Profil Berpikir Kritis Siswa SMA dalam Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Kapasitas Memori Kerja
High School Students' Critical Thinking Profile in Mathematical Problem Solving Based on Working Memory Capacity
Perkembangan teknologi yang semakin pesat diiringi dengan kemudahan dalam mengakses berbagai informasi, menuntut individu untuk dapat membuat keputusan yang rasional dalam menghadapi masalah, tak terkecuali peserta didik. Berpikir kritis memegang peranan penting dalam pendidikan karena berpikir kritis menempatkan pebelajar pada tanggung jawab terhadap situasi yang masuk akal atau integrasi ide-ide baru dengan pengetahuan sebelumnya yang dapat mendukung keberhasilan pemecahan masalah. Akan tetapi, pebelajar memiliki karakteristik masing-masing sehingga proses berpikir kritis mereka pun berbeda-beda. Karakteristik yang membedakan tersebut salah satunya adalah kapasitas memori kerja. Beberapa penelitian yang diuraikan pada Bab I menunjukkan bahwa memori kerja berkaitan dengan tugas-tugas kognitif termasuk berpikir kritis, di samping menunjukkan adanya keragaman hasil penelitian tentang berpikir kritis. Namun masih belum dijumpai penelitian yang mengungkap profil berpikir kritis peserta didik dalam pemecahan masalah yang ditinjau dari kapasitas memori kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil berpikir kritis siswa SMA dalam pemecahan masalah matematika berdasarkan kapasitas memori kerja. Subjek penelitian ini adalah satu siswa SMA berkapasitas memori kerja (KMK) tinggi dan satu siswa SMA berkapasitas memori kerja (KMK) rendah yang dipilih dari 70 siswa SMA dengan rentang usia 15-17 tahun. Penentuan subjek berdasarkan hasil OSPAN Task dengan memperhatikan kemampuan matematika yang setara dan jenis kelamin yang sama. Dalam pengumpulan data, subjek diminta untuk memecahkan masalah matematika (TPMM) dan diwawancarai untuk mengetahui berpikir kritis mereka, dengan mengacu pada empat kategori yaitu klarifikasi, asesmen, inferensi, dan strategi. Data hasil penelitian berupa jawaban TPMM dan transkrip wawancara, dianalisis dengan mengacu pada indikator-indikator berpikir kritis melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan profil berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan kapasitas memori kerja. Siswa dengan KMK tinggi mengungguli siswa dengan KMK rendah hampir di semua kategori berpikir kritis. Siswa KMK tinggi mampu menemukan lebih banyak konsep terkait masalah dan informasi relevan baru yang mendukung pengembangan strategi lain hingga menghasilkan lebih banyak alternatif solusi yang tepat. Sedangkan siswa dengan KMK rendah, terbatas dalam menemukan informasi, konsep terkait masalah, dan strategi untuk menghasilkan banyak solusi, selain itu evaluasi dan kontrol perhatian juga kurang sehingga berdampak pada solusi yang tidak semuanya tepat.
The rapid development of technology is accompanied by the ease of accessing various information, demanding individuals to be able to make rational decisions in dealing with problems, including students. Critical thinking plays an important role in education because critical thinking places students in responsibility for situations that make sense or the integration of new ideas with previous knowledge that can support successful problem-solving. However, students have unique characteristics so their critical thinking processes are different. One of the distinguishing characteristics is working memory capacity. Some of the research described in Chapter I shows that working memory is related to cognitive tasks including critical thinking, in addition to showing the diversity of research results on critical thinking. However, there is still no research that reveals the profile of students' critical thinking in problem solving based on working memory capacity. This study aims to describe the critical thinking profile of high school students in solving mathematical problems based on working memory capacity. The subjects of this study were one high school student wit high working memory capacity (WMC) and one high school student with low working memory capacity (WMC) selected from 70 high school students with an age range of 15-17 years.
Determination of subjects based on the results of the OSPAN Task with equivalent mathematical abilities and the same gender. In data collection, subjects were asked to solve mathematical problems (TPMM) and interviewed to find out their critical thinking, with reference to four categories namely clarification, assessment, inference, and strategy. The research data in the form of TPMM answers and interview transcripts were analyzed concerning critical thinking indicators through data reduction, data presentation, and conclusion. The results showed that there were differences in students' critical thinking profiles in solving math problems based on working memory capacity. Students with high WMC outperform students with low WMC in almost all critical thinking categories.
Student with high WMC can find more concepts related to problems and new relevant information that supports the development of other strategies to produce more appropriate alternative solutions. Whereas student with low WMC is limited in finding information, concepts related to problems, and strategies for generating many solutions, besides that evaluation and control attention are also lacking so that the impact on solutions that are not all right.