ABSTRAK
KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TRADISI BELIS PADA MASYARAKAT DESA KURULIMBU KECAMATAN NDONA TIMUR KABUPATEN ENDE FLORES NTT
Nama : Finsensia Clarita G. Leta
Nim : 15040254022
Program Studi : PMP-KN
Fakultas : FISH (Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum)
Lembaga Pendidikan : Universitas Negeri Surabaya
Pembimbing : Dr. Oksiana Jatiningsih, M.Si
Penelitian ini untuk mengungkapkan kekerasan terhadap perempuan dalam tradisi belis yang terjadi di Desa Kurulimbu sehingga masyrakat mendapatkan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam penelitian ini menggunakan teori kekerasan kultur dari Johan Galtung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian fenomenologi. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan tekniik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara yang dilakukan secara tidak terstruktur. Teknik analisis data dimulai dengan menggunakan reduksi data, selanjutnya penyajian data lalu ditarik kesimpulan. Teknik keabsahan menggunakan teknik triangulasi sumber dengan menggali kebenaran informasi tertentu dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Hasil temuan ini sebagai berikut: (1) kekeraasan langsung, adanya pemukulan yang dilakukan oleh suami karena tidak mengerjakann pekerjaan rumah pemukulan dengan menggunakan gagang sapu dan dilempari sendok oleh mertua, adanya pelemparan oleh suami dengan menggunakan sepatu akibat tidak kepatuhan istri terhadap suami, adanya pemukulan oleh suami akibat bertengkar dengan ibu mertua yakni berupa tamparan, tendangan dan dilempari sepatu, adanya cacian dari suami dan mertua akibat istri yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah. (2) kekerasan struktur, yakni karena adanya struktur patriarki dalam masyarakat, tradisi belis lah yang menempatkan suami sebagai orang yang berkuasa akan perempuan atau istri. Bentuk kekerasan struktur yang dialami yakni perempuan mengabdikan diri sepenuhnya kepada suami dan keluarga suami, perempuan akan kehilangan kebebasan dalam kehidupan berumah tangga, dan ketidak adilan dalam perenikahan yakni adanya beban ganda yang dialami oleh perempuan. (3) kekerasan kultur, perempuan yang mengalami kekerasan seringkali menganggap bahwa kekerasan yang dialami merupakan salah satu bentuk pembinaan yang dilakukan oleh suami sehingga kekerasan yang dialami selalu diterima dan dianggap sudah sepantasnya diterima.
Kata kunci : tradisi belis, desa Kurulimbu, patriarki, kekerasan langsung, kekeraasan struktur, kekerasan kultur.
ABSTRACT
VIOLENCE AGAINST WOMEN INTRADITION IN BELIS THE COMMUNITY OF KURULIMBU VILLAGE KECAMATAN NDONA TIMUR ENDE DISTRICT FLORES NTT
Name : Finsensia Clarita G. Leta
Study Program : PMP-KN
Faculty : FISH (Faculty of Social Sciences and Law)
Educational Institution : Surabaya State University
Advisor : Dr. Oksiana Jatiningsih, M.Si.
This research is to express violence against women in the tradition of belis that occurs in Kurulimbu Village so that the community can get information that can be justified. In this study using the theory of cultural violence from Johan Galtung. This study uses a qualitative approach with phenomenological research design. Determination of informants in this study using purposive sampling technique. Data collection is done using interview techniques that are carried out in an unstructured manner. The data analysis technique begins by using data reduction, then the data presentation is then drawn conclusions. The validity technique uses source triangulation techniques by exploring the truth of certain information by checking data that has been obtained through several sources.
The findings are as follows: (1) direct violence, beatings carried out by husbands for not doing homework beatings by using broom handles and being spooned by in-laws, throwing by husbands using shoes as a result of not obedient wife to husband, beating by the husband as a result of quarreling with his mother-in-law in the form of slaps, kicks and shoes, stabbing from husband and in-laws due to a wife who does not do homework (2) structural violence, namely because of the existence of patriarchal structures in society, it is thetradition belis that places husbands as powerful people over women or wives. The form of structural violence experienced by women is that they devote themselves entirely to their husbands and families, women will lose freedom in married life, and injustice in marriage, namely the double burden experienced by women. (3) cultural violence, women who experience violence often assume that the violence experienced is one form of guidance carried out by their husbands so that the violence experienced is always accepted and is deemed appropriate.
Keywords : belis tradition, Kurulimbu village, patriarchy, direct violence, structural violence, cultural violence.