Jenis Dokumen

Disertasi
Karya Akhir S1
Karya Akhir S2
Karya Akhir S3
Skripsi
Tesis
Tugas Akhir D3
Tugas Akhir D4

Fakultas

Ilmu Pendidikan
Bahasa & Seni
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Sosial & Politik
Hukum
Psikologi
Teknik
Ekonomika dan Bisnis
Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan
Vokasi
Pascasarjana

Tari Loro Blonyo dalam Ritual Adat Methik Padi di Desa Glinggang Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo (Kajian Bentuk dan Makna Simbolis)

Kode Dokumen : 0031/FBS-SDTM/2023

Penulis Utama : Lala Frisca Nanda Gustina

NIM Penulis Utama: 19020134023

Tahun : 2023

Judul ID : Tari Loro Blonyo dalam Ritual Adat Methik Padi di Desa Glinggang Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo (Kajian Bentuk dan Makna Simbolis)

Judul EN :

Loro Blonyo Dance in the Traditional Ritual of Rice Methik in Glinggang Village, Sampung Subdistrict, Ponorogo Regency (Study of Form and Symbolic Meaning)

Sumber : UNESA - Fakultas Bahasa dan Seni - Jurusan S1 Pendidikan Seni Drama, Tari Dan Musik - 19020134023 - 2023

Jenis Dokumen : Skripsi

Abstrak ID :

ABSTRAK

TARI LORO BLONYO DALAM RITUAL ADAT METHIK PADI DI DESA GLINGGANG KECAMATAN SAMPUNG KABUPATEN PONOROGO

(Kajian Bentuk dan Makna Simbolis)

Nama : Lala Frisca Nanda Gustina

NIM : 19020134023

Program Studi : S1 Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik

Fakultas : Fakultas Bahasa dan Seni

Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya

Dosen Pembimbing : Dr. Anik Juwariyah, M.Si

Tahun : 2023

Tari Loro Blonyo merupakan salah satu komponen yang terdapat dalam kegiatan ritual adat Methik Padi. Ritual adat Methik Padi menjadi tradisi turun temurun masyarakat Desa Glinggang Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo. Ritual ini bermakna sebagai ungkapan wujud rasa syukur dan doa bersama atas hasil panen padi yang melimpah tanpa serangan hama, penyajian tari dalam kegiatan ritual adat tidak akan tergantikan, karena hal tersebut berkaitan dengan simbol-simbol yang ada di dalam penyajiannya. Ritual adat Methik Padi di Desa Glinggang terdapat penyajian tari Loro Blonyo, Tari Loro Blonyo merupakan tarian yang didasarkan pada patung Loro Blonyo yaitu Dewi Sri dan Sadana, masyarakat Desa Glinggang meyakini Dewi Sri sebagai dewi padi, pembawa keberuntungan di bidang pertanian, sedangkan Sadana sebagai penjaga alam semesta.

Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mendeskripsikan bentuk penyajian tari Loro Blonyo dalam ritual adat Methik Padi di Desa Glinggang Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo. 2) Untuk mendeskripsikan makna simbolis tari Loro Blonyo dalam ritual adat Methik Padi di Desa Glinggang Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo.

Terkait dengan latar belakang diatas adapun beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan objek penelitian yang sama dengan subyek pembahasan yang berbeda untuk mendukung penelitian yang dilakukan saat ini. Mei Rina Alfianis (2017) Penelitian ini menghasilkan tentang struktur bentuk tari Loro Blonyo di Paguyuban Seni Solah Wetan Desa Wonoketro, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo. Relevansi dari penelitian ini adalah pokok bahasan yang membahas bentuk penyajian tari Loro Blonyo, sedangkan perbedaannya terletak pada obyek pembahasan. Arlina Happy Lupitasari (2019), penelitian ini menghasilkan bentuk penyajian Gong Gumbeng sebagai kegiatan ritual bersih Desa Wringinanom. Relevansi dari data tersebut bagi penelitian ini adalah keduanya membahas mengenai bentuk penyajian dan makna simbolis, sedangkan perbedaannya terletak pada objek kajiannya. Forenita Imanuel Dika Cristy (2021) Penelitian ini menghasilkan makna simbolis tari Luyung karya Tejo Sulistyo yang mengandung simbol presentasional untuk keseimbangan hidup, nasihat, dan harapan kepada pemerintah Kabupaten Klaten, sedangkan makna simbol diskursif terkait dengan instrumen yang digunakan dan warna busana tari Luyung. Relevansi dari kedua penelitian ini terletak pada pembahasan mengenai makna simbolis, namun yang membedakan terletak pada objek kajiannya.

Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori bentuk dan teori makna. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan objek penelitian tari Loro Blonyo dalam ritual adat Methik Padi di Desa Glinggang Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi, perekaman dengan sumber orang, tempat, kertas. Analisis data yang digunakan adalah tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Validitas data menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi waktu.

Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa tari Loro Blonyo digunakan sebagai sarana ritual adat Methik Padi, tari Loro Blonyo merupakan perwujudan Dewi Sri dan Sadana, dalam bentuk dan makna simbolis ada hubungannya dengan ritual adat Methik Padi sebagai ritual kesuburan.

Berdasarkan simpulan di atas, beberapa saran dapat disampaikan kepada berbagai pihak, yaitu: Bagi pemerintah Kabupaten Ponorogo dapat memberikan dukungan dan motivasi dengan mengikutsertakan tari Loro Blonyo dalam ritual adat Methik Padi dalam berbagai kegiatan Seni dan Budaya maupun pendokumentasian. Bagi para pelaku tari Loro Blonyo dalam ritual adat Methik Padi diharapkan dapat ikut menjaga kebudayaan ini sebagai aset berharga yang dimiliki oleh masyarakat Desa Glinggang Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo.

Kata kunci: Tari Loro Blonyo, Ritual Adat, Methik Padi, Bentuk, Makna Simbolis.

Abstrak EN :

ABSTRACT

LORO BLONYO DANCE IN THE METHIK PADI TRADITIONAL RITUAL IN GLINGGANG VILLAGE, SAMPUNG DISTRICT, PONOROGO REGENCY

(Study of Form and Symbolic Meaning)

Name : Lala Frisca Nanda Gustina

NIM : 19020134023

Study Program : S1 Drama, Dance and Music Education

Faculty : Faculty of Languages and Arts

Name of Institution : State University of Surabaya

Supervisor : Dr. Anik Juwariyah, M.Si

Year : 2023

Loro Blonyo dance is one of the components contained in the traditional Methik Padi ritual. The Methik Padi traditional ritual has become a hereditary tradition of the Glinggang Village community, Sampung Subdistrict, Ponorogo Regency. This ritual means an expression of gratitude and prayer together for the abundant rice harvest without pest attacks, the presentation of dance in traditional ritual activities will not be replaced, because it is related to the symbols in the presentation. The traditional Methik Padi ritual in Glinggang Village includes the presentation of the Loro Blonyo dance, the Loro Blonyo Dance is a dance based on the Loro Blonyo statue of Dewi Sri and Sadana, the people of Glinggang Village believe Dewi Sri is the goddess of rice, the bearer of good luck in agriculture, while Sadana is the guardian of the universe.

The objectives of this research are 1) To describe the presentation form of the Loro Blonyo dance in the traditional Methik Padi ritual in Glinggang Village, Sampung District, Ponorogo Regency. 2) To describe the symbolic meaning of Loro Blonyo dance in the traditional ritual of Methik Padi in Glinggang Village, Sampung District, Ponorogo Regency.

Related to the above background, there are several previous studies related to the same research object with different subjects of discussion to support the current research. Mei Rina Alfianis (2017) This research results in the structure of the Loro Blonyo dance form in the Solah Wetan Art Society of Wonoketro Village, Jetis District, Ponorogo Regency. The relevance of this research is the subject matter that discusses the form of presentation of the Loro Blonyo dance, while the difference lies in the object of discussion. Arlina Happy Lupitasari (2019), this research resulted in the presentation form of Gong Gumbeng as a clean ritual activity in Wringinanom Village. The relevance of the data for this study is that both discuss the form of presentation and symbolic meaning, while the difference lies in the object of study. Forenita Imanuel Dika Cristy (2021) This research produces the symbolic meaning of Tejo Sulistyo's Luyung dance which contains presentational symbols for life balance, advice, and hopes for the Klaten Regency government, while the meaning of discursive symbols is related to the instruments used and the color of Luyung dance clothes. The relevance of these two studies lies in the discussion of symbolic meaning, but the difference lies in the object of study.

The theories used in this research are form theory and meaning theory. The method used in this research is descriptive qualitative, with the object of research Loro Blonyo dance in the traditional ritual of Methik Padi in Glinggang Village, Sampung District, Ponorogo Regency. The data collection techniques used are observation, interviews, documentation, recording with the sources of people, places, symbols. The data analysis used is the data reduction stage, data presentation, and conclusion drawing. Data validity uses source triangulation, technique triangulation and time triangulation.

The results of the research and discussion show that Loro Blonyo dance is used as a means of the traditional Methik Padi ritual, Loro Blonyo dance is the embodiment of Dewi Sri and Sadana, in form and meaning there is a connection with the traditional Methik Padi ritual as a fertility ritual.

Based on the above conclusions, several suggestions can be conveyed to various parties, namely: For the Ponorogo Regency government, it can provide support and motivation by including Loro Blonyo dance in the Methik Padi traditional ritual in various Arts and Culture activities and documentation. For the performers of the Loro Blonyo dance in the Methik Padi traditional ritual, it is hoped that they can participate in maintaining this culture as a valuable asset owned by the community of Glinggang Village, Sampung District, Ponorogo Regency.

Keywords: Loro Blonyo Dance, Traditional Ritual, Rice Methic, Form, Symbolic Meaning.

Link Artikel

File Abstrak

File Lampiran