Konstruksi Sosial Masyarakat Desa Tambakagung Tentang Korupsi
Social Construction of Tambakagung Village Community About Corruption
Korupsi pada tataran pemerintahan desa seringkali menjadi contoh fakta yang secara langsung dapat dirasakan dampaknya oleh masyarakat. praktik penyimpangan yang dengan jelas mempengaruhi kondisi yang terjadi pada lingkup kecil. Penyimpangan yang dilakukan demi keuntungan pribadi dengan memanfaatkan kekuasaan yang dimiliki ini masih marak terjadi di Indonesia. Peneliti ingin mencari tahu tentang kontruksi sosial masyarakat mengenai praktik korupsi, serta mengidentifikasi pandangan masyarakat terhadap korupsi itu sendiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan purposive dengan adanya beberapa kriteria subjek. Penelitian ini menggunakan perspektif teori konstruksi sosial Berger dan Lukman. Dari hasil penelitian yang dilakukan, latar belakang pemimpin yang pernah melakukan korupsi dana desa tidak menjadi halangan pemimpin tersebut dapat menjabat kembali sebagai kepala desa. Dapat dilihat pandangan masyarakat tentang korupsi sangatlah berbeda. Akan tetapi pada intinya masyarakat memaknai korupsi adalah hal yang merugikan dan menyimpang. Dari konstruski masyarakat sendiri terhadap tindakan korupsi yang dilakukan oleh kepala desa dimaknai sebagai hal yang biasa dan umum. Masyarakat lebih memilih untuk tidak peduli dengan masalah yang ada di tubuh pemerintahan dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja. Korupsi yang dilakukan di tingkat desa dapat di kelompokan sebagai korupsi “kelas teri”, karena tidak sebesar dan separah yang terjadi di kalangan pemerintahan pusat.
Corruption at the village government level is often an example of a fact whose impact can be directly felt by the community. deviant practices that clearly affect conditions that occur on a small scale. Deviations committed for personal gain by exploiting the power possessed are still rife in Indonesia. Researchers want to find out about the social construction of society regarding corrupt practices, and identify people's views on corruption itself. The method used in this research is descriptive qualitative. The data collection technique uses purposive with the presence of several criteria. This study uses the perspective of Berger and Lukman's social construction theory. From the results of the research conducted, the background of the leader who had committed corruption in village funds was not an obstacle for the leader to be reappointed as village head. It can be seen that people's views on corruption are very different. However, in essence, society interprets corruption as harmful and deviant. From the construction of the community itself to acts of corruption committed by the village head, it is interpreted as normal and common. People prefer not to care about the problems that exist in the government and spend more time working. Corruption that is carried out at the village level can be classified as "low-level" corruption, because it is not as big and as severe as what happened in the central government.