PERKEMBANGAN ALIH FUNGSI BANGUNAN KOMPLEKS TAMAN SARI KERATON YOGYAKARTA TAHUN 1972 - 2000
ABSTRAK
Kompleks Taman Sari merupakan kompleks istana air (watercastel) yang dibangun dengan tujuan sebagai tempat rekreasi dan kolam pemandian bagi Sultan Yogyakarta dan kerabat Sultan. Pesanggrahan Taman Sari merupakan situs sejarah yang menunjukan kekuasaan Kesultanan Nagari Yogyakarta Hadiningrat pada saat itu. Perubahan alih fungsi bangunan kompleks Taman Sari berawal di tahun 1972 atas perintah Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Fokus penelitian ini adalah membahas mengenai perubahan fungsi privat kompleks Taman Sari menjadi fungsi publik.
Penelitian ini disusun dengan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahapan yaitu, (1) Heuristik merupakan proses pengumpulan sumber sejarah melalui wawancara yang dilakukan dengan abdi dalem Keraton Yogyakarta dan masyarakat sekitar kompleks Taman Sari. (2) Kritik sumber atau verifikasi berfungsi membantu peneliti untuk memilih sumber yang didapat melalui fakta sejarah di lapangan. (3) Interpretasi merupakan tahap menganalisis dan menafsirkan sumber sejarah yang telah terverifikasi. (4) Historiografi atau proses penulisan terhadap hasil penelitian yang disusun berdasarkan sumber-sumber valid yang telah diperoleh oleh peneliti.
Hasil penelitian ini akan menjawab mengenai perubahan alih fungsi bangunan kompleks Taman Sari yang semula memiliki fungsi privat bagi Sultan dan kerabat Sultan, berganti menjadi fungsi publik. Tepat di era akhir kekuasaan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Kompleks Taman Sari membawa banyak kemajuan dibidang pariwisata dan pendidikan. Perhatian Keraton Yogyakarta terhadap pemeliharaan kompleks Taman Sari membuahkan hasil ketika situs pesanggrahan Taman Sari dianugerahi sebagai cagar budaya di tahun 1998.
Abstract
Taman Sari complex is a water palace (watercastel) which was built with the aim of being a palace of recreation and a bathing pool for the Sultan of Yogyakarta and the Sultan’s relatives. Pesanggrahan Taman Sari is a historical site that shows the power of Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat Sultanate at the time. The change in the function of the Taman Sari complex began in 1972 on the orders of Sri Sultan Hamengkubuwono IX. The focus of this research is to discuss the change of the private function of the Taman Sari complex into a public function.
This study was structured using a historical research method consisting of four stages namely, (1) Heuristic is the process of collecting historical sources through interviews conducted with courtiers of the Yogyakarta Palace and the community around the Taman Sari complex (2) Source criticism or verification serves to help researchers to sort out sourced obtained through historical facts in the field (3) Interpretations the stage of analyzing and interpreting verified historical sources (4) Historiography of the writing process of research results compiled based on valid sources that have been obtained by researches.
The results of this study will answer the change in the function of the Taman Sari complex building which originally had a private function for the Sultan and the Sultan’s relatives, turned into a public function. Right at the end of the reign of Sri Sultan Hamengkubuwono IX, the Taman Sari complex brought a lot of progress in the fields of tourism and education. The Yogyakarta Palace’s attention to the maintenance of the Taman Sari complex paid off when the Taman Sari Pesanggrahan site was awarded a cultural heritage in 1998 Keyword : The role of the palace, Taman Sari, Yogyakarta