NILAI-NILAI MORAL SAJRONE FABEL JAWA SURINAME ANGGITANE PAIDIE KARIJOREDJO
MORAL VALUES IN SURINAMESE JAVANESE FABLE BY PAIDIE KARIJOREDJO
Sastra Jawa ditulis oleh para pengarangnya sebagai sarana untuk menggambarkan kejadian tertentu. Salah satu wujudnya yaitu cerita fabel atau wujud cerita fiksi hewan yang memiliki personifikasi layaknya manusia. Umumnya, cerita fabel ini ditujukan sebagai sarana pembelajaran anak usia dini, karena fabel mengandung nilai-nilai moral yang dapat menjadi teladan bagi para pembacanya. Seperti pada kumpulan fabel Jawa Suriname karya Paidie Karijoredjo. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) mengetahui wujud nilai-nilai moral terhadap diri pribadi dalam cerita fabel Jawa Suriname karya Paidie Karijoredjo, 2) mengetahui wujud nilai-nilai moral terhadap sesame di dalam cerita fabel Jawa Suriname karya Paidie Karijoredjo, 3) mengetahui nilai-nilai moral terhadap lingkungan alam di dalam cerita fabel Jawa Suriname karya Paidie Karijoredjo. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori strukturalisme, teori moral Burhan Nurgiyantoro, dan teori etika Jawa Franz Magnis-Suseno. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dheskriptif kualitatif, dengan jenis penelitian studi Pustaka. Data yang digunakan berupa kata dan kalimat yang terdapat pada cerita fabel dan dibatasi dengan adanya rumusan masalah. Sumber data yang digunakan adalah 9 cerita fabel Jawa Suriname karya Paidie Karijoredjo yang dicetak oleh Instituut voor Taalwetenschap di kota Paramarimbo Republik Suriname pada tahun 1994-1999 lan literatur-literatur pendukung. Wujud nilai moral tersebut dianalisis dengan menggunakan teori etika Jawa Franz Magnis-Suseno. Hasil dari analisis tersebut bisa diketahui bahwa isi dalam nilai moral tersebut mencakup kerukunan, hawa nafsu, rasa hormat, dan hubungan numinus manusia dan alam yang selaras dengan cuplikan di dalam obyek penelitian. Contohnya, di dalam cerita fabel “Kodok Keprentyil” yang menceritakan dimana tokoh Kodok yang tidak pernah taat terhadap peraturan di masyarakat dan tidak memiliki rasa toleransi terhadap tetangganya, maka dari itu sebagai sanksi sosial di masyarakat, tokoh Kodok dikucilkan. Dari nilai-nilai moral tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai pembelajaran selaras dengan pandangan hidup masyarakat Jawa seperti, tolong-menolong, sabar, menjaga kelestarian alam, tahu diri, dan lain sebagainya.
Kata kunci: Strukturalisme, Moral, Fabel Etika Jawa.
Javanese literature was written by its authors as a means to describe certain events. One form is a fable story or a form of animal fiction that has a personification like humans. Generally, this fable story is intended as a means of early childhood learning, because fable contains moral values that can be an example for its readers. As in the collection of Surinamese Javanese fables by Paidie Karijoredjo. The objectives of this study are: 1) knowing the form of moral values towards oneself in the story of Javanese Suriname fable by Paidie Karijoredjo, 2) knowing the form of moral values towards others in the story of Javanese Suriname fable by Paidie Karijoredjo, 3) knowing moral values towards the natural environment in the story of Javanese Suriname fable by Paidie Karijoredjo. The theories used in this study are structuralism theory, Burhan Nurgiyantoro moral theory, and Javanese ethical theory Franz Magnis-Suseno. This research uses qualitative dhescriptive research methods, with the type of literature study research. The data used is in the form of words and sentences contained in fable stories and is limited by the problem formulation. The source of the data used was 9 stories of Surinamese Javanese fables by Paidie Karijoredjo printed by the Instituut voor Taalwetenschap in the city of Paramarimbo, Republic of Suriname in 1994-1999 and supporting literature. The form of moral values is analyzed using the Javanese ethical theory Franz Magnis-Suseno. The results of the analysis can be seen that the content in these moral values includes harmony, lust, respect, and the relationship between humans and nature in harmony with the footage in the object of research. For example, in the fable story "Kodok Keprentyil" which tells where the Toad character who never obeys the rules in society and has no tolerance for his neighbors, therefore as a social sanction in society, the Toad character is ostracized. From these moral values, it can be concluded that learning values are in line with the Javanese people's view of life such as helping, patience, preserving nature, knowing themselves, and so on.
Keywords: Structuralism, Moral, Fable, Javanese ethics.