The Belief of the Gunung Kidul Community in the Novel Panjang Ilang from Naratala (Study of Literary Antrpology)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan budaya masyarakat Jawa dalam novel Panjang Ilang karya Naratala. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan bentuk kualitatif. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan antropologi sastra. Sumber data dalam penelitian ini yaitu novel Panjang Ilang karya Naratala. Hasil penelitian ini menunjukkan struktur karya sastra yang digunakan terbagi menjadi tiga yaitu tema, tokoh/penokohan, dan alur. Tema yang terkandung dalam novel ini yaitu kepercayaan jawa di Gunung Kidul. Alur yang digunakan dalam novel ini yaitu alur campuran. Tokoh yang masih percaya pada kepercayaan jawa yaitu tokoh utama (Arka), Taruni, Mbok Clumpring, Mbok Ngatma, Lik Sarmina, sedangkan yang tidak percaya yaitu Si Bloweh. Wujud kepercayaan yag masih dilakukan sampai sekarang oleh masyarakat dalam novel Panjang Ilang ini yaitu (1) Kepercayaan kepada adanya panca guna panjang ilang, (2) Kercayaan tentang pulung gantung, (3) Kepercayaan adanya kesenian reyog dhodhog yang termasuk dalam pagelaran suci (4) Percaya pada dukun (5) Kepercayaan adanya japa mantra. Dari kelima bentuk atropologis tersebut diharapkan kepercayaan jawa juga bisa diteliti dengan menggunakan teori antropologi sastra.
Kata kunci : antropologi sastra, panjang ilang
Abstract
This study aims to describe the culture of the Javanese people in the novel Panjang Ilang by Naratala. The method used is descriptive method with a qualitative form. The approach used is a literary anthropological approach. The data source in this research is the novel Panjang Ilang by Naratala. The results of this study indicate that the structure of the literary works used is divided into three, namely themes, characters/characterizations, and plots. The theme contained in this novel is Javanese belief in Gunung Kidul. The plot used in this novel is a mixed plot. Characters who still believe in Javanese beliefs are the main character (Arka), Taruni, Mbok Clumpring, Mbok Ngatma, Lik Sarmina, while those who do not believe are Si Bloweh. The forms of belief that are still carried out by the community in the Panjang Ilang novel are (1) the belief in the existence of panca guna panjang ilang, (2) the belief in pulung gantung, (3) the belief in the art of reyog dhodhog which is included in sacred performances, (4) belief in to shamans (5) Belief in chanting mantras. From the five anthropological forms, it is hoped that Javanese beliefs can also be investigated using literary anthropological theory.
Keywords: literary anthropology, panjang ilang