Crisis Centre, yaitu habitus tidak menyalahkan pemuda dan percaya pada kaula muda. Habitus yang diterapkan mampu menjalin dan memperkuat relasi simbolik antara korban dan kader Women’s Crisis Centre, sehingga pengawalan kasus dapat berjalan lancar. Relasi simbolik yang terjalin antara pemuda dan Lembaga dinas juga dapat menghapus sifat impoten pemuda sekaligus memutus pekerja pertanian yang dianggap merugikan, sehingga tindak tercekam bisa terbebas dari perlakuan pertanian yang dianggap tidak menghasilkan atau gengsi. Strategi Women’s Crisis Centre Kabupaten Bojonegoro dalam memberdayakan pemuda adalah dengan melakukan redistribusi sumber daya ekonomi serta membangun kelembagaan masyarakat. Pembangunan kembali kelembagaan masyarakat dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dan menumbuhkan kesadaran terhadap pemuda desa tentang pekerjaan petani dengan harapan dapat diminimalisir.

Kata Kunci:  Kontruksi pemuda desa tentang pekerjaan petani

ABSTRACT

The village youth's controversy regarding the work of farmers towards youth is a complex problem that requires comprehensive handling and the role of the community in it. Through special handling, the formation of Institutions in various regions in Indonesia has assisted youth in providing assistance services for agricultural cases and empowering farming communities. This research is a qualitative descriptive study with an ethnomethodological approach. Retrieval of research data using purposive sampling with observation, interviews, and documentation. Cultural theme analysis was used to analyze the data obtained in this study. The results showed that the Nganjuk Regency Women's Crisis Center worked together with stake holders and partnerships in mobilizing their economic and social resources for case advocacy to empower farm workers and village youth regarding the work of Kedungdowo Village farmers. During the advocacy process to empowerment, there is a habitus that is applied by the Women's Crisis Center cadres, namely the habitus does not blame youth and believes in young people. The habitus that is applied is able to establish and strengthen symbolic relations between victims and Women's Crisis Center cadres, so that case management can run smoothly. The symbolic relationship that exists between youth and service institutions can also eradicate the impotent nature of youth as well as cut off agricultural workers who are considered detrimental, so that acts of oppression can be freed from agricultural treatment that is considered unproductive or prestige. The strategy of the Bojonegoro Regency Women's Crisis Center in empowering youth is to redistribute economic resources and build community institutions. Rebuilding community institutions can increase community participation and raise awareness among village youth about the work of farmers in the hope that it can be minimized.

Keywords: Construction of village youth about farmer's work