Indonesia dihadapi dengan masalah serius di bagian pembangunan kesehatan yang dapat dilihat dari banyaknya kasus kebutaan. Kebutaan di indonesia akibat katarak tertinggi di dunia,maka dari itu pemerintah Indonesia dalam kasus ini Kementrian Kesehatan Indonesia menegaskan perlu adanya kerjasama dengan pihak swasta yaitu lembaga swadaya masyarakat untuk mengurangi kasus kebutaan di Indonesia.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan paradigma post-modern, dengan pendekatan teori Gerakan Sosial Baru, perspektif teori Mobilisasi Sumberdaya. Analisis dengan Teori Mobilisasi Sumberdaya berasumsi bahwa dalam suatu masyarakat terapat ketidakpuasan, sehingga mendorong untuk memunculkan sebuah gerakan sosial. Selain itu, metode ini dapat memberikan kritikan sosial tentang tingkat kesenjangan kesehatan (inhealth equalities) terhadap akses yang diperoleh masyarakat terkait pelayanan, ketersediaan dan kualitas obat, pada kebijakan program The Right to Sight 2020, terutama proses dari Gerakan Kesehatan yang dilakukan oleh LSM A New Vision pada program The Right to Sight 2020 tersebut.

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap gerakan LSM A New Vision menuju the right to sight 2020 yang dilaksanakan di RSUD Ploso Jombang Jawa Timur, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keberadaan atau kegiatan yang dilakukan oleh  LSM A New Vision mendapat respon positf dan antusias yang tinggi dari masyarakat. Hal ini dikarenakan LSM A New Vision memberikan ruang dan akses bagi masyarakat Jombang untuk dapat melihat melalui operasi mata katarak secara gratis. Penerimaan masyarakat terhadap gerakan LSM A New Vision tidak terlepas dari strategi dan kemampuan gerakan kesehatan tersebut dalam memobilisasi sumberdaya yang ada. Keberhasilan strategi yang dilakukan tidak terlepas dari tahapan-tahapan kemunculan dan penggabungan. Ketiga tahapan tersebut dilakukan secara sistematis agar tujuan dari LSM A New Vision dapat tercapai.

Kata Kunci: A New Vision, The Right To Sight (menuju bebas kebutaan), Mobilisasi Sumberdaya

Indonesia is faced with a serious problem in health development, wich can be seen in many cases of blindness. Blindness in Indonesia as a result of cataract is listed highest in the world. Therefore, the government of Indonesia, in this case, Indonesian Health Ministry confirms that there is need for cooperation with private party that is non-governmental organization to reduce cases of blindness in Indonesia.

This research is using post-modern paradigm of quantitative method, with a New Social Movement approach, and Resource Mobilization Theory perspective. Analysis with Resource Mobilization Theory assumes that in a society, there is dissatisfaction, thus encouraging to bring up a social movementOther than that, this method can give social critique about inhealth equalities towards access obtained by public, related to services, availability and quality of medicine, on program policies The Right to Sight 2020, especially process from Health Movement which is conducted by LSM A New Vision on that The Right to Sight 2020 program.

From the results of research conducted on the movement of the NGO A New Vision towards the right to sight 2020 which was carried out at Ploso Hospital in Jombang, East Java, it can be concluded that the existence or activities carried out by the NGO A New Vision received a positive response and high enthusiasm from the community. . This is because the NGO A New Vision provides space and access for the people of Jombang to be able to see through cataract eye surgery for free. Public acceptance of the NGO movement A New Vision is inseparable from the strategy and ability of the health movement in mobilizing available resources. The success of the strategy carried out is inseparable from the stages of emergence, incorporation and bureaucratization. The three stages are carried out systematically so that the goals of LSM A New Vision can be achieved.

Keywords: A New Vision, The Right to Sight, Resource Mobilization